PEKANBARU (RP) - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Riau menggelar TC penuh di Bengkalis dimulai sejak 7 Januari lalu meskipun program dari KONI Riau baru dijalankan tiga bulan sebelum pelaksanaan PON.
Hal tersebut dilakukan agar metode latihan yang harus didapatkan atlet sebelum bertanding dapat diserap secara keseluruhan.
“Di olahraga panjat tebing, banyak program yang harus dilewati para atlet, sehingga kalau digelar sesuai dengan program KONI maka tidak dapat diserap keseluruhan oleh para atlet, makanya kami gelar lebih awal,” ujar Sekretaris Umum FPTI Riau, Yudhi.
Alasan TC dilakukan di Wall Climbing Sport Center Bengkalis ditambahkan Yudhi karena saat ini venue PON panjat tebing di Unri sedang dalam renovasi. TC penuh tersebut akan diikuri 20 atlet dengan 30 kelas yang diturunkan, ditambah empat atlet non Pelatda.
“Empat atlet non pelatda adalah atlet yang terkena degradasi saat penentuan 100 persen. Tapi kalau prestasinya meningkat jelang PON ini, kemungkinan akan dipanggil lagi,” tambahnya.
Saat ini FPTI Riau mempersiapkan atletnya di nomor speed track dan bolder yang diharapkan bisa menyumbang medali emas pada PON.
Bahkan, untuk mewujudkan perolehan maksimal pada PON pula, pengurus FPTI berencana mendatangkan pelatih dari luar.
“Kami sudah mengajukan ke PB FPTI untuk mengambil pelatih dari Korea atau Cina yang saat ini menjadi kiblat di olahraga panjat tebing. Namun belum ada jawaban, semoga dalam waktu dekat ada kejelasan,” lanjutnya.(egp)