DOHA (RIAUPOS.CO) - Kapten Spanyol Sergio Busquets mengatakan bahwa kalah adu penalti oleh Maroko pada babak 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 merupakan cara yang kejam. Maroko menang 3-0 dalam adu penalti lawan Spanyol.
Itu setelah kedua tim bermain 0-0 selama 120 menit. Tiga penendang Spanyol gagal mencetak gol. Sementara tiga penendang Maroko berhasil menuntaskan tugasnya dengan baik. Jadi, hanya satu pemain yang gagal mencetak gol.
Dengan kekalahan ini, Spanyol resmi mencatat sejarah terburuk. Spanyol adalah tim pertama yang gagal menang dalam empat adu penalti di Piala Dunia.
“Sayang sekali. Diputuskan melalui adu penalti dengan cara yang paling kejam,” kata Busquets seusai pertandingan yang dikutip AFP.
“Ini sulit, sangat sulit bagi kami. Kami mencoba melemahkan dan melelahkan mereka dan mencari ruang. Kami kurang beruntung dalam penyelesaian akhir,” tambah pemain FC Barcelona itu.
Spanyol juga tersingkir oleh Italia di semifinal Euro 2020 melalui adu penalti. Setelah tersingkir, Busquets mengatakan bahwa dia belum tahu apakah dia akan pensiun dari tim nasional.
“Sekarang yang terpenting adalah tim nasional dan bukan saya,” kata Busquets.
“Ini malam yang sulit dan kami harus bangkit dan menggunakan ini sebagai pengalaman untuk permainan kami. Ada beberapa pemain yang sangat muda yang akan sangat terbantu dengan hasil ini,” tambah Busquets.
Kiper Spanyol Unai Simon cuma menghentikan satu tendangan penalti dari Maroko. Dia mengatakan timnya bermain lebih unggul dibandingkan Maroko. Tetapi itu tidak berarti karena Spanyol gagal mencetak gol selama 120 menit.
“Dalam adu penalti mereka unggul dan itulah yang membawa mereka ke perempat final,” ujar kiper Athletic Bilbao itu.
“Kami melihat ada kejutan sepanjang Piala Dunia. Kami tidak mampu mengatasinya dan kami tidak berharap tersingkir melawan Maroko, tetapi itu kenyataannya dan sekarang kami harus pulang.”
Maroko sendiri mencatat rekor besar pribadi. Singa Atlas untuk kali pertama berhasil menembus perempat final Piala Dunia. Maroko adalah tim keempat Afrika yang berhasil mencapai babak delapan besar. Achraf Hakimi dkk mengikuti jejak Kamerun (Piala Dunia 1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010).
Pelatih Maroko Walid Regragui juga menggoreskan tinta emas. Dia adalah pelatih asal Afrika pertama yang berhasil mengantarkan sebuah tim ke perempat final Piala Dunia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman