DOHA (RIAUPOS.CO) – Dibandingkan pelatih perempat finalis Piala Dunia 2022 lainnya, Walid Regragui paling tidak dikenali. Capaian tertingginya hanya di level Afrika ketika membawa Wydad AC memenangkan gelar juara Liga Champions Afrika musim lalu. Meski begitu, Regragui adalah pelatih termahal Afrika yang tai di Piala Dunia 2022 Qatar.
Selain Liga Champions Afrika, Regragui memenangi Botola Pro (liga domestik Maroko) pada musim yang sama dengan Wydad. Karena itulah, Federasi Sepakbola Maroko (FRMF) memboyongnya ke timnas Maroko per 31 Agustus lalu dengan harga mahal.
Pelatih yang sempat diejek dengan sebutan Si Kepala Alpukat itu dibayar GBP 650 ribu (Rp12,4 miliar) per tahun. Paling mahal ketimbang wakil Afrika lainnya di Piala Dunia Qatar. Otto Addo yang telah mundur dari Ghana per tahunnya ”hanya” dibayar GBP 352 ribu (Rp6,73 miliar).
Rigobert Song (Kamerun) menerima GBP 300 ribu (Rp5,73 miliar) per tahun; Aliou Cisse (Senegal) dengan GBP 273 ribu (Rp5,22 miliar) per tahun; dan Jalel Kadri (Tunisia) mendapatkan GBP 114 ribu (Rp2,18 miliar) setiap tahun. Mantan gelandang yang ikut membawa Maroko melaju ke perempat final Piala Dunia 1986 Aziz Bouderbala menyebut, tidak salah FRMF menggaji Regragui dengan nominal tinggi.
’’Dia (Regragui) langsung bisa nyetel dengan tim meski baru melatih Maroko 2,5 bulan sebelum kick-off. Dia memang cocok jadi pelatih timnas ketimbang pelatih klub,’’ ungkap Bouderbala kepada DPA.
Pengalaman Regragui bermain dan berlatih di Eropa juga menjadi faktor pendukung.
’’Membuat dia lebih open minded. Mentalitasnya berbeda dengan (Vahid) Halilhodzic (mantan pelatih Maroko, red),’’ imbuh Bouderbala.
Karier pemain Regragui banyak dihabiskan di Prancis bersama Racing Paris, Toulouse FC, AC Ajaccio, Dijon FCO, dan Grenoble Foot 38. Sebagai pelatih, Regragui pernah membesut klub Qatar Al-Duhail SC. Hal itulah yang membuatnya paham dengan atmosfer negara tuan rumah Piala Dunia tahun ini.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman