ROMA (RIAUPOS.CO) - Allenatore AS AS Roma Garcia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya melihat performa rekrutan anyarnya Radja Nainggolan.
Nainggolan ternyata mampu menampilkan performa hebat ketika membantu Roma menekuk Sampdoria 1-0 di babak 16 besar Coppa Italia, Kamis (9/1) malam.
Gol kemenangan Roma lahir melalui pemain asal Yunani, Vasilis Torosidis pada menit ke-6. Dalam laga itu penampilan gelandang berdarah Batak itu dianggap sesuai dengan ekspektasi Garcia. Terutama tentang kemampuan Nainggolan memainkan banyak peran di lini tengah I Lupi, julukan Roma.
“Saya menyukai performa tim ini, karena kami punya banyak peluang untuk menggandakan keunggulan dan tidak menderita di belakang. Sayang, gol kedua tidak dating,” kata Garcia seperti dilansir Footbal Italia.
“Nainggolan bisa bermain dalam banyak posisi di lini tengah. Dengan keberadaannya, kami bisa memainkan Miralem Pjanic lebih ke depan dan Francesco Totti sebagai trequartista. Ada banyak kemungkinan dengan bergabungnya Nainggolan,” terang Garcia di laman Football Italia, Jumat (10/1).
Namun, Garcia juga kecewa karena harus kehilangan gelandang Michael Bradley yang akan hengkang ke Toronto FC. Garcia mengaku tak bisa mencegah keinginan besar Bradley untuk meninggalkan Roma.
Pasalnya, selama ini Bradley memang kesulitan mendapatkan tempat di lini tengah I Lupi. Kedatangan Nainggolan pun semakin membuat Bradley kesulitan menunjukkan kemampuan terbaiknya.
“Memalukan karena Bradley pergi. Namun, dia memang ingin pergi. Kami tak bisa menahannya. Sangat menyedihkan. Saya mengerti dia ingin bermain lebih banyak lagi. Namun, sulit mendapat tempat di lini tengah kami,” tegas Garcia.
Jika Roma melaju, Inter Milan justru tersandung dari tuan rumah Udinese 0-1 di Friuli. Maicosuel menjadi pahlawan kemenangan Udinese lewat golnya di menit ke-32.
Udinese mendedikasikan kemenangan itu untuk sang kapten Antonio Di Natale yang memutuskan pensiun akhir musim nanti.
“Di Natale adalah seorang juara yang menjadi kekuatan kami dan membawa kami ke Eropa. Kami mempersembahkan kemenangan ini untuknya,” terang gelandang Udinese, Giampiero Pinzi di laman Football Italia, Jumat (10/1).
Di Natale memang menjadi legenda hidup bagi Udinese. Penyerang berusia 36 tahun itu merupakan top skor sepanjang masa Udinese. Selama sepuluh tahun berbaju Udinese, Di Natale menjaringkan 189 gol dalam 362 pertandingan.
Selain itu, Di Natale juga menjadi perwakilan warga Udine untuk Timnas Italia. Hingga kini, mantan pemain Empoli itu sudah membukukan 42 caps dan sebelas gol selama berbaju Gli Azzurri, julukan Italia.
“Di Natale merupakan simbol untuk Udinese. Dia adalah kapten kami. Kami ingin dia bertahan di Udinese untuk beberapa musim lagi,” tegas pemain berusia 32 tahun itu.
Sementara pelatih Inter, Walter Mazzarri menerima kekalahan timnya. Namun dia mengeluhkan keputusan wasit. Hal yang membuat Mazzarri kesal adalah insiden di akhir babak pertama.
Ketika itu Maurizio Domizzi menarik kaus Diego Milito di kotak terlarang namun wasit tidak menanggapi klaim penalti Inter.
“Ini menjadi sebuah lelucon sekarang. Anda melihat kejadiannya hari ini, jadi tidak ada orang yang bisa bilang bahwa ‘Mazzarri mengeluhkan kinerja wasit’,” sengat pelatih Inter itu kepada RAI Sport.
“Saya tidak ingin membicarakan tentang itu lagi di sisa musim ini,” kata Mazzarri.
Setelah lebih banyak ditekan di 45 menit pertama, penampilan Inter lebih baik pasca turun minum. “Inter dominan di babak kedua,” lanjut dia.
“Di babak pertama kami sedikit kocar-kacir karena tekanan Udinese. Hasilnya cukup kejam buat kami, tapi hal-hal seperti ini memang bisa terjadi di sepakbola,” jelasnya.(jos/ted)