MADRID (RIAUPOS.CO) - Federico Valverde menjadi elemen penting dalam taktik Real Madrid saat mengalahkan Chelsea 3-1 di Stamford Bridge, pekan lalu (7/4). Entrenador Real Carlo Ancelotti memainkan Valverde untuk memperkuat trio gelandang paten Luka Modric-Casemiro-Toni Kroos daripada sebagai winger kanan pendamping Karim Benzema-Vinicius Junior.
Mobilitas Fede –sapaan akrab Federico Valverde- membuat lini tengah Real sukses mematikan agresivitas lini tengah Chelsea yang bisa menempatkan sampai tujuh pemain yang terdiri dari false nine, yakni gelandang serang Kai Havert, ditopang empat gelandang dan dua wingback.
Keuntungan lain memainkan Valverde sejak menit awal, gelandang veteran (36 tahun) Real Luka Modric bisa lebih menghemat tenaga untuk naik turun karena lebih fokus advance. Salah satu gol Real pun berasal dari umpan terukur pemain terbaik dunia 2018 tersebut.
Los Merengues (julukan Real Madrid) pun diklaim masih mengandalkan taktik yang sama saat ganti menghadapi Chelsea di Estadio Santiago Bernabeu dalam second leg perempatfinal Liga Champions dini hari nanti (siaran langsung SCTV/Champions TV 1/Vidio pukul 02.00 WIB).
Tentu saja, Chelsea yang berstatus juara bertahan tidak berdiam diri. Seperti dilansir Football London dan The Chelsea Chronicles, tactician Chelsea Thomas Tuchel telah menyiapkan taktik balasan. Taktik yang masih dirahasiakan seiring kebijakan Chelsea menghapus tradisi selayaknya tim tandang. Yaitu absen dalam sesi latihan di kandang lawan (Bernabeu).
Bukan hanya itu. Pre-match press conference oleh Tuchel pun tidak dilakukan di Bernabeu, melainkan dilakukan via telekonferensi dari Cobham (markas latihan Chelsea). "Tuchel tidak ingin Real bisa mengendus taktik rahasianya kalau harus melakukan sesi latihan di Bernabeu," tulis The Chelsea Chronicle.
Hal itu pun tidak disangkal oleh Sang Profesor –julukan Tuchel. "Kami membutuhkan skenario dahsyat untuk membalikkan keadaan. Pada first leg, aku menginginkan permainan tim ini lebih banyak melibatkan fisik tetapi tidak cukup intens. Selain itu, Real punya kapabilitas mengontrol pertandingan dengan penguasaan bola yang hebat," beber Tuchel seperti dilansir BBC Sport.
Pelatih terbaik Eropa dan dunia itu juga mengatakan bahwa salah satu penyebab fisik para pemainnya tak setangguh Real adalah perbedaan kebijakan pergantian pemain antara Premier League dan La Liga musim ini. Jika La Liga memperbolehkan pergantian hingga lima kali, Premier League masih menganut sistem lama dengan kuota tiga pergantian. Hal itulah yang diklaim Tuchel membuat fisik pemain Chelsea lebih terkuras.
Terpisah, Ancelotti menyatakan bahwa peluang Chelsea belum habis dan Real tidak ingin terlena. "Situasinya memang sulit bagi mereka. Tetapi, semangat mereka sebagai tim besar tidak akan pernah padam sebelum mencobanya," ujar mantan pelatih Chelsea periode 2009 sampai 2011 itu kepada Marca.(io/dns/jpg)