Laporan EDWAR YAMAN, Pekanbaru edwaryaman@riaupos.co
SMAN 9 Pekanbaru tak terbantahkan lagi sebagai salah satu kekuatan basket pelajar di Pekanbaru.
Prestasi tertinggi mereka adalah juara Honda DBL Riau Series dua tahun lalu. Bagaimana tahun ini?
Ya, sejak mengikuti Honda DBL pada 2008, tim putra SMAN 9 selalu masuk empat besar, kecuali tahun lalu. Berstatus sebagai juara bertahan, mereka langsung tersingkir di babak pertama dari SMA Kalam Kudus Pekanbaru. Saat ini mereka ditukangi pelatih yang mengantarkan tim putra SMAN 1 Rengat ke final tahun lalu, Welly Febrisa. Tak pelak Niners (julukan SMAN 9) kini dibebankan jadi juara.
Menghadapi Honda DBL, Welly telah mempersiapkan timnya sejak pertengahan tahun lalu. Dia bekerja keras untuk membuat timnya solid. Di ajang PBL Junior dan Pajak Cup tahun lalu, Welly terkesan masih menyimpan tim terbaiknya. Sebab target mereka adalah Riau Pos Honda HSBL dan Honda DBL.
Untuk iven ini, Niners bahkan menjalani try out ke Sumatera Barat (Sumbar) menghadapi tim kuat di sana. Di antaranya menghadapi favorit juara Honda DBL Sumbar, SMAN 3 Padangpanjang, Teguh Rahmat dkk kalah 29-35. Sementara dua laga lagi menghadapi juara dan runner-up Honda DBL Sumbar tahun lalu, SMA Don Bosco Padang dan SMAN 1 Payakumbuh, Niners berhasil menang.
Welly pun punya keyakinan timnya bisa bersinar di HSBL. Namun yang terjadi mereka malah tumbang di babak pertama dari SMAN 8 yang akhirnya melaju ke partai puncak. Welly menilai mental anak asuhannya masih labil. Mereka juga tak mampu menjaga konsistensi permainan. Padahal di iven besar seperti Honda DBL, faktor mental sangat berpengaruh.
“Mental anak-anak masih labil. Dari segi fisik dan permainan anak-anak tidak kalah dari SMAN 8 dan juga tim kuat lainnya di Pekanbaru. Hal ini yang harus kami benahi,” ungkap Welly.
Sebab, kata pelatih kelahiran 23 Februari 1978 ini, bila mental anak-anak asuhnya bagus, dia berkeyakinan kuat dinamit Niners siap meledak di Honda DBL 2012. Mengulangi pencapaian pada 2010 saat jadi kampiun. Dijelaskannya, dukungan sekolah untuk iven ini sangat besar. Niners juga memiliki suporter yang kompak dan fanatik dalam mendukung tim. Bahkan untuk Honda DBL nanti mereka sudah menyiapkan 100 syal bertuliskan Niners yang bakal “menghebohkan” Gelanggang Remaja.
“Kekalahan di HSBL pasti ada hikmahnya buat kami. Beruntung juga kami kalah di ajang itu, karena tak ada yang bisa kami ambil dari sebuah kemenangan. Kekalahan di HSBL justru menjadi cambuk bagi anak-anak untuk maksimal di Honda DBL,” terang Welly.
Sejak firts team Honda DBL dikirim mengikuti DBL Camp ke Surabaya pada 2009 lalu, SMAN 9 tidak pernah absen mengirimkan dutanya. Mulai dari Winata Verdio (2009), Fajar Alamsyah Akbar (2010) dan Nenda Ika Fitri Asra (2011), plus M Shadeq Iqbal yang ke sana via juara three point contest tahun lalu.
Di sisi lain kemampuan tim putri Niners sebenarnya juga tak kalah dengan tim putra. Di Honda DBL dua edisi terakhir, Niners putri selalu masuk semifinal. Peluang terbesar mereka lolos ke final sebenarnya tahun lalu. Sempat unggul jauh, mereka justru dipaksa menyerah oleh juara bertahan Santa Maria.
Tahun ini, Niners putri dilatih Jenny Nindia, mantan pelatih SMAN 2 Pekanbaru. Dari 10 pemain yang didaftarkan SMAN 9, hanya ada empat pemain yang main tahun lalu, yakni Ewis Oktareza, Rizkia Maisarah, Rahma Yunny dan Widya Ramalia Putri. Selebihnya pemain baru, empat di antaranya masih kelas satu. Di Honda HSBL mereka mampu menembus semifinal, namun kalah dari SMAN 1 Pekanbaru melalui overtime.
“Gagal di Honda HSBL, kami berbenah untuk Honda DBL. Kami akan mencoba bersaing di sana. Dengan banyaknya materi kelas satu, target kami sebenarnya tahun depan,” ungkap Jenny Nindia.(das)