Brasil
Tim asuhan Tite ini adalah negara pertama (di luar tuan rumah) yang memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2018. Trauma kekalahan 1-7 dari Jerman di Piala Dunia Brasil 2014 sepertinya sudah hilang.
Skuat Brasil berisi pemain-pemain bintang, yang muda dan yang senior, semua matang. Tak usah ditanya bagaimana mental juara seorang Marcelo atau Casemiro. Mereka sudah terbiasa mengangkat trofi Liga Champions.
Tak usah ditanya bagaimana mental bertanding Gabriel Jesus. Pemain-pemain belakang di Premier League tahu bagaimana licinnya penyerang Manchester City itu. Andai semua bersatu, skuat Selecao bakal sangat kuat dan seimbang.
Pemain kunci: Neymar
Brasil sempat menahan napas sejenak ketika Neymar cedera parah di Paris Saint-Germain, Februari lalu. Namun setelah penyembuhan, pemain berusia 26 tahun itu kembali bersinar saat Brasil melakoni laga uji coba dengan Kroasia dan Austria.
Dalam dua laga tersebut, Neymar mencetak gol dengan keterampilan brilian. Dia sudah kembali seperti saat dia dihargai PSG sebagai pemain termahal dunia.
"Brasil adalah favorit di Piala Dunia dengan sepak bola yang kami sajikan. Kami adalah salah satu tim yang bisa memenangkan Piala," kata Pelatih Brasil, Tite.
Perancis
Pasukan Didier Deschamps tiba di Rusia 2018 dengan skuat penuh dengan bakat individu hingga terbilang paling mahal di antara kontestan lainnya. Di antara 23 nama pemain tersebut ada Pogba, Griezmann, Mbappe dan Dembele, menjamin tingkat harapan. Deschamps bisa menjadi orang ketiga setelah Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer yang memenangi Piala Dunia sebagai sebagai pelatih dan pemain.
Pemain kunci: Antoine Griezmann
Griezmann selalu menjadi pahlawan tim. Bermain luar biasa di Euro 2016 dan tumpuan buat Atletico Madrid. Permainannya dinamis dan mematikan.
"Kami memiliki banyak ambisi, tetapi jika kami melihat negara (favorit) lain, ada dua di Eropa yaitu Spanyol dan Jerman yang berada di depan kami, dan satu di Amerika Selatan Brasil," tutur Deschamps
Jerman
Mempertahankan Piala Dunia sangat sulit, dan tidak ada yang berhasil sejak Brasil pada tahun 1962. Jerman tiba di Rusia 2018 dengan tim yang bisa dibilang lebih kuat daripada yang membawa kejayaan empat tahun lalu. Kemenangan mereka di Piala Konfederasi FIFA dengan skuat muda menggembar-gemborkan kedatangan anak-anak muda seperti Timo Werner, Leon Goretzka dan Joshua Kimmich, yang semuanya siap dan mampu berkontribusi.
Pemain kunci: Mesut Ozil
Brilian pada zamannya. Meski sempat dikritik dalam beberapa tahun terakhir karena inkonsistensi untuk klub dan negara, Ozil tetap seorang yang berbakat dan kreatif. Permainan Jerman yang kuat dan kolektif akan makin kaya dengan kehadiran Raja Umpan sekelas Ozil.
"Jerman akan diburu seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan pasukan yang harus luar biasa akan dibutuhkan jika kami ingin mengakhiri perjuangan dengan status juara dunia lagi," ujar pelatih Jerman, Joachim Low.
Spanyol
Setelah tersingkir lebih awal di Piala Dunia 2014 dan Piala Eropa 2016, Spanyol telah menemukan kembali kekuatan mereka. Pelatih Julen Lopetegui mengumpulkan pahlawan-pahlawan yang memenangkan tiga gelar utama berturut-turut antara 2008 dan 2012 dengan generasi baru Matador. Lopetegui tampak menjadi sosok tepat yang memadukan mereka sebagai.
Spanyol tampil luar biasa di babak kualifikasi. Karakter lapar gelar kembali hadir dalam tubuh tim.
Pemain kunci: David Silva
Meskipun tergolong veteran, Silva akan memainkan peran penting sebagai otak serangan di antara para bintang. Silva adalah jantung dalam rencana Lopetegui.
"Anda mendapatkan gelar favorit ketika Anda menang. Sepak bola Spanyol telah hidup melalui periode yang luar biasa di tahun 2008, 2010 dan 2012, tetapi setelah itu tim belum menemukan konsistensi atau kesuksesan yang sama. Kami memiliki ambisi besar datang ke sini (Rusia). Kami akan membuktikan diri," ucap Lopetegui.
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama