JAKARTA (RP) - Kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan bakal mereduksi jumlah legiun asing. Satu klub hanya diperbolehkan merekrut empat pemain saja.
Jumlah itu lebih sedikit satu pemain jika dibandingkan dengan ISL musim lalu. Kalau musim lalu menggunakan lima pemain asing dengan format 3 pemain non Asia dan 2 pemain Asia, untuk kompetisi musim depan hanya ada satu pemain dari Asia saja yang bisa direkrut suatu klub.
Opsi 3 Non Asia plus 1 Asia itu ditetapkan PSSI dalam pertemuan klub-klub ISL di Hotel JW Marriot, Jakarta, tadi malam. Aturan tersebut sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh otirita sepakbola Asia, AFC. "Untuk kompetisi musim depan, kuota pemain asing hanya empat, dengan porsi 3 non Asia plus 1 Asia," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI yang juga CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono tadi malam.
Joko menuturkan, banyak pertimbangan yang membuat pihaknya akhirnya memutuskan untuk mengurangi kuota pemain asing ini. Yang paling utama adalah PSSI ingin mengurangi jumlah pemain asing musim depan dan lebih memberdayakan pemain lokal. Karena selama ini pemain lokal sering terpinggirkan dengan adanya penggawa impor.
Kedua, PSSI berharap dengan pengurangan kuota ini klub-klub mampu memaksimalkannya. Bukan lagi asal memiliki pemain asing saja dalam berkompetisi.
Dengan format 3+1 seperti ini, tidak serta merta semuanya bisa diturunkan dalam satu pertandingan. Nantinya untuk setiap pertandingan, satu klub hanya diperbolehkan menyertakan tiga nama pemain asing saja, baik yang berada di lapangan, ataupun yang berada di bangku pemain cadangan.
"Meski demikian, rata-rata klub yang mengikuti pertemuan tadi malam memilih hanya tiga pemain saja. Maklum, klub-klub tidak mau mengulangi kesulitannya dalam membayar pemain asing seperti musim lalu. Karena, dari pengalaman musim kemarin, dengan kuota lima pemain, banyak fenomena tunggakan gaji.
Bahkan beberapa di antaranya juga sampai sekarang masih tertunggak. Ada pula yang sampai dikurangi. Sebut saja legiun asing Persegres Gresik asal Paraguay Aldo Barretto.
Pemotongan gaji diakui manajemen Persegres dikarenakan faktor keuangan. Menurut CEO Persegres Asroin Widiana ketika ditemui di sela-sela pertemuan klub-klub tadi malam, pemotongan gaji Aldo karena kontrak bomber tersebut memang yang terbesar di skuad. "Intinya hanya untuk penyeimbangan neraca keuangan saja," pungkasnya. (ren/ttg)