JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tagar Ole Out menggema di Twitter (7/10), bahkan trending, setelah Manchester United keok 0-1 oleh Newcastle United. Seiring The Red Devils tercecer di peringkat ke-12 Premier League, apakah Solskjaer masih layak bertahan?
Pelatih kelahiran Kristiansund, Norwegia, 46 tahun silam itu sedang menghadapi tekanan terberat dalam karirnya. Manchester United, klub paling sukses dalam sejarah sepak bola Inggris dengan 20 gelar liga domestik, diklaim terjerumus di level kemediokeran.
Dari delapan matchweek, United cuma mengumpulkan 9 poin. Itu hanya 2 poin lebih banyak daripada tim teratas zona degradasi (peringkat ke-18), Everton. Sepanjang sejarah The Red Devils, capaian tersebut merupakan yang terburuk di era Premier League.
United pernah mengumpulkan 8 poin dalam delapan matchweek pada musim 1989–1990. Lalu, finis di posisi ke-13 pada akhir musim. Tapi, itu terjadi di era Football League First Divison.
Bak cendawan di musim hujan, keterpurukan United saat ini memunculkan masalah di internal tim. Kiper utama United David de Gea yang biasanya pendiam pun buka suara. De Gea yang menyatakan loyal sampai 2023 pada 16 September lalu meminta rekan-rekannya untuk lebih serius. ’’Banyak hal yang perlu diimprovisasikan dari tim ini. Saya tak tahu harus berkata apa selain terus mencoba, bertarung, dan berkembanglah setiap hari,’’ ungkapnya kepada Sky Sports.
Meski masih ada 30 matchweek, pisau guillotine sudah disiapkan jika Solskjaer gagal pada matchweek berikutnya. Ya, setelah agenda internasional mulai hari ini (8/10) sampai 17 Oktober, United ditantang Liverpool di Old Trafford (21/10). Dan, kondisi Liverpool bertolak belakang dari United. Memuncaki klasemen dengan poin sempurna (24 poin).
The Reds sekaligus menjadi mimpi buruk bagi pelatih sebelum Solskjaer, Jose Mourinho. Musim lalu brace Xherdan Shaqiri dan gol Sadio Mane mengantar Mourinho pada hari penghakimannya. Per 18 Desember 2018, Mourinho dipecat setelah kekalahan 1-3 di Anfield.
Apakah Solskjaer mengulang nasib Mourinho setelah laga melawan juara Liga Champions tersebut? Mantan pelatih Mole dan Cardiff City itu mengklaim laga melawan Liverpool datang pada momen yang tepat. Sebab, dia punya waktu untuk membenahi timnya.
Namun, dua pekan ke depan, tampaknya, juga dimanfaatkan dewan klub United untuk mengidentifikasi pelatih baru. Seperti dilansir The Sun dan Calciomercato, Massimiliano Allegri menjadi nama terdepan untuk menggantikan Solskjaer. Hal itu diperkuat pengakuan Allegri yang belakangan sedang memperdalam kemampuannya berbahasa Inggris.
Manchester Evening News menambahkan, selain Allegri, ada empat nama yang masuk kandidat. Yakni, Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur), Laurent Blanc (mantan bek United yang kali terakhir menangani Paris Saint-Germain), Arsene Wenger (eks Arsenal), hingga pelatih timnas Inggris Gareth Southgate.
Hanya, pandit Sky Sports yang juga rekan bermain Solskjaer di United, Gary Neville, menyebutkan bahwa dewan klub-lah yang harus disalahkan atas amburadulnya performa Ashley Young dkk. Pergantian pelatih dianggap mantan kapten The Red Devils itu bukan solusi ideal. ’’Tidak ada perbaikan yang bisa dilakukan secara instan,’’ tutur Neville.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal