RABAT (RIAUPOS.CO) – Ditempatkan sebagai bek kiri sebenarnya bukan yang diinginkan gelandang Real Madrid Eduardo Camavinga. Sebab, bermain sebagai bek kiri menyisakan trauma baginya. Kali pertama dia dijajal di sisi kiri pertahanan adalah di Piala Dunia 2022.
Keputusan Didier Deschamps yang memainkannya sebagai bek kiri dalam dua laga Piala Dunia di Qatar tidak berujung dengan hasil akhir. Prancis selalu keok. Masing-masing 0-1 kontra Tunisia di matchday terakhir fase grup (30/11/2022) dan final melawan Argentina (19/12/2022) dengan kekalahan adu penalti 2-4 setelah skor 3-3 sampai babak waktu tambahan.
Seolah berkaca dari Piala Dunia, entrenador Real Carlo Ancelotti pun memainkan Camavinga dalam empat laga terakhir Los Merengues. Termasuk di semifinal Piala Dunia Antarklub kontra Al Ahly (9/2).
Ancelotti mengakui, Camavinga tak suka dimainkan sebagai bek kiri. Namun, kondisi di skuad Los Merengues menuntut pemain 20 tahun itu menjalankan tugasnya. Bek kiri Ferland Mendy masih dibekap cedera, sedangkan David Alaba dinilai Ancelotti lebih cocok sebagai bek tengah.
’’Dia (Camavinga) sempat terkejut ketika saya mengeplotnya sebagai bek kiri,’’ ungkap Carletto, sapaan karib Ancelotti, seperti dikutip Goal.
Seiring Camavinga bermain sebagai bek kiri, gawang Real dua kali nirbobol dan hanya kemasukan dua gol.
’’Dia mampu membuat beberapa peluang berbahaya di depan gawang lawan. Dia juga bisa memberi banyak kontribusi saat bertahan. Dia memang tidak suka dengan posisi itu, tapi saya menyukainya,’’ imbuh Carletto.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman