JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Hovding, startup asal Swedia membuat airbag untuk pengendara sepeda. Gagasan itu sendiri mungkin terdengar konyol, Tetapi perusahaan rintisan itu justru membanggakan airbag ciptaanya tersebut dan diklaim paling aman di dunia. Riset itu sudah dilakukan sejak 2010, ketika versi pertama Hovding muncul.
“Ini awalnya dimaksudkan untuk menjadi prototipe yang mengambil helm klasik dan dirancang dengan mempertimbangkan pengguna wanita yang tak ingin rambutnya rusak karena penggunaan helm,” kata CEO Hovding Fredrik Carling sebagaimana dikutip dari AutoEvolution, Minggu (14/6).
Mengambil isyarat dari teknologi airbag di industri otomotif, mobil khususnya, Hovding menciptakan perangkat seperti kerah yang berisi airbag, yang akan dapat mengembang jika jatuh. Airbag yang berfungsi layaknya helm pada pesepeda itu diklaim memberikan banyak manfaat dibandingkan helm tradisional lantaran bentuknya yang kecil dan efisien dari segi penyimpanan.
Hingga saat ini, iterasi ketiga dari produk airbag yang berfungsi layaknya helm yang dinamakan Hovding 3, dirilis tahun lalu dan membawa beberapa peningkatan besar pada. Airbag tersebut sekarang sedikit lebih kecil, sementara “helm” karet yang akan mengembang saat mendeteksi kejatuhan juga lebih pintar, lebih terhubung dan dilengkapi dengan usia baterai yang lebih lama.
Lebih penting lagi, Hovding 3 juga telah terbukti lebih efisien daripada helm sepeda tradisional sekitar 8 kali lebih banyak, menurut sebuah studi Juni 2020 lalu yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Swedia dengan dukungan dari British Road Safety Trust. Dan itu juga menjawab pertanyaan yang sering muncul seperti mengapa tidak memilih helm sepeda biasa, bukan perangkat seperti kerah ini?
“Hovding 3 memberikan perlindungan terbaik dan mencetak hasil tes terbaik sejauh ini mengenai penyerapan goncangan serta mitigasi dampak miring. Dibandingkan dengan helm berkinerja terburuk dalam pengujian kami, Hovding menawarkan risiko cedera otak tujuh kali lebih rendah.”
Terkait dengan penilaian baik dari Folksam, CEO Hovding Fredrik Carling menyebut hal itu adalah sebuah dukungan yang nyata. “Tes Folksam menyeluruh dan melampaui persyaratan hukum. Hasil unggul Hovding membuat kami lebih bertekad untuk melanjutkan misi kami untuk melindungi lebih banyak pengendara sepeda,” ungkapnya.
Hovding 3 sendiri dapat mengembang dalam 0,1 detik dari sensor saat mendeteksi gerakan abnormal. Seperti bisa dilihat pada gambar, karet yang mengembang akan membentuk pola layaknya sebuah helm yang mengelilingi leher dan kepala dalam airbag pelindung hanya saja lebih lembut karena ini adalah karet yang mengembang.
Menurut pembuatnya, sensor membaca pola pengendara sepeda 200 kali per detik, sehingga kemungkinan penyebarannya secara kebetulan sangat kecil. Airbag dilengkapi dengan konektivitas Bluetooth dan sekarang dapat menghubungi nomor darurat atau kontak yang dipilih jika terjadi kecelakaan.
Hanya dengan memasangkannya dengan smartphone dan menggunakan aplikasi khusus, pengendara dapat memonitor rute di mana kecelakaan terjadi (dan melaporkannya sendiri), dan dengan demikian membantu menciptakan infrastruktur untuk jalan yang lebih aman.
“Hovding 3 hadir dalam satu ukuran dan mudah disesuaikan hanya dengan satu tombol,” ujar Fredrik.
Pembeli bahkan dapat menyesuaikan helm karet mereka dengan memesannya dalam material yang berbeda warna agar lebih fashionable. Selain pengendara sepeda, Hovding bahkan mengatakan lebih dari 185.000 pengendara motor menggunakan produk tersebut dan lebih dari 5.200 telah melaporkannya menyelamatkan hidup mereka atau melindungi mereka dari cedera parah jika terjadi kecelakaan.
Harga untuk airbag atau helm tiup Hovding 3 sendiri dipasarkan mulai dari USD 283 atau setara dengan 3,9 jutaan dan naik ke USD 397 atau setara dengan Rp5,6 jutaan jika Anda ingin memilikinya dalam cetakan yang lebih mewah. Anda juga bisa mendapatkan casing terpisah dengan biaya tambahan tentunya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman