JELANG 100 HARI MENUJU ASIAN GAMES 2018

Terakbar di Indonesia hampir 6 Dekade Terakhir

Olahraga | Senin, 07 Mei 2018 - 13:57 WIB

Terakbar di Indonesia hampir 6 Dekade Terakhir
BELUM TUNTAS: Pembangunan arena menembak di Jakabaring Sports City Palembang masih belum tuntas

PALEMBANG (RIAUPOS.CO) - Empat pekerja tampak sibuk di siang yang terik di arena panjat tebing itu. Mereka sedangmemasang papan yang nanti dipakai para atlet berlomba. Di seberangnya, Kamis siang lalu itu (3/5), tak seorang pun tampak. Arena roller skate dan skateboard tersebut memang baru selesai direnovasi.

”Kalau venue roller skate tinggal melapisi trek dan pengecatan ulang. Itu tidak akan lama,” terang Afriandi Gunawan, staf operasional PT Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, kepada Jawa Pos (JPG).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di kompleks JSC itulah 12 cabang olahraga (cabor) Asian Games (AG) 2018 yang jadi tanggungan Palembang bakal dihelat. Dan hanya arena panjat tebing serta roller skate dan skateboard itulah yang progresnya baru mencapai 60 dan 70 persen. Selebihnya sudah selesai 100 persen atau hampir sepenuhnya selesai.

Di sisa 100 hari menjelang AG 2018 yang bakal jatuh pada Selasa (8/5), venue yang belum selesai memang tidak hanya ada di Palembang. Ada juga di Jakarta dan Jawa Barat. Tapi, Inasgoc menggaransi bahwa sisa pekerjaan itu bakal tak sulit diselesaikan. ”Semua venue sudah on progress (sesuai jadwal penyelesaian, red),” kata Harry Warganegara Harun, Deputi I Inasgoc Bidang Games Operation.

Terkait venue jet ski dan layar yang baru mencapai 60 persen, Harry menyebut Juli akhir sebagai batas waktu. Itu juga berlaku bagi semua venue.

”Kalau venue temporer itu kan tidak makan waktu lama untuk bikin,” ujarnya.

Venue temporer adalah venue yang tidak permanen. Memakai gedung atau hall yang sudah ada. Tinggal ditambahi tribun atau arena pertandingan por­tabel. Bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan. Atau bahkan kurang dari itu.

Ada beberapa venue lain di Jakarta yang juga terus dikebut penyelesaiannya. DI SUGBK ada venue squash yang baru dua bulan terakhir dikerjakan. Sedangkan agak ke pinggiran Jakarta, ada Velodrome Rawamangun yang baru saja menjalani sertifikasi UCI (Federasi Balap Sepeda Dunia).

Mengenai kemungkinan dampak tak kunjung selesainya venue terhadap masa adaptasi atlet, pelatih renang Albert Sutanto menepisnya. ”Seperti di multievent lain, paling 3–4 hari coba kolam sudah aman,” ujarnya.

AG 2018 adalah kesempatan kedua Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga terakbar se-Asia itu. Yang pertama sudah berlangsung 56 tahun lalu. Sebuah tugas yang tidak enteng. Sebab, dari segi kemeriahan, Asian Games mungkin hanya kalah dengan Piala Dunia dan Olimpiade. Karena itu, waktu 100 hari bisa dibilang sebagai alarm pertama bagi panpel untuk segera menyelesaikan tugas mereka. Dan, di luar venue, pekerjaan rumah (PR) mereka masih menumpuk.

Penataan kawasan, misalnya, di Jakarta maupun Palembang, sejauh ini belum terlihat maksimal. Terlebih di Palembang. Mungkin karena konsentrasi kontraktor di sana ke penyelesaian seluruh venue. Baru setelahnya mengamankan penataan kawasan. Itu belum termasuk pekerjaan rumah di transportasi, akomodasi, dan promosi. Palembang sekarang tengah mengebut penyelesaian LRT (light rail transit). Yang membentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan melintasi 13 stasiun, termasuk di Jakabaring.

Rencananya, LRT itu menjadi moda transportasi utama bagi para atlet dari bandara ke wisma atlet yang juga berada di kompleks JSC. Saat ini gerbong kereta sudah berada di depo LRT Palembang. Dalam sebulan ke depan bakal diuji coba jalurnya.

Asian Games kali ini juga menjadi test case pertama LRT Palembang sebelum digunakan masyarakat luas. Keberadaan LRT itu tentu diharapkan menjadi solusi terkait kemacetan yang kerap terjadi di Palembang. ”Khusus LRT, info yang kami dapatkan memang akan difokuskan untuk transportasi atlet, juga beberapa ofisial,” terang Kadispora Kota Palembang Ahmad Jazuli.

Kalau Palembang kelak mengandalkan LRT, Jakarta bakal menggunakan jalur khusus untuk transportasi atlet. Dari wisma atlet di Kemayoran ke venue pertandingan. Untuk wisma atlet, saat ini fasilitasnya terus dibenahi. Khususnya untuk penyesuaian kamar bagi atlet difabel. Sebab, setelah Asian Games, akan berlangsung Asian Para Games di Jakarta. Lanjutan renovasi dijadwalkan rampung pada akhir Juni mendatang.

”Tantangan kami adalah bisa melayani semua kebutuhan atlet, termasuk laundry,” ujar Director of Venue & Environment Department Inasgoc Arlan Lukman.(nap/c9/ttg/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook