TERLANTAR DI PILIPINA

PSSI Riau Minta Usut Masalah Timnas U-13

Olahraga | Sabtu, 07 November 2015 - 11:06 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Indonesia keluar sebagai juara Kejuaraan International Invitational Youth Football Tournament Pinas Cup Philipina pada 27-30 Oktober lalu. Namun, masalah tersisa pasca turnamen tersebut.

Timnas Pelajar U-13 tersebut terlantar di Filipina. Total 13 orang dari skuad tersebut yang masih tertinggal di Manila, Filipina. Itu terdiri dari 11 orang pemain dan ditemani oleh dua ofisial tim.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sekretaris Asprov PSSI Riau, Zulfahmi Adrian meminta masalah ini diusut tuntas karena Timnas U-13 ini sempat menggelar seleksi di Bangkinang Kampar Riau. "Seleksi tidak transparan dan inilah hasilnya. Seleksi ini tak ada koordinasi dengan PSSI Riau," ujar Zulfahmi Adrian, Jumat (6/11).

"Ke depan, kami berharap apapun kegiatan sepakbola di Riau, berkoordinasilah dengan Asprov PSSI Riau sehingga tak muncul masalah seperti ini," tambahnya.

Pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)  telah berkomunikasi langsung dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Filipina.  

"Untuk sementara mereka sedang ditampung di rumah salah satu warga Indonesia yang berdomisili di Filipina," kata juru bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto.

Kemenpora  kaget setelah menerima laporan bahwa tim tersebut berangkat karena hasil rekomendasi mereka. Dari informasi yang mereka terima dari laporan orang tua anak yang ikut berangkat ke Filipina, skuad tersebut dibentuk oleh Kemenpora lewat Tim Transisi PSSI yang merekomendasikan salah satu event organizer (EO) bernama Kampiun Indonesia.

Namun, setelah ditelusuri, ternyata surat rekomendasi dari Tim Transisi ke Kampiun Indonesia itu palsu. "Ada pihak yang sengaja memanfaatkan situasi. Karena setelah kami cek ternyata mereka menggunakan surat bodong. Kami sedang menelusuri siapa otak di balik semua ini," kata Gatot.

Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cerdas Bangsa yang dipercaya oleh orang tua anak-anak Tim Nasional Pelajar U-13 Indonesia itu membenarkan bahwa ada modus penipuan di balik masalah tersebut. "Kampiun Indonesia memalsukan surat tim transisi atas nama Pak Bibit Samad Rianto, ini kan persoalan pidana," kata kuasa hukum Martin Siwabessy.

Siwabessy juga menjelaskan bahwa, upaya penipuan tersebut telah mengakibatkan kerugian sebesar ratusan juta rupiah. Sebab, setiap orang tua dimintai dana besar dengan jumlah berbeda. "Mulai dari Rp5 juta lima sampai dengan Rp10 juta, kami akan telusuri masalah ini lebih dalam lagi," ujarnya.(das/dik/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook