Histeria Suporter ''Ledakkan'' Stadion Utama

Olahraga | Jumat, 13 Juli 2012 - 09:26 WIB

Histeria Suporter
Timnas Indonesia gagal lolos ke Putaran Final Piala Asia U-22 setelah ditundukkan Jepang 5-1 di hadapan 42 ribu pendukung yang membeludak di Stadion Utama Riau, Kamis (12/7/2012). (Foto: said mufti/RIAU POS)

PEKANBARU (RP) - Stadion Utama Riau ‘’meledak’’ oleh histeria suporter yang menyaksikan pertandingan Tim Nasional (Timnas) Indonesia melawan Jepang di Kualifikasi Piala Asia U-22 Grup E, Kamis (12/7) malam.

Sayangnya, dukungan itu tidak mampu mendongkrak performa Garuda Muda sehingga harus mengubur mimpi tampil di putaran final tahun depan, setelah kalah 1-5.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut klaim panitia, tidak kurang 42 ribu penontong menyaksikan di tribun laga krusial bagi Andik Vermansyah dkk. Padahal kapasitas stadion kebanggaan masyarakat Riau itu 43.500 kursi.

Semua kursi terisi, termasuk kursi yang dari awal tidak dijual pun penuh, tepatnya di belakang tugu maskot PON. Di kursi penonton, baik kelas III sampai ke VVIP pun penuh sesak, bahkan banyak berdiri. Selain itu, masih ada ribuan yang tidak memiliki tiket menunggu hasil di luar.

‘’Luar biasa. Hari ini luar biasa, ternyata animo masyarakat Riau cukup tinggi untuk menyaksikan langsung pertandingan Indonesaia melawan Jepang. Meski akhirnya kalah, tapi kali ini sungguh luar biasa,’’ sebut Wakil Ketua Panitia, Zulfahmi Adrian.

Suporter mampu menjadikan Stadion Utama Riau memerah karena hampir semua penonton mengenakan baju warna merah, warna kostum kebesaran Timnas. Hebohnya lagi, atraksi kompak memberikan dukungan, mulai dari yel-yel hingga atraksi gelombang (mexican wave) mengelilingi tribun stadion.

Namun, masih ada banyak penonton yang masuk tanpa tiket. Kondisi ini sempat membuat kesal panitia, hingga akhirnya memberikan pengamanan ekstra di setiap pintu masuk. Memang pada akhirnya tak juga bisa terkendali.

‘’Banyak yang masuk, tapi tidak pakai tiket. Petugas pun memasukkan teman-temannya ke dalam. Ditegur dan dicegah tidak bisa,’’ sebut salah seorang panitia kepada Riau Pos.

Ketika kondisi penuh, penonton yang tidak berhasil memiliki tiket memanfaatkannya untuk berfoto-foto di dalam stadion. ‘’Ya, terpaksalah foto-foto saja, mau nonton masuk ke dalam penuh sesak,’’ sebut Desi, salah seorang penonton yang ditemui Riau Pos.

Diperkirakan ada tiga ribuan penonton di luar stadion yang tak bisa masuk. Meski begitu, penonton yang sudah terlanjur sampai di stadion tak lantas pulang. Mereka tetap menunggu untuk bisa masuk.

‘’Kami datang dari Kampar bang, kami beli tiket, tapi tiket habis sejak siang. Kami tidak akan pulang sebelum tahu hasil akhirnya, stadion ini hebat,’’ ungkap salah seorang penonton, Bahri, yang rela menunggu di luar dekat pintu masuk media.

Dari keramaian penonton itu, di kursi VVIP terlihat Menpora Andi Mallarangeng, Gubernur Riau HM Rusli Zainal, Kapolda Riau Brigjend Pol Suedi Husein dan Ketua Umum PSSI Pusat Djohar Arifin Husein memberikan dukungan untuk Timnas.

Empat Supoter Terjatuh

Di tengah keramaian penonton malam tadi, empat suporter jatuh dari tribun penonton ke basement. Setelah sempat dirawat di ruangan medis diketahui mereka bernama Nanda (21), Eka (16), Novri (22) dan Ridho (20).

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Riau Pos, keempat suporter tersebut berada di atas ujung tribun dan terjatuh karena berdesakan.

Nanda yang mengalami robek di bagian dagu dan patah kaki. Sementara Ridho yang sempat pingsan saat terjatuh dilarikan ke Eka Hospital dan masih dirawat hingga malam tadi. Kondisinya dilaporkan mengalami penurunan kesadaran akibat jatuh dari ketinggian lima meter.

Sementara itu dua korban lainnya, Eka dan Novri menjalani perawatan di RS Awal Bros Pekanbaru. Eka mengalami robek di bagian dagu, sementara Novri mengalami beberapa patah tulang. Keempat korban ini terjatuh di tempat yang sama.

Panitia pelaksana, yang diwakili Hadiyandra dari PSSI Pusat menyebutkan, empat korban itu satu di antaranya perempuan. Sebelumnya mendapat penanganan intensif di Eka Hospital dan Awal Bros.

‘’Kita menyayangkan terjadinya insiden ini, tapi semua menjadi tanggung jawab kita. Dengan catatan mereka yang memiliki tiket kita asuransikan,’’ tegas Hadiyandra saat dihubungi Riau Pos malam tadi.

Tidak hanya itu, berdasarkan pantauan Riau Pos, seorang orang penonton laki-laki mengalami pingsan di kursi penonton. Beruntung cepat diamankan oleh panitia dan diberikan perawatan kesehatan di stadion.

‘’Langsung kami bawa ambulans dan telah mendapat perawatan,’’ kata Gusmar, salah seorang panitia di lapangan. Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar saat dikonfirmasi Riau Pos membenarkan kejadian tersebut.

‘’Sementara informasinya empat orang dirawat di rumah sakit,’’ ujarnya.

Perwakilan Tim Medis Panitia AFC, Dr Taufik kepada Riau Pos  di Eka Hospital mengatakan, peristiwa ini terjadi bersamaan saat dilaksanakan seremoni pembuka pertandingan dan kedua tim akan memasuki lapangan sekitar pukul 19.30 WIB.

‘’Ada yang memberitahu bahwa ada yang jatuh. Langsung saya dipanggil ke belakang. Kita susuri dengan tim keamanan yang ada. Ketemulah posisi jatuhnya di Tribun Barat,’’ jelas Adang Ginanjar.

Saat itu yang pertama diketahui jatuh adalah seorang perempuan, Nanda (21). Setelah dilakukan pemeriksaan di tempat, ia diketahui menderita luka lecet di bagian kepala dan paha kanan diduga patah. Tiga menit berselang, usai ia menangani Nanda yang menghabiskan waktu sekitar 15 menit, ada lagi dua orang yang jatuh, yakni Ridho dan Novri.

‘’Dua orang ini ditangani oleh dr Fakhruddin Alpan. Ridho saat itu pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans, sedangkan Novri hanya menderita luka lecet dan kita duga patah pada panggul. Untuk Ridho, ia mengalami cedera kepala sedang. Dia masih dirawat,’’ papar dr Taufik.

Menurut informasi, sesaat setelah kedua orang ini jatuh, penonton keempat turut jatuh di lokasi yang berdekatan. Penonton keempat ini adalah Eka (16). ‘’Luka Eka tidak parah, ia hanya shock dan sudah pulang,’’ lanjutnya.

Wakil Ketua III Panitia AFC Mursid WK kepada Riau Pos membantah penyebab terjadinya insiden kemarin karena over capacity. ‘’Tidak melebihi kapasitas. Kondisi masih batas toleransi. Memang beberapa titik kita tutup,’’ katanya.

Dijelaskan Mursid, pihaknya sejak jauh hari sudah mengimbau agar penonton datang lebih awal. ‘’Ini agar tidak terjadi saling berdesakan,’’ ujarnya.

Setelah kejadian ini, Mursid menegaskan, pihaknya akan segera melakukan evaluasi. ‘’Kita akan perketat di tempat pintu masuk penonton. Kami juga mengimbau mereka agar masuk lebih cepat. Keamanan juga akan kita evaluasi,’’ jelasnya.

Peluang Habis

Kekalahan malam tadi, memupuskan peluang tim Garuda Muda Indonesia untuk meraih tiket putaran final AFC U-22 2013. Indonesia berada di posisi empat pada klasemen sementara Grup E dengan nilai 6.

Sementara bagi Jepang, tambahan tiga poin dari kemenangan malam tadi mengantarkannya ke putaran final. Jepang mengumpulkan nilai 12 dari empat pertandingan, disusul Australia di posisi kedua dengan nilai 10.

Posisi Jepang hanya mungkin digeser oleh Australia yang akan saling bertemu di pertandingan terakhir. Kalah pun, Jepang tetap lolos  dengan predikat runner up.

Posisi Indonesia mungkin tak tertolong lagi. Sisa satu pertandingan melawan Singapura, Ahad (15/7) lusa, sudah tidak mempengaruhi posisi Garuda Muda.

Syarat minimum untuk lolos sebagai posisi ketiga terbaik grup pun juga tak tergapai, karena kalau pun menang melawan Singapura di pertandingan ke-5 tersebut, perolehan Indonesia menempati peringkat ketiga dengan poin 9.

Namun, itu tetap tak mampu meloloskan Indonesia karena peringkat ketiga terbaik saat ini untuk sementara ada di tangan Oman (Grup A) dengan perolehan 10 poin dan surplus gol 5.

Pada pertandingan di Stadion Utama Riau malam tadi, Jepang memang perkasa. Empat dari lima gol yang bersarang ke gawang M Ridwan diborong Kubo. Satu gol tambahan dicetak Suzuki Ryuga di masa injury time. Gol balasan Indonesia hanya mampu dicetak melalui titik putih, dari pemain bertahan, Syaiful Indra Cahya.

Asisten Pelatih Indonesia, Liestiadi mengakui timnya kalah segalanya dari lawan. Mulai dari organisasi pemain di setiap lini hingga semangat permainan selama 90 menit pertandingan. Ia mengharapkan seluruh pihak dapat belajar banyak dari kekalahan tersebut.

‘’Memang setiap lini kita kalah. Permainan tim juga demikian. Kalah segalanya. Seharusnya dengan potensi besar Indonesia, kita bisa lebih baik lagi beberapa tahun ke depan, dengan menyatukan pengelolaan tidak hanya pemain, tapi juga pelatih dan seluruhnya,’’ ujarnya usai laga.

Liestiadi menambahkan, kekurangan Indonesia ada pada waktu persiapan yang sangat singkat. ‘’Kita baru masuk training center (TC) bulan April, sementara mereka sudah dari tiga tahun lalu mempersiapkan tim. Makanya selama pertandingan anak-anak selalu kalah di setiap lini. Inilah yang harus kita benahi dalam pesepakbolaan Indonesia,’’ lanjutnya.

Pelatih Kepala Jepang, Yoshida tetap merendah. Ia tetap mengakui ketangguhan Indonesia sebagai tuan rumah. Tapi timnya memang bisa bermain maksimal. ‘’Ini penampilan maksimal anak-anak, dan beruntung bisa menang lima gol,’’ ungkapnya.

Kubo, sang pencetak empat gol ke gawang Indonesia, menyadari tekanan dari suporter membuat timnya sedikit susah berkembang. Namun dengan semangat mampu keluar dari tekanan. ‘’Kami menyadari ini adalah partai tandang, tapi dengan memaksimalkan semuanya makanya dapat menang,’’ ujarnya singkat.

Indonesia memang bermain sedikit terburu-buru. Pasokan bola Garuda Muda di awal babak pertama sering terhenti akibat salah pengertian. Hal ini membuat anak-anak Jepang jadi lebih leluasa menekan pertahanan Dany Saputra dkk.

Jepang berhasil membuahkan tendangan pojok dari serangan pertamanya, namun masih gagal dimaksimalkan.

Permainan keras yang ditampilkan Jepang di sepuluh menit babak pertama membuat Andik Vermansyah kerap diganjal dan nyaris tak diberi ruang untuk menciptakan peluang. Hingga 15 menit pertandingan berjalan, Indonesia belum memberikan serangan membahayakan ke mulut gawang Nakamura.

Jepang yang menguasai pertandingan karena lebih unggul di lini tengah kembali mendapatkan peluang cantik di menit ke-16. Peluang itu tercipta saat penyerangnya, Kubo melepaskan tembakan dari sudut sempit. Namun masih melenceng tipis di sisi kiri gawang M Ridwan.

Tak mau kalah, Garuda Muda membalas melalui sepakan keras Hendra Adi Bayaw dua menit berselang. Namun bola yang mengarah ke sudut kiri gawang masih dapat ditepis Nakamura.

Malang bagi Indonesia, Andik Vermansyah yang beberapa kali dihentikan dengan tekel keras mengalami cedera di menit ke-20. Tak dapat melanjutkan pertandingan, ia harus digantikan Bima Ragil. Setelahnya, beberapa kali Kubo dan Hirota mengancam gawang Indonesia. Namun masih melenceng ke sisi gawang Timnas.

Jepang akhirnya berhasil menjebol gawang Indonesia. Kubo memanfaatkan tendangan bebas, setelah salah seorang rekannya dijatuhkan di luar kotak penalti.

Tendangan keras Kubo pada menit ke-31 mengubah skor menjadi 1-0 untuk keunggulan Jepang. Kebobolan satu gol, tampaknya meruntuhkan mental Garuda Muda.

Terbukti berselang dua menit saja, Kubo mencetak gol kedua bagi timnya. Gol tercipta berawal dari kemelut di depan gawang yang gagal ditutup lini belakang Indonesia. Dengan leluasa Kubo melepaskan tendangan keras dan mengubah kedudukan menjadi 2-0.

Tertinggal dua gol, Timnas berusaha bangkit. Indonesia bukan tanpa peluang, melalui koordinasi apik dari Agung dan Bima Ragil, pemain bernomor punggung 44 tersebut sempat berhadapan dengan Nakamura di bawah gawang.

Namun tendangannya masih lemah dan dapat diamankan kiper Jepang.

Memasuki babak kedua, Indonesia sedikit lebih berhati-hati. Permainan keras kedua tim tetap berlangsung. Gencarnya serangan Indonesia membuat Adi Bayaw berkali-kali harus dijatuhkan.

Semangat Timnas semakin menggebu setelah menit ke-56, umpan crossing yang dilancarkan pemain sayap Indonesia ditahan oleh tangan salah seorang bek Jepang. Hadiah penalti yang dieksekusi Syaiful berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2.

Menyadari semangat Indonesia meningkat, Yoshida memasukkan Hashimoto dan menarik keluar Hirota. Selang dua menit saja, Kubo mencetak hattrick pada menit 64 dengan tendangan melengkungnya yang menembus sudut kanan gawang M Ridwan. 3-1 Jepang memimpin.

Jepang semakin trengginas di sisa pertandingan. Mereka berhasil mencatatkan dua gol lagi, masing-masing pada menit ke-89 dari kaki Kubo dan kemudian dari kaki pemain pengganti, Suzuki Ryuga pada menit ke-92. Gol tercipta melalui serangan balik dan kerja sama apik di depan bersama Kubo.

Asisten Pelatih Indonesia Widodo C Putro mencoba meningkatkan serangan dengan menurunkan Yoshua Pahabol dan menarik keluar Adi Bayaw pada menit ke-75.

Namun perjuangan Garuda Muda hingga pertandingan berakhir belum dapat menghasilkan gol. Skor 5-1 yang diraih Jepang ini sekaligus mengantarkan Negeri Matahari Terbit tersebut ke putaran final.(.(gus/eko/egp/ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook