MANCHESTER (RIAUPOS.CO) - Chelsea menelan kekalahan terbesar dalam 28 tahun terakhir. Petaka itu terjadi di Etihad saat Manchester City membantai The Blues enam gol tanpa balas. Kali terakhir, Chelsea takluk dengan lebih dari empat gol pada Desember 1990. Atau, sebelum era Premier League.
Nah, setelah Chelsea dibantai, nasib Maurizio Sarri pun di ujung tanduk. Apalagi, Roman Abramovich kadung melekat dengan label owner klub paling tega di Premier League. Sepanjang 16 tahun berkuasa di London Cobham, tangan besi Abramovich sudah menelan banyak korban pelatih-pelatih elite. Jose Mourinho yang telah menghadiahinya delapan trofi saja dengan gampang dia pecat. Bahkan dua kali. Yakni, pada 2007 2008 dan 2015 2016.
Sarri? Tentu Abramovich lebih tega menghabisinya. Apalagi, Sarri belum memberikan trofi apapun. Dia (Abramovich) itu kejam, apakah dia kembali kejam saat ini? Saya pikir mungkin saja, ungkap Chris Sutton, mantan bomber The Blues era 1999 2000 yang kini jadi pundit BT Sport dalam program BBC Radio 5 Live.
Apesnya, ini juga kekalahan terbesar yang pernah dialami Mister 33 -julukan Sarri-selama 29 tahun karirnya sebagai pelatih. Dengan enam gol yang menjebol gawang Kepa Arrizabalaga kemarin, maka Chelsea jadi klub paling bobrok kedua di Premier League sepanjang 2019. Total, mereka sudah kebobolan 13 gol. Chelsea cuma kalah dari tim peringkat dua dari bawah, Fulham. The Cottagers sudah bobol 15 gol.
Dilansir ESPN Sarri lebih mengkhawatirkan nasib klubnya. Bukan masa depannya yang baru habis kontrak pada musim panas 2021. Kalau soal itu (masa depannya)? Tanyakan itu ke klub, sebut allenatore 60 tahun itu. Sarri mengaku belum pernah ngobrol dengan sang pemilik klub.
Tekanan? Menurutnya, itu sudah dia rasakan sejak dia menjejakkan kakinya di Stamford Bridge, musim panas lalu.
Sergio Aguero mencetak hat-trick masing-masing pada menit ke-13, 19 dan penalti menit ke-56. Lalu, dua gol dari Raheem Sterling dan satu gol lewat kreasi Ilkay Guendogan (menit ke-25).(ren/bas/jpg)