MILAN (RIAUPOS.CO) -- Bayang-bayang Maurizio Sarri sering mengikuti perjalanan karir Antonio Conte. Bahkan, itu dimulai sejak Conte menapaki karir melatih dari klub Serie C Arezzo pada musim 2006–2007. Lalu berlanjut di Chelsea musim lalu dan sekarang di Juventus. Sejauh ini, Conte tak lebih bagus daripada Mister 33, julukan Sarri.
Dua kali datang di Citta di Arezzo, markas Arezzo, Conte tak lebih dari tiga bulan duduk sebagai allenatore. Dia dipecat ketika baru 2,5 bulan melatih dan digantikan Sarri pada 1 November 2006. Lalu, kembali datang sebagai pengganti Sarri pada 13 Maret 2007 saat kompetisi tersisa sebulan. Begitu pula saat Conte bersama The Blues, julukan Chelsea.
The Godfather, julukan Conte, memang mampu menandai musim pertamanya di Chelsea dengan trofi Premier League. Tapi, Sarri malah sukses melebihi Conte. Musim lalu Sarri berhasil mengantarkan klub milik Roman Abramovich tersebut mengangkat trofi Liga Europa pada musim pertamanya.
Nah, musim ini masih terbuka peluang Sarri untuk melebihi capaian musim pertama Conte di Vinovo, kamp latihan Juve. Kans scudetto masih terjaga. Begitu pula potensi mengulangi gli invincibili (semusim tak terkalahkan) Juve ketika musim 2011–2012. Atau, musim pertama Conte di La Vecchia Signora, julukan Juve.
Karena itu, malam di Giuseppe Meazza, Milan, nanti adalah momen yang paling diharapkan Conte. Sebab, dari situ, dia masih punya napas untuk menjauhi bayang-bayang Sarri (siaran langsung beIN Sports 2 pukul 01.45 WIB). Setidaknya rekor unbeaten Juve di tangan Sarri terputus dan Inter melesat sebagai capolista dengan selisih lima poin.
’’Dia (Sarri) bersama klub yang selalu sulit dikejar di Serie A (Juventus). Kami berusaha mengakhirinya,’’ sebut Conte saat konferensi pers di Appiano Gentile tadi malam WIB seperti dilaporkan situs resmi Inter. Catat, di Serie A, hanya Inter dan Juve yang belum merasakan kekalahan.
Memang, di semua ajang, rekor Samir Handanovic dkk telah berakhir di Camp Nou, markas Barcelona (3/10). ’’Kami marah (karena kalah) dan akan kami lampiaskan malam itu (melawan Juve, Red),’’ lanjut tactician yang memberikan 3 scudetto bagi Juve dalam 3 musim beruntun (2011–2014) itu.
Media-media Italia mengklaim, duel itu berbalut persaingan antara Contismo (style Inter di tangan Conte) dengan skema back three yang kukuh di belakang dan Sarrismo (gaya serangan cepat ala Sarri) di Juve. Uniknya, dua gaya itulah yang menjadi kunci kesuksesan Chelsea saat ditangani duo Italiano, Conte dan Sarri.
Bedanya, di Juve, produktivitas Sarrismo saat laga-laga tandang masih rendah. Tiga laga tandang Serie A, Juve mencetak tiga gol. Atau, per laga hanya menciptakan satu gol. Inter? Sejauh ini Giuseppe Meazza masih terhindar dari kebobolan pada laga-laga Serie A. ’’Saat ini kami telah memahami letak kekuatan kami. Itulah yang bisa kami tunjukkan di depan mereka (Juve),’’ kata bek Inter Danilo D’Ambrosio dalam situs resmi klub.
Sarri kembali ke Italia dengan asa mengulang kesuksesan dua musim lalu bersama Napoli. Ketika itu Sarri tak tersentuh kekalahan dalam tujuh giornata pertama Serie A. Itu rapor terbaiknya di Serie A. Kepada Sky Sport Italia, Sarri tak mau dibebani nama besar Conte. ’’Dia pelatih terbaik di dunia, sudah terbukti. Kalau kalian cuma ingin berharap Conte vs Sarri daripada Inter vs Juve, aku tak tahu dasar apa yang kalian pakai,’’ beber Sarri.
Dia pun tak mau terjebak dengan romansa bersama Conte. Tidak pula menganggap laga itu sebagai penentu scudetto musim ini. ’’Ini soal perkembangan tim. Lebih penting bagaimana kami mempertahankan performa terbaik kami dengan tensi Giuseppe Meazza,’’ ucap Sarri. Maklum, ini grande partita kedua klub penguasa Serie A musim ini. Atau, setelah Juve menang 4-3 atas mantan anak buah Sarri, Napoli, pada giornata kedua (1/9). Itu pun terjadi di Turin.
Perkiraan Pemain
Inter Milan (3-5-2): 1-Handanovic (g) (c); 2-Godin, 6-De Vrij, 37-Skriniar; 87-Candreva, 8-Vecino, 77-Brozovic, 12-Sensi, 18-Asamoah; 10-Lautaro, 9-Lukaku
Pelatih: Antonio Conte
Juventus (4-3-1-2): 1-Szczesny (g); 16-Cuadrado, 19-Bonucci (c), 4-De Ligt, 12-Alex Sandro; 6-Khedira, 5-Pjanic, 14-Matuidi; 8-Ramsey; 21-Higuain, 7-Ronaldo
Pelatih: Maurizio Sarri
Wasit: Gianluca Rocchi
Stadion: Giuseppe Meazza, Milan
Live: beIN Sports 2 pukul 01.45 WIB
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal