JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tunggal junior Indonesia Stephanie Widjaja tampil sangat baik pada ajang German Junior 2020. Pemain nomor 338 dunia itu melesat ke final. Sabtu (7/3), Stephanie yang merupakan unggulan kedua turnamen bermain dua kali dan menang secara meyakinkan.
Pada perempat final, pemain berusia 17 tahun itu mengalahkan tunggal asal Jepang Akari Nakashizu dalam dua game langsung yang berakhir dengan skor 21-18 dan 21-14. Stephanie menyelesaikan laga dalam tempo 39 menit.
Sementara itu, pada semifinal, Stephanie membekuk pemain asal Hongkong Cheng Sin Yan Happy Serena juga dalam dua game. Stephanie menang 21-16 dan 21-12 dalam waktu 30 menit.
Sayang, pada sektor tunggal putri ini gagal terjadi All Indonesian Final. Sebab, pada pul atas, Saifi Rizka Nurhidayah kalah di perempat final dari tangan pemain Jepang Manami Suizu dalam dua game mudah 8-21, 13-21.
Hasil ini memang menjadi penurunan. Sebab, dalam turnamen sebelumnya yakni Dutch Junior International 2020, Saifi menjadi juara.
Pada semifinal, Suizu sukses mengalahkan unggulan ketiga asal Korea Selatan Lee So-yul dalam dua game langsung yang berakhir 21-11 dan 21-14.
Alhasil, Stephanie akan menghadapi Suizu dalam partai final besok (8/3) di Sportarena Berlin.
Pelatih tunggal putri junior Indonesia Minarti Timur ketika dihubungi JawaPos.com menjelaskan bahwa tim yang dia bawa ke Jerman mayoritas baru berada di pemusatan latihan nasional selama dua bulan terakhir. Jadi, mereka masih dalam tahap penyesuaian.
"Tapi, selama satu atau dua bulan ini anak-anak latihannya bagus, semangat, dan mau berusaha keras. Mudah-mudahan, bisa mendapatkan hasil yang maksimal di pertandingan dan menjadi juara," kata Minarti.
Minarti menambahkan bahwa dalam dua turnamen terakhir, sektor putri memang sengaja dimainkan di dua sektor. Misalnya, Stephanie juga turun di ganda putri, berpasangan dengan Ester Nurumi Tri Wardoyo.
Sayang, mereka kalah di perempat final melawan ganda Korea Selatan Lee So-yul/Yoo A-yeon dalam tiga game 17-21, 22-20, 21-14.
Tujuan turun di dua sektor, tambah Minarti, adalah dengan banyak bermain, mereka bisa lebih banyak menimba pengalaman. "Jadi, mereka menjadi lebih komplet. Dan fisik mereka menjadi lebih kuat. Sama saat zaman Susy Susanti-pun mereka main rangkap," kata legenda ganda campuran itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi