MADRID (RIAUPOS.CO) - Liga Champions menjadi satu-satunya asa menyematkan wajah Real Madrid musim ini. Setelah terhenti di semifinal Copa del Rey juga tertinggal 12 angka di belakang pemuncak klasemen (48-60) Barcelona, trofi Liga Champions akan menjadi hiburan di akhir musim kalau bisa menang.
Menuju leg kedua 16 Besar dini hari nanti (6/3) versus Ajax di Santiago Bernabeu, Real sedikit tenang. Los Merengues punya tabungan dua gol saat menang 2-1 atas Ajax di leg pertama (14/2) lalu. Ajax harus menang dengan margin minimal dua gol jika ingin lolos ke perempatfinal. Dan harapan itu membesar seiring absennya bek tengah yang juga kapten Real Sergio Ramos yang menerima hukuman absen untuk dua laga dari UEFA terhitung sejak pertandingan dini hari nanti (6/3).
Nah, seperti diberitakan Football Espana kemarin entrenador Real Santiago Solari masih punya stok bek tengah yang bisa diandalkan pada leg kedua ini. Yakni Nacho Fernandez dan Raphael Varane. Statistik musim ini, sudah lima kali Real turun tanpa Ramos. Hasilnya dua kali menang dan tiga kali kalah. Dan sebagai catatan dua di antara tiga kekalahan tersebut terjadi di fase grup Liga Champions.
Dalam pre match press conference kemarin (4/3), Solari berkata ketiadaan Ramos seolah-olah membuat Real punya lubang besar di belakang. Dan pelatih yang punya julukan Indiecito tersebut punya alasan buat yakin dengan substitusi yang dilakukannya.
“Ramos memang sosok pemimpin bagi tim ini. Akan tetapi kami punya cukup pemain yang berpengalaman dan berkualitas untuk menggantikan posisinya di pertandingan ini,” tutur Solari dalam situs resmi UEFA.
Pelatih 42 tahun itu tak memungkiri jika musimnya sudah ‘runtuh’. Termasuk kekalahan beruntun di el clasico dengan jarak waktu kedua laga tak sampai 72 jam. “Tim ini memiliki karakter dan ini waktu yang pas buat kami menaruh konsentrasi di Liga Champions. Semua pemain bekerja keras untuk pertandingan ini,” kata Solari.
Meski Solari terdengar optimis soal peluangnya meraih trofi Liga Champions buat ke-14 kalinya namun eks pelatih Ajax, Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester United, Louis van Gaal tak sepakat. Yang disasar kritik oleh pelatih yang membawa Ajax juara Liga Champions 1994-1995 itu adalah bek tengah Real Varane. Cara bek Prancis yang jadi skuat juara dunia 2018 itu bermain tidak sesempurna yang dikira. “Kalau melihat Varane maka saya berpikiran jika Ajax masih peluang buat menang melawan mereka. Varane meninggalkanya banyak lubang di belakangnya dan dia selalu lebih fokus kepada bola ketimbang menjaga pemain lawan,” tutur Van Gaal kepada Ziggosport.
Menurut Van Gaal, daripada penampilan Varane maka bek muda Ajax Mathijs de Ligt punya kemampuan lebih baik. Meski masih 19 tahun, visi bermain De Ligt lebih mumpuni ketimbang Varane. Ramos yang tak bermain karena mendapat hukuman UEFA kepada NUSport kemarin berkata kalau pertandingan lawan Ajax tak ubahnya sebuah final bagi Real. Seperti musim lalu, hanya Liga Champions yang membuat Real bisa mengangkat kepala dan menepuk dada atas Barcelona. Boleh Barca meraih double winners domestik.
Namun Real memenangi titel Liga Champions ke-13 dan membuat mereka sebagai tim paling sukses. “Pada kompetisi Liga Champions ini kami punya kans untuk memberikan warna perjalanan di akhir musim. Titel Liga Champions musim ini memang masih jauh dari jangkauan kami (karena ini masih babak 16 Besar) namun kami tak berhenti berjuang,” tutur Ramos.(dra/jpg)