Laporan JPNN, Donetsk
SATU poin mungkin sudah cukup bagi Inggris di laga perdananya melawan Prancis, kemarin (11/6). Namun, Inggris menuai banyak kritikan pasca pertandingan tersebut. Apalagi dengan strategi bertahan yang diinstruksikan pelatih Inggris, Roy Hodgson dalam laga di Donbass Arena, Donetsk itu.
Dalam laga yang berkesudahan 1-1 itu, Inggris unggul lebih dulu melalui gol Jolean Lescott di menit ke-30. Pasca gol tersebut, Inggris langsung menumpuk pemain tengahnya. Sekalipun sembilan menit kemudian Prancis mampu menyeimbangkan hasil melalui gol Samir Nasri.
Tak tanggung-tanggung, delapan pemain pun langsung ditumpuk untuk membendung serangan dari Prancis. Sedangkan perlawanan Steven Gerard dkk hanya menggantungkan momentum serangan balik saja. “Karena kami tahu Prancis juga ingin memenuhi lini tengahnya,” ungkap Hodgson seperti yang dikutip dari Daily Mail.
Dari statistik permainannya, Inggris jelas kalah dari Prancis. Bahkan, dari sisi penguasaan bola, tim asuhan Laurent Blanc itu jauh lebih baik ketimbang tim racikan Hodgson. Hanya, sistem pertahanan yang sangat rapat membuat Prancis gagal menambah keunggulan hingga laga berakhir.
Kontan saja, permainan negatif Inggris tersebut menuai banyak kritikan. Terutama dari Prancis. Banyak yang menganggap permainan bertahan di lini tengah ala Inggris itu sama seperti yang diperagakan Chelsea kala melawan Barcelona di semifinal Liga Champions kemarin.
Salah satunya datang dari bek Prancis, Patrice Evra. Pemain andalan Manchester United (MU) itu merasa frustrasi dengan strategi yang disajikan Inggris. Sekalipun penggawa Prancis sudah bermain baik. “Semua orang pasti akan tertawa dengan permainan mereka,” sebut Evra.
Menurutnya, dengan menerapkan strategi seperti itu, tidak mungkin bagi Prancis untuk lebih berkembang. Dengan sedikit menyindir, Evra menganggap strategi itulah yang layak bagi Inggris untuk mengejar gelar di Euro tahun ini. “Mungkin dengan bermain seperti itu mereka pasti akan menang di sini,” lanjutnya.
Pernyataan senada juga dilontarkan Blanc. Diberitakan di The Sun, pelatih yang semasa aktif bermain pernah berkarir di Liga Primer Inggris bersama MU itu mengecam gaya permainan Inggris. Dia pun menyebutnya tidak boleh ditiru. “Kalau kami menirunya, kami mungkin hanya mampu bermain imbang 0-0 atau 1-1. Tapi kami ingin permainan yang menyerang,” ungkap Blanc.
Meski banjir kecaman, hasil satu poin itu rasanya cukup membuat penggawa Inggris puas. Gelandang Inggris, Scott Parker membenarkan jika permainan negatif memang berpengaruh dengan hasil malam itu. “Tapi itu dasar yang bagus bagi kami,” klaim Parker.
Terlepas dari strategi bertahan yang ditunjukkan timnya, Lescott yang juga pencetak gol Inggris dalam laga itu menganggap semuanya sebagai hasil kerja keras tim Inggris. “Penampilan solid yang dipadu dengan dukungan besar,” sebut Lescott dalam akun Twitter-nya.(ren/ted)