Laporan EDWAR YAMAN, Pekanbaru edwaryaman@riaupos.co
Belum ada satu pun tim putra yang mampu jadi juara Honda DBL Riau Series lebih dari satu kali. Tim Diesel SMA Cendana Pekanbaru ingin jadi yang pertama.
Permainan SMA Cendana di bawah asuhan Muhammad Mas’ud Kasim seperti mesin diesel, lambat panas. Namun semakin lama semakin mematikan. Kuarter pertama dan kuarter kedua mereka masih mencari-cari bentuk permainan. Di kuarter ketiga mereka menyalip dan mematikan asa lawan di kuarter terakhir.
Karakter permainan seperti itu yang membuat sekolah di kawasan Rumbai itu jadi juara pada 2009 dan runner-up pada 2010. Tahun lalu mereka tersandung di semifinal dari tim yang tipe permainannya hampir sama, SMAN 1 Telukkuantan.
Karakter tim diesel itu muncul lagi saat Cendana menghentikan lawan-lawannya di Riau Pos Honda HSBL Seri IX Pekanbaru. Sejak babak pertama hingga semifinal, Cendana menyingkirkan lawan-lawannya dengan cara nyaris sama. Mulai dari SMA Handayani, MAN 1 dan SMAN 1 Pekanbaru. Kecuali di partai final lawan SMAN 8 Pekanbaru, Ilham Anugerah dkk langsung tancap gas sejak kuarter pertama.
“Salah satu target kami telah terealisasi dengan menjuarai Honda HSBL. Kami bertekad jadi kampiun lagi di Honda DBL. Anak-anak tak boleh berpuas diri. Mereka harus tekun berlatih, karena semua lawan ingin mengalahkan kami. Dan yang membuat saya senang, karakter asli permainan Cendana seperti dua tahun lalu telah kembali,” ungkap Mas’ud.
Selain punya prestasi bagus, Cendana juga punya hoki bagus. Dengan kekuatan yang sudah menurun tahun lalu, Cendana masih bisa menembus semifinal. Bahkan sejak firts team Riau mengikuti DBL Camp ke Surabaya pada 2009 lalu, Cendana selalu punya wakil.
Mulai dari Ricky Ilhami Putra (2009), Ravy Zhafari (2010) dan Ilham Anugerah Abrar (2011). Ravy bahkan satu-satunya pemain Riau yang mampu menembus DBL All Star yang berguru dan bertanding ke Amerika Serikat.
“Kami punya tradisi dan hoki bagus di Honda DBL. Tahun lalu, tim kami tidak sekuat di tahun-tahun sebelumnya, tapi bisa melaju hingga ke semifinal. Kini kekuatan kami jauh lebih baik, dan kami ingin menjadi tim pertama yang meraih dua kali gelar Honda DBL. Dan tentu saja berharap pemain kami masuk first team,” ungkap Mas’ud.
Dijelaskan Mas’ud, begitu tersingkir di dari SMAN 1 Telukkuantan di semifinal Honda DBL tahun lalu, dia mulai menyusun kerangka tim. Lima anggota skuad tahun lalu masih ada dalam tim saat ini. Mereka adalah Ilham Anugerah Abrar, Daniel M Hasudungan Simanjuntak, Muhammad Deyo Rahman, Zulmanto Marvel dan Willy Triadi.
Mereka digabungkan dengan pemain kelas satu yakni, Rioga Deswara, Yoga Pranadifa, Cadas Jiwanyala Shazar dan Muhammad Zikri. Selain itu masih ada tiga pemain yang saat ini duduk di kelas dua yang bakal menjalani debutnya di Honda DBL, Ivan Reza Rainir, Willy Julianto dan Harry Fajrianto.
Rioga Deswara dan Yoga Pranadifa bahkan masuk starting five Mas’ud. Rioga sejak masuk SMA Cendana, bahkan sudah dua kali terpilih sebagai MVP (Most Valuable Player) pada PBL Junior pertengahan tahun lalu dan Honda HSBL baru-baru ini.
“Yang jelas di Honda DBL persaingan sangat ketat karena tim luar kota juga banyak yang bagus. Kami akan bekerja keras dan Insya Allah, kami bisa menang lagi,” terang Rioga, pemain kelahiran 9 Desember 1996 yang jadi andalan tim basket Popnas Riau tahun lalu.
Jika tim putra selalu difavoritkan setiap Honda DBL, tim putri belum mampu menunjukkan daya saing. Mas’ud menyebut bisa masuk delapan besar bagi tim putri itu sudah sangat bagus. Dia mengatakan tim putra-putri Cendana saat ini benar-benar fokus untuk Honda DBL. Dengan waktu yang kian dekat, mereka latihan empat kali sepekan untuk membenahi berbagai kekurangan yang ada.***