Kembalinya Valentino Rossi ke Yamaha membuat penggemar MotoGP bergairah menantikan 2013. Namun, untuk jangka panjang, seri balap itu masih seperti dalam kegelapan.
Catatan AZRUL ANANDA
Wajar bila Yamaha dan penggemarnya, berbinar-binar memikirkan prospek 2013 dan 2014. Untuk dua tahun itu, bila lancar, mereka akan menurunkan pasangan super, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Prospek mereka untuk dua tahun itu benar-benar maksimal.
‘’Kami sudah menurunkan superteam ini pada 2008, 2009 dan 2010. Saat itu, kami mampu menyapu gelar juara dunia untuk pembalap, pabrikan dan tim selama tiga tahun berturut-turut,’’ kata Lin Jarvis, managing director balap Yamaha, mengingatkan.
Pada 2013 dan 2014, minimal ada dua jalan cerita seru yang bisa diikuti. Pertama, seperti biasa, persaingan ‘abadi’ Yamaha versus Honda. Kedua, kini ada persaingan internal Yamaha, Lorenzo versus Rossi. Dan persaingan itu jauh lebih ‘panas’ daripada duel internal Honda saat ini, antara Casey Stoner versus Dani Pedrosa.
Seru bukan?
Sayangnya, untuk MotoGP secara keseluruhan, kembalinya Rossi ke Yamaha ini mungkin hanya obat sementara. Rasa manis yang bisa cepat hilang, berlanjut dengan rasa pahit yang sangat panjang. Secara keseluruhan, seri balap ini masih punya krisis jangka panjang. Ada dua problem masa depan MotoGP, yaitu yang berat dan yang sangat berat.
Yang berat, krisis bintang. Ya, masih ada Rossi, Lorenzo dan Dani Pedrosa. Tapi Casey Stoner bilang akan pensiun di penghujung 2012. Belum ada tanda-tanda dia membatalkan rencana itu. Jadi, tahun depan, praktis hanya ada tiga ‘alien’. Marc Marquez, yang ditarik Honda sebagai pengganti Stoner, masih belum tentu akan jadi superstar.
Dalam beberapa tahun terakhir, MotoGP sudah kehilangan terlalu banyak bintang yang bisa ‘dijual’. Dulu Marco Melandri dan Max Biaggi hengkang ke Superbike. Marco Simoncelli tewas. Kini, Ben Spies (walau bisa dibilang semi-bintang) tampaknya juga akan pindah ke Superbike. Nicky Hayden tak lagi ‘menjual’. Cal Crutchlow, yang tanda-tandanya ke Ducati, juga belum menunjukkan keajaiban. Andrea Dovizioso? Masih sangat tanggung. Lihat saja daftar pembalap tahun ini. Hitung berapa nama yang layak disebut ‘’terkenal’’. Nah, kalau yang ngetop-ngetop terus berkurang, MotoGP bisa tak lagi ngetop.
Dengan kembalinya Rossi ke Yamaha, Dorna bisa sedikit bernapas lebih lega. Bisa dibilang, Rossi memberi mereka waktu dua tahun untuk menata masa depan. Setelah dua tahun, Rossi bisa pensiun, atau minimal terlalu tua. Lorenzo juga mulai menua. Begitu pula Pedrosa. Stoner belum tentu comeback dan juga menua. Marquez belum tentu jago. Bintang lain belum tentu muncul. Kalau setelah dua tahun Dorna belum siap. Berarti umur MotoGP mungkin hanya dua tahun lagi? ***