PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kadispora Riau Doni Aprialdi didampingi Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga (PPO) Desetiyati Cahyani, mengatakan para atlet yang saat ini sedang mengikuti pelatihan di Bandung dan Bali sudah mengikuti mekanisme seleksi yang ada.
"Kita melakukan seleksi sesuai mekanisme dan yang mengikuti pelatihan ini adalah atlet renang berprestasi. Tidak ada praktik KKN dalam menentukan atlet yang ikut pelatihan. Kita memang mengembalikan prosedur sesuai aturan dan mekanisme yang ada, semua atlet berhak mengikuti seleksi," tegas Doni, Rabu (11/4).
Hal itu disampaikan Doni ketika dikonfirmasi tentang adanya anggapan penetapan atlet renang pelajar yang masuk dalam program Pusat Pelatihan Latihan Pelajar (PPLP) dan Pusat Pelatihan Olahraga (PPO) Riau ditetapkan tanpa melalui mekanisme seleksi atlet. Hal ini dikatakan Ketua Umum Perkumpulan Renang (PR) Belibis Hanif Rusjdi, Selasa (10/4/2018).
"Kita melakukan seleksi sesuai mekanisme dan yang mengikuti pelatihan ini adalah atlet renang berprestasi. Tidak ada praktik KKN dalam menentukan atlet yang ikut pelatihan. Kita memang mengembalikan prosedur sesuai aturan dan mekanisme yang ada, semua atlet berhak mengikuti seleksi," kata Doni, Rabu (11/4/2018).
Sebelumnya, Hanif mengatakan saat ini Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau memiliki tiga program untuk cabang olahraga renang yakni Pusat Pelatihan Olahraga Daerah (PPOD), PPO dan PPLP yang menggunakan dana APBD Riau. Sayangnya hanya atlet renang PPOD yang pemilihannya berdasarkan seleksi secara terbuka di seluruh Riau, namun hasil seleksi menjadi agak janggal karena dilaksanakan dua kali seleksi.
"Seleksi PPOD pertama kami telah ditetapkan oleh pelatih asal Prancis David Armandoni namun Dispora pula yang menganulir dan diadakan seleksi ulang. Saat ini ada enam atlet renang PPOD/PPO berlatih bergabung dengan Pelatnas di Bali bersama pelatih David Armandoni dan Irwandi," ujar Hanif.
Dijelaskan Hanif, dirinya sudah memberitahukan hal ini kepada Kepala Dispora Provinsi Riau melalui pesan WA beberapa waktu yang lalu, namun hingga saat ini belum ada kejelasan bagaimana para atlet renang yang dibiayai oleh APBD Provinsi Riau tersebut dapat dilaksanakan tanpa ada azas keadilan bagi seluruh atlet renang Riau.
"Kejanggalan yang diterima oleh atlet-atlet renang di Pekanbaru yang mungkin tidak dirasakan oleh daerah lain, yaitu adanya keistimewaan pemilihan atlet PPO tersebut hanya dari salah satu klub renang yang secara kasat mata klub tersebut baru berdiri belum sampai setahun dan ada dugaan praktik KKN dalam seleksi atlet. tapi yang jelas itu menyalahi ketentuan penggunaan dana masyarakat melalui APBD Provnsi Riau. Kadispora harus tegas dan bisa menyelesaikan permasalahan ini, karena ini sangat merugikan atlet dan terutama pembinaan prestasi yang penggunaaan dana APBD yang sewenang-wenangnya. Sebagaimana diketahui bahwa pembinaan dasar atlet adalah di klub dan hanya atlet yang berprestasi berdasarkan hasil seleksi terbuka, atlet tersebut dapat masuk program yang menggunakan APBD Provinsi Riau," tegas Hanif panjang lebar.
Selain Hanif, beberapa klub lain juga mempertanyakan soal tarif masuk kolam renang eks venue PON sebesar Rp12.000 per orang untuk 2 jam. Terkait hal ini, Doni menegaskan hal itu tidaklah benar. Karena berdasarkan peraturan gubernur tarif masuk yang ditetapkan sebesar Rp3.000 per orang, namun untuk pembinaan atlet yang latihan di sana tidak dikenakan biaya alias gratis.
"Itu tidak benar, jika ada segera laporkan biar kita tangkap dan diproses secara hukum. Kita tidak ingin para atlet tidak nyaman berlatih dan diberatkan dengan biaya masuk diluar ketentuan. Dan memang benar kolam pernah kita tutup sementara waktu karena ada masalah dan saat ini sudah buka kembali dan para atlet dan masyarakat umum bisa berenang di sana," jelas Doni.
Keenam atlet yang saat ini mengikuti latihan Vanesa, Azara, Faisal Dewantara, Dimas, Tairon dan Diva.Saat seleksi pertama nama Diva tidak masuk dalam daftar atlet yang lolos, namun saat dilakukan seleksi ulang pada Februari lalu, Diva menjadi salah satu peserta yang lolos.(hen)