BARCELONA (RIAUPOS.CO) – Lini belakang FC Barcelona musim ini punya reputasi mentereng. Tim asuhan Xavi Hernandez tersebut baru kebobolan 9 kali dalam 27 jornada di La Liga. Artinya, gawang Marc-Andre ter Stegen kebobolan setiap 3 jornada. Statistik yang membuat Barca –sebutan FC Barcelona– sukses memimpin klasemen dengan 71 poin. Unggul 12 poin atas rival abadi Real Madrid.
Tembok tangguh Barca di La Liga lumayan menular di Copa del Rey. Dalam tiga laga terakhir, pertahanan Barca yang diperkuat Ronald Araujo sukses nirbobol. Termasuk saat menang 1-0 atas Real dalam first leg semifinal di Stadio Santiago Bernabeu (3/3).
Performa yang ingin diduplikasi Barca dalam second leg semifinal di Camp Nou dini hari nanti (siaran langsung RCTI/RCTI+ pukul 02.00 WIB).
Kepercayaan diri Barca meningkat lantaran dalam El Clasico terakhir (20/3) Blaugrana –sebutan lain FC Barcelona– menang 2-1 di Camp Nou pada jornada ke-26 La Liga.
”Kemenangan-kemenangan sebelumnya tidak berarti apa-apa (untuk laga dini hari nanti, red). Anda semua tahu bahwa Real sangat terbiasa dengan laga dua leg dan mereka bisa mengalahkan tim mana pun. Performa di Liga Champions mereka jadi buktinya,” papar Xavi kepada ESPN.
Pernyataan pelatih yang sudah mempersembahkan Supercopa de Espana pada Januari lalu itu sepertinya upaya agar anak asuhnya tidak terlena. Sebab, Real seolah sudah mempersiapkan diri untuk meruntuhkan tembok tangguh Barca.
Itu seiring kemenangan setengah lusin gol tanpa balas Karim Benzema dkk atas Real Valladolid di La Liga akhir pekan lalu (3/4). Kemenangan terbesar Los Merengues –sebutan Real Madrid– pada musim ini.
Handicap Real untuk meruntuhkan tembok tangguh Barca adalah menyiasati wide attacker Real Vinicius Junior supaya tidak mati kutu karena penjagaan Araujo.
Berposisi asli bek tengah, Araujo sengaja digeser Xavi sebagai bek kanan untuk meredam Vini. Taktik yang bekerja dengan baik dalam tiga El Clasico tahun ini. Sebaliknya, ketika Araujo absen karena cedera aduktor, Barca kalah 1-3 pada jornada kesembilan La Liga musim ini (16/10/2022).
Meski begitu, selalu ada antitesis yang bisa berperan krusial. Bagi Real, justru faktor Camp Nou bisa jadi kartu truf mereka. Empat lawatan terakhir ke Camp Nou, Real tidak terkalahkan alias 2 kali menang dan 2 kali seri.
”Tipikal laga seperti ini (Real defisit satu gol dan bermain di Camp Nou, Red) adalah menuntut kami bukan untuk segera mencetak banyak gol, melainkan tentang memainkan sepak bola komplet dengan atau tanpa bola,” tutur entrenador Real Carlo Ancelotti seperti dilansir Marca.
”Sebab, Anda tidak bisa mencetak gol dalam lima menit, tetapi kemudian kebobolan dua gol setelahnya,” imbuh pelatih yang telah membantah akan menangani timnas Brasil tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
