PEKANBARU (RP) - PSPS Pekanbaru gagal mengamankan tiga poin pada lanjutan pertandingan ISL, Senin (7/5) kemarin di Stadion Sport Center Kuansing.
Bermain di depan publik sendiri, anak-anak Askar Bertuah seakan kehilangan semangat juang dan takluk dua gol tanpa balas dari Persela Lamongan.
Kedua tim pada pertandingan kemarin bermain imbang pada babak pertama.
Memasuki babak kedua, kelihatannya Dedi Gusmawan dkk kehilangan konsentrasi saat bermain di kandanganya.
Empat menit usai turun minum, kapten tim PSPS, Dedi Gusmawan membuat gol bunuh diri pada menit ke-49. Persela menambah keunggulan pada menit 75 melalui sontekan bek pengganti, Zainal Arifin.
Skor 2-0 bertahan hingga pertandingan berakhir. Melihat kurangnya semangat pemain selama pertandingan, membuat koordinasi antar lini tak berjalan.
Namun pelatih PSPS, Mundari Karya justru memiliki komentar yang sedikit kontroversial. Menurutnya, ia bersyukur karena para pemain mau bermain di pertandingan tersebut.
‘’Kita tidak bisa memberi komentar banyak, kita kalah mau bagaimana lagi, memang lawan lebih bagus, sudah bagus anak-anak mau main dan tampil,’’ sebutnya usai pertandingan dengan wajah lelah dan kecewa.
Apakah terkait belum dibayarkannya gaji oleh manajemen? Mundari tidak ingin berkomentar banyak. ‘’Semuanya kembali kepada pemain, dan kita sebagai pelatih tidak bisa masuk terlalu jauh sampai di sana,’’ paparnya.
Di lain pihak, pelatih Persela Lamongan, Miroslav Janu di ruang ganti pemain menyatakan, kedua tim bermain imbang. Di babak pertama, tim tuan rumah menurutnya bermain keras sehingga banyak pelanggaran yang terjadi.
‘’Kami berhasil memanfaatkan emosi pemain PSPS, dan baru kembali bangkit pada babak kedua, saat bisa membukukan dua gol. Pertandingan kali ini merupakan partai berat, karena lawan bermain keras,’’ ungkapnya.
Bermain di kandang sendiri, PSPS mencoba menekan jantung pertahanan lawan dari awal babak pertama. Bermain dengan mencoba menguasai lini tengah, di mana Mundari hanya menempatkan Zainal Arif di lini depan membuat kiriman bola lebih banyak di sisi tengah lapangan yang berada di kota Taluk Kuantan tersebut.
Persela yang merasa tertekan, mencoba memperkokoh lini mereka dengan sedikit bermain keras di sepuluh menit pertama. Alhasil, Irsad Aras harus rela menerima kartu kuning pertama di pertandingan tersebut setelah menjatuhkan Ko Jae Hyo yang berusaha menembus Park Chul Hyung dkk.
Menyadari timnya belum mampu memberikan serangan berarti di 20 menit pertama, Mundari tampak sedikit khawatir karena serangan Mario Costas juga beberapa kali mengancam gawang. Kesigapan Fauzal di bawah mistar gawang membuat PSPS masih bisa bernafas lega.
Patrice Nzekou yang absen pada pertandingan menghadapi Arema kemarin pun dimasukkan pada menit ke-25 untuk menambah daya gedor. Ia masuk menggantikan Gusripen Effendi. Sentuhan pertama pemain berkulit hitam dengan gaya rambut mohawk tersebut langsung dihentikan bek lawan dan memperoleh tendangan bebas. Sayang sepakannya masih membentur tembok kokoh Park Cs yang merupakan mantan bek tangguh tim Askar Bertuah.
Kelihatan sekali, dengan masuknya Nzekou, serangan PSPS jadi lebih dominan dan beberapa kali mengancam gawang Khoirul Huda. Beberapa kali peluang didapatkan April Hadi dan Zainal Arif, namun belum mampu memaksimalkan peluang tersebut. Suporter yang memenuhi stadion petang kemarin pun mulai bersemangat memberikan dukungan. Sementara lini belakang tuan rumah yang dijaga Dedi Gusmawan Cs sempat keteteran memasuki menit ke-30. Dimana sang kiper, Fauzal Mubarak membuat dua kali blunder saat mencoba menghalau bola namun jatuh ke kaki penyerang lawan, beruntung bola liar tersebut gagal dimanfaatkan.
Saling jual beli serangan di kedua tim semakin mengancam gawang masing-masing. Permainan keras pun tampak di sepuluh menit pertandingan berlangsung. Di mana pertama, penyerang Persela, In Kyun Oh harus mendapat ganjaran kartu kuning pada menit 38. Lalu disusul bek PSPS, Amrizal yang mendapat kartu kuning karena menjatuhkan penyerang asal Korea Selatan tersebut. Hingga tambahan waktu satu menit, skor imbang tanpa gol masih tetap bertahan.
Memasuki babak kedua, PSPS tertinggal lebih dulu melalui gol bunuh diri Dedi Gusmawan pada menit ke-49. Berawal dari tendangan bebas Mario Costas, Fauzal yang berhasil menepis bola justru terbentur kaki Dedi, bola masuk ke gawang karena jarak Dedi yang memang berada di mulut gawang.
Tertinggal satu gol, Mundari langsung menarik keluar Ade Suhendra dengan memasukkan Ali Khadafi. Anak-anak Askar Bertuah langsung merubah pola serangan dan terus menyerang habis-habisan pasca ketinggalan satu gol tersebut.
Persela mencoba menambah kekuatan mereka di lini tengah. Tampaknya Miroslav Janu tak ingin membuang kesempatan setelah unggul satu gol tersebut, pada menit 55, ia menarik keluar Irsad Aras dan memasukkan gelandang bertahan, Zainal Arifin.
Askar Bertuah sempat mendapat peluang melalui eksekusi tendangan bebas dari Fajar Handika. Tendangan kerasnya masih dapat ditepis Khoirul Huda. Satu lagi punggawa asal Medan yang dimiliki PSPS, Agus Cima hampir saja merobek jala gawang Laskar Joko Tingkir jika saja sundulannya tidak membentur muka Khoirul Huda. Bola mental pun gagal dimanfaatkan April Hadi di mulut gawang.
Mundari mencoba menambah daya gedor dengan memasukkan M Isnaini menit ke-65 dengan menarik keluar Ko Jae Hyo. Hingga menit ke-70, PSPS belum mampu memperkecil ketertinggalan.
Justru Persela semakin memperlebar jarak pada menit ke-75. Memanfaatkan kesalahan Michael Orah yang terkecoh dengan umpan terobosan kepada pemain pengganti, Zainal Arifin. Serangan balik cepat tersebut terbukti efektif dan membungkam kubu tuan rumah dengan sedikit sontekan dari pemain berpostur kecil tersebut. 2-0, PSPS tertinggal.(egp/ila)