HAIFA (RIAUPOS.CO) - Juventus mendapat tamparan keras dari klub Israel, Maccabi Haifa di matchday keempat Liga Champions. Kekalahan memalukan ini membuat mereka perlu keajaiban untuk lolos ke fase knockout sebagai wakil Grup H.
Bikin malu. Itulah yang dilontarkan Presiden Juventus, Andrea Agnelli pasca kekalahan 0-2 mereka di Sammy Ofer Stadium-Haifa. Menurutnya, hasil ini bukan hanya memalukan manajemen, namun juga penggemar mereka.
"Kami merasa malu, kami meminta maaf kepada penggemar kami, karena kami tahu mereka pasti merasa malu untuk berjalan-jalan saat ini," kata Agnelli yang secara mengejutkan berbicara kepada Sky Sport Italia setelah pertandingan.
Kekecewaan dan rasa malu Agnelli bisa dipahami. Pasalnya, Maccabi Haifa benar-benar bukan tandingan Juventus. Kedalaman skuat kedua klub bahkan ibarat langit dan bumi.
Namun, yang tampak di lapangan, Juventus sama sekali tidak terlihat seperti raksasa Eropa. Mereka kekurangan determinasi, energi, dan ide sepanjang pertandingan.
Maccabi bahkan sudah memimpin di menit ke-7. Omer Atzili dengan mudah menaklukkan kiper Juventus, Wojciech Szczesny. Setelah serangkaian peluang emas, Omer Atzili memastikan kemenangan 2-0 Maccabi dengan tendangan kaki kiri dari dalam kotak penalti di menit ke-44.
"Ini adalah malam yang sulit dalam periode yang sulit. Ini adalah salah satu periode tersulit dan momen untuk bertanggung jawab, itulah mengapa saya di sini," jelas Agnelli soal menjelaskan alasan kemunculannya memberi wawancara.
"Saya merasa malu atas apa yang terjadi, saya marah, tetapi saya juga tahu bahwa sepakbola dimainkan dengan 11 orang, Anda kalah dan menang dengan 11 orang," lanjutnya.
Banyak spekulasi yang muncul bahwa kekalahan memalukan ini menjadi akhir kiprah pelatih Massimiliano Allegri. Namun, Agnelli menggaransi sang allenatore tetap aman hingga akhir musim.
"Dalam situasi seperti ini, ini bukan tentang satu orang. Ini adalah masalah yang harus ditangani oleh seluruh kelompok. Allegri adalah pelatih Juventus dan dia akan tetap sebagai pelatih Juventus," tegasnya.
Juventus menurutnya selalu mengevaluasi situasi di akhir tahun dan musim ini tidak berbeda.
"Saya selalu berjuang untuk mempertimbangkan pemecatan selama satu musim dan saya terus percaya itu," jelasnya.
Allegri mengakui kekalahan ini memang sangat sulit diterima.
"Sulit untuk dijelaskan, kami hanya bisa diam, karena itu bukan performa yang bagus dari segi karakter," kata Allegri dikutip dari Football Italia.
Sang allenatore mengatakan, ini bukan masalah teknis atau taktis. "Tim ini tidak memiliki hati dan semangat. Kami bermain terlalu banyak sebagai individu, kami harus kembali menjadi tim. Tidak pantas bermain seperti ini," tegasnya.
Dengan hasil ini, Juventus yang baru mengemas tiga poin saat ini terpaut lima angka di belakang PSG dan Benfica. Meski masih menyisakan dua pertandingan, rasanya sulit untuk melihat Juventus di babak 16 besar.
Situasi Maccabi sebenarnya tidak lebih baik. Akan tetapi, sukses mereka mengalahkan Juventus sudah menjadi kebanggaan luar biasa. Apalagi, ini adalah kemenangan pertama mereka menghadapi klub raksasa dalam dua dekade terakhir.
"Ini benar-benar usaha tim. Kami fokus sejak awal, kami percaya sepenuhnya bahwa kami dapat menutup celah dan kami melakukannya," kata kapten Maccabi Haifa, Neta Lavi.(amr/eca)