Laporan EDWAR YAMAN, Pekanbaru edwar-yaman@riapos.co
SMP PGRI Andalan Pangkalankerinci menyita perhatian di Junio Junior Basketball League (JRBL) 2013 Pekanbaru Series. Tim dari Kabupaten Pelalawan itu kini menjadi satu-satunya tim luar kota yang tembus ke fantastic four atau babak semifinal.
Setelah sebelumnya main habis-habisan untuk mengalahkan SMPN 1 Bangkinang 21-20 melalui overtime, kemarin tim besutan Andri Winata itu memupus asa SMP Kalam Kudus Pekanbaru dengan skor 37-24 di GOR Tribuana, Selasa (5/11).
Di semifinal besok Ismi Aziz dkk menantang tim tangguh Pekanbaru, SMP Dharma Loka. Dharma Loka sendiri meraih tiket ke fantastic four setelah mengalahkan SMPN 17 Pekanbaru dengan skor 30-18.
SMP PGRI Andalan yang tampil di pertandingan terakhir kemarin, terlibat duel seru dengan Kalam Kudus. Sempat unggul 6-2 di kuarter pertama, Kalam Kudus yang dibesut Ricky Hendriawan membalikkan skor menjadi 13-11.
Namun selepas jeda SMP PGRI Andalan kembali tancap gas dan unggul 24-19. Di kuarter terakhir mereka makin percaya diri dan mengakhiri laga dengan keunggulan enam setengah bola.
Sukses tembus semifinal membuat Andri Winata bangga dengan kerja keras yang ditunjukkan anak asuhnya.
“Anak-anak bermain luar biasa seperti halnya saat menang atas SMPN 1 Bangkinang. Di dua kuarter awal kami sempat kewalahan dengan press ketat yang dilakukan lawan. Namun di dua kuarter terakhir kami sudah bisa menguasai keadaan untuk mendapatkan tiket semifinal,” tutur Andri.
Andri meminta anak asuhnya tidak besar kepala dengan hasil ini. Sebab laga semifinal bakal lebih berat lagi.
“Dharma Loka adalah salah satu tim tangguh di Pekanbaru. Kami harus menyiapkan diri baik fisik dan mental. Perjuangan pantang menyerah seperti laga-laga sebelumnya harus dijaga anak-anak. Kami juga akan menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi Dharma Loka,” ujar Andri.
Sementara pelatih Kalam Kudus, Ricky Hendriawan menilai kekalahan timnya selain lawan bermain bagus, mental anak-anak asuhnya sudah drop duluan.
“Ya, mental anak-anak sudah jatuh dari awal. Pasalnya guru pendamping yang seharusnya datang tidak ada. Malahan hampir tim kami didiskualifikasi. Namun anak-anak telah berjuang keras,” ujar Ricky.
Di sisi lain Dharma Loka mendapat perlawanan serius dari SMPN 17. Meski begitu tim besutan Dewit itu selalu unggul di setiap kuarter 10-2, 17-4, 27-11 dan menutup laga dengan keunggulan enam bola.
“Anak-anak tidak bermain seperti di pertandingan sebelumnya. Emosi mereka juga tidak terkendali, demikian pula dengan defense yang lemah. Ini akan kami benahi untuk menghadapi lawan berat di semifinal,” ujar Dewit.
Sementara pelatih SMPN 17, Rahmad Hidayat, mengatakan kekalahan anak-anaknya disebabkan defense timnya yang mudah ditembus.
“Lagi-lagi defense kami lemah. Anak-anak tidak fokus, selain itu ada kesalahan teknis, tapi inilah pertandingan,” ujar Rahmad.(*3/ted)