PNOM PENH (RIAUPOS.CO) - Timnas bolavoli indoor putra Indonesia tampil sempurna di SEA Games 2023 Kamboja. Senin (8/5) malam, Nizar Julfikar dkk sukses mengalahkan tuan rumah di laga final yang berlangsung di Olympic Complex Indoor Main Hall, Pnom Penh. Indonesia menang dengan skor 3-0 (25-21, 25-10, 25- 15).
Kemenangan ini menegaskan dominasi bolavoli indoor putra. Sejak fase grup, skuad Merah Putih sukses meraih kemenangan dengan skor 3-0. Di laga final semalam, sebetulnya ada kekhawatiran karena Doni Haryono mengalami masalah saat pertandingan baru saja dimulai, alias perebutan di poin pertama.
Doni salah jatuh saat mencoba memblok serangan lawan. Beruntung kedalaman skuad Indonesia begitu mumpuni. Fahri Septian sebagai pengganti bermain baik. Bahkan blokan Fahri menjadi penentu Indonesia meraih emas di set ketiga.
Manajer Timnas Bolavoli Indonesia Loudry Maspaitella menyatakan, bahwa saat ini bolavoli putra Indonesia ada di generasi emas. Itu dibuktikan lewat raihan tiga kali juara SEA Games beruntun alias hat-trick. “Generasi ini memang generasi yang bagus. Kita beruntunglah. Ini generasi emas yang dimiliki voli Indonesia. Di pelapisnya mereka, usianya juga masih muda. Jadi enak (untuk rotasi),” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (JPG).
Ya, di SEA Games kali ini, ada beberapa pemain yang usianya masih di bawah 23 tahun. Di antaranya middle blocker asal Rokan Hulu, Riau Hendra Kurniawan (19 tahun), dan trio outside hitter Boy Arnez (19), Farhan Halim (21), dan Agil Angga yang baru 15 Mei nanti tepat berusia 23 tahun. “Kalau saya buat ilustrasi, kalau lapangannya cukup untuk 14 pemain yang dibawa bisa main semua, ya semuanya main. Karena sama semua kualitasnya,” bebernya.
Oleh sebab itu, di SEA Games kali ini tim pelatih memasukkan pemain berdasar strategi yang ingin dijalankan. “Bukan like and dislike. Yang dipasang sama semua kualitasnya, bagus,” ungkapnya.
Bicara soal kualitas, Loudry menuturkan bahwa sebetulnya juga masih banyak pemain yang ada dalam list-nya. Tapi, akhirnya tidak terbawa karena kuota terbatas. Sebelumnya terdapat 22 pemain yang menjadi proyeksi berdasar penampilan para pemain di Proliga musim 2023. Karenanya, mau tidak mau pihaknya mengeluarkan delapan nama dengan banyak pertimbangan.
“Kalau teknis kan sama semua. Ya itulah karena cuma 14. Dan dalam skala kecil hanya enam pemain di lapangan. Jadi mau nggak mau untuk menentukan bingung juga, orang semua sama kok kualitasnya,” ucapnya.
Bicara soal persaingan di level SEA Games, Loudry sangat detil melihat fenomena Indonesia yang selalu tampil melawan tuan rumah di final pada tiga edisi beruntun. Yakni melawan Filipina (2019), Vietnam (2021) dan Kamboja (2023). “Kita tidak ketemu sama Thailand,” ujarnya.
Menurut Loudry, setelah Thailand juara empat kali beruntun di SEA Games 2011 Jakarta-Palembang, 2013 Myanmar, 2015 Singapura, dan 2017 Kuala Lumpur, ada transisi regenerasi yang tidak bagus. “Proses regenerasinya tidak berjalan mulus. Transisisnya mereka itu antara setelah SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Itu kita sudah bisa lihat transisisnya tidak smooth,” ucapnya.
Oleh sebab itu, kejadian yang dialami Thailand ini sudah dipelajari oleh timnya. Dengan masuknya nama Hendra hingga Boy yang masih berusia di bawah 20 tahun, itu sebagai salah satu antisipasi regenerasi. “Pemain muda kita artinya bukan sebagai back up pelengkap. Tapi bisa bermain sebagai pemain inti,” ujarnya.
Setelah ini, rencana ke depan adalah persiapan Asian Games yang berlangsung di Hangzhou-Cina pada 23 September-8 Oktober. “Jadi next Asian Games yang bisa saya kasih statement, yang pasti rata-rata usia pemain akan lebih muda saat persiapan,” ujarnya. Sebab, pemain yang ada nantinya juga disiapkan untuk SEA Games selanjutnya edisi 2025. “Karena di SEA Games berikutnya pemainnya berusia 25-26 tahun. Sudah matang lagi. Jadi saya tidak mau ada like di antara regenerasi itu,” ucapnya.(raf/bas/jpg)