PIALA DUNIA

Jika Dua Tahun Sekali, Eropa Ancam Boikot Piala Dunia

Olahraga | Jumat, 10 September 2021 - 01:08 WIB

Jika Dua Tahun Sekali, Eropa Ancam Boikot Piala Dunia
Presiden Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Aleksander Ceferin. (JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Potensi boikot dari Eropa terhadap Piala Dunia bila FIFA memutuskan untuk menggelar turnamen tersebut setiap dua tahun sekali.

Demikian dikatakan Presiden Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Aleksander Ceferin memperingatkan FIFA seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/9/2021).


FIFA sedang melakukan peninjauan kalender pertandingan internasional, yang dipimpin oleh mantan pelatih Arsenal Arsene Wenger yang mengusulkan agar turnamen besar diselenggarakan setiap tahun.

Berdasarkan proposal itu, Piala Dunia akan dirotasi dengan turnamen kontinental seperti Piala Eropa dan dimainkan setiap tahun kedua, bukan setiap empat tahun sekali.

“Kami dapat memutuskan untuk tidak bermain di dalamnya,” ujar Ceferin kepada surat kabar The Times yang dikutip Reuters, Kamis (9/9/2021) kemarin.

“Sejauh yang saya tahu, Amerika Selatan juga tidak setuju. Jadi semoga beruntung dengan Piala Dunia seperti itu.”

“Saya pikir itu tidak akan pernah terjadi karena sangat bertentangan dengan prinsip dasar sepak bola.”

“Untuk bermain turnamen setiap musim panas selama satu bulan, para pemain akan kelelahan. Bila Piala Dunia digelar setiap dua tahun maka bentrok dengan Piala Dunia wanita, dengan turnamen sepak bola Olimpiade,” tambah Ceferin.

“Justru karena setiap empat tahun menjadikannya istimewa. Ini seperti Olimpiade. Ini acara besar. Saya tidak melihat federasi kami mendukung itu.”

Ceferin menekankan agar FIFA untuk sadar dan menolak gagasan tersebut.

“Saya berharap mereka (FIFA) akan sadar, karena saya tidak melihat pendekatan yang tepat kecuali berbicara dengan konfederasi.”

“Mereka tidak datang, mereka tidak menelepon, saya tidak mendapat surat atau apa. Saya hanya membacanya di media.”

Ceferin mengatakan dia juga tidak tertarik dengan usulan Piala Eropa UEFA diadakan setiap dua tahun, bukan empat tahun.

“Ini mungkin bagus untuk UEFA secara finansial, tetapi masalahnya adalah kami akan membunuh sepak bola seperti itu. Kami membunuh para pemain. Saya tidak melihat klub membiarkan para pemain pergi dan itu akan memecah belah kami sepenuhnya,” tambahnya.

 

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erwan Sani

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook