ROMA (RIAUPOS.CO) – AS Roma adalah klub terakhir yang merengkuh scudetto sebelum Serie A dikuasai trio Juventus, Inter Milan, dan AC Milan. Cerita 22 tahun silam itu kembali menjadi asa Giallorossi –sebutan AS Roma– musim ini.
Di antara perkenalan pemain klub-klub top Eropa, Paulo Dybala bersama AS Roma paling epik. Perkenalan pada 27 Juli lalu itu menyedot atensi dan euforia luar biasa dari ribuan Romanisti. Berdasar data Football Italia, Romanisti yang hadir mencapai 8 ribu orang dan 50 ribu lainnya menonton secara streaming.
Ditambah AS Roma menampilkan seremoni perkenalan Dybala dengan megah. Striker Argentina berjuluk La Joya alias Si Permata itu berdiri di sebuah panggung besar yang berlokasi di Gedung Palazzo della Civilta (Square Colosseum). Tata lampu sedemikian rupa sekilas mirip acara konser musik.
Atensi dan euforia Romanisti memang wajar karena mereka meyakini bahwa Dybala adalah elemen penting untuk membawa Giallorossi kembali merasakan trofi juara.
Musim lalu yang notabene musim perdana Jose Mourinho, AS Roma sukses menyudahi puasa gelar dengan berjaya di Liga Konferensi Europa. Kini Mourinho mendapat tantangan mengakhiri periode puasa scudetto bagi klub yang bermarkas di Trigoria tersebut.
”Kami akan coba menggapainya,” ucap Mourinho seolah mengerem ekspektasi berlebihan seperti dikutip Football Italia.
Satu hal yang bisa diharapkan Mourinho dalam misi scudetto adalah rekam jejak suksesnya pada musim kedua. Mulai di FC Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, lalu kembali ke Chelsea.
Hanya di Manchester United dan Tottenham Hotspur tak ada penanda gelar pada musim kedua pelatih berjuluk The Special One itu.
Saat di Spurs, Mourinho sebenarnya bisa memperpanjang cerita sukses musim kedua. Sayang, dia keburu dipecat sepekan sebelum final Piala Liga 2021.
Selain Dybala, AS Roma kedatangan dua gelandang alumnus Premier League, Nemanja Matic dan Georginio Wijnaldum, yang bisa memperkuat kedalaman skuad Giallorossi.
Di sisi lain, pilar Il Lupi atau Serigala –julukan lain klub dari ibu kota Italia– tersebut masih bertahan. Antara lain, il capitano Lorenzo Pellegrini, Nicolo Zaniolo, dan bomber Tammy Abraham. Bersama Dybala, keempatnya disebut Fab Four oleh media-media di Italia.
Pesta lima gol tanpa balas atas klub tangguh Ukraina Shakhtar Donetsk di Stadio Olimpico kemarin (8/8) dini hari WIB seolah jadi bukti. Mantan pemain dan allenatore Giallorossi Fabio Capello menyebut, musim ini skuad Mourinho tidak boleh lagi malu-malu untuk berkoar scudetto.
’’Giallorossi sudah setara dengan Juventus dan AC Milan. Jadi, sudah tidak perlu bersembunyi lagi,” kata Capello saat diwawancarai La Gazzetta dello Sport.
Ketimbang performa kandidat scudetto lainnya, perekrutan pemain dan hasil laga pramusim AS Roma memang yang paling seimbang kesuksesannya.
Duo Milan, misalnya, belum terlalu teruji kekuatannya karena memilih lawan gurem selama pramusim. Sementara Juve, meski belanja paling besar selama musim panas, tampil buruk selama pramusim.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman