Doping, Guntur dan Indra Disidang Usai Idul Fitri

Olahraga | Minggu, 04 Agustus 2013 - 08:02 WIB

Doping, Guntur dan Indra Disidang Usai Idul Fitri
Indra Gunawan dan Guntur Pratama. Foto: detik.com

JAKARTA (RP) - Dua perenang Indonesia yang positif doping di Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) di Incheon, Korea Selatan, Indra Gunawan dan Guntur Pratama, bakal segera mengetahui akhir dari masalah yang mereka alami. Setelah Idul Fitri, Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) akan memanggil mereka untuk menjalani hearing.

"Dokumen tentang kasus mereka sudah saya terima dari KADA (lembaga doping Korea, Red). Saya akan kirim surat ke Menpora agar hearing segera digelar. Saya sebenarnya ingin digelar pekan depan tapi sepertinya baru bisa setelah Idul Fitri," kata Plh Ketua LADI Haryo Yuniarto, kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Seperti diketahui, Indra dan Guntur dinyatakan positif memakai doping di AIMAG yang berlangsung pada 29 Juni - 6 Juli lalu. Mereka dinyatakan mengonsumsi methylhexaneamine yang baru dilarang World Anti Doping Agency (WADA) tahun ini.

Akibatnya, medali emas Indra yang didapat di nomor 50 meter gaya dada pun dicabut. Sedangkan gelar medali perak Guntur yang diraih di nomor beregu 4 x 50 m tidak dicabut karena melibatkan tiga perenang lain yang bersih dari doping. Zat tersebut mereka dapatkan dari meminum energy drink Jack3d. Guntur mengaku sudah mengonsumsi sejak PON 2012 sedangkan Indra baru pertama kali. Itu pun karena diajak Guntur saat mereka tinggal dalam satu kamar.

Mereka berdua mengaku tidak tahu bahwa minuman tersebut mengandung zat terlarang. Sebab, Guntur mengaku mengonsumsi sejak dulu dan tanpa masalah. WADA memang baru merilis larangan terhadap zat methylhexaneamine tahun ini. Nah, Jack3d sudah meniadakan zat tersebut di produk keluaran terbaru. Guntur dan Indra apes karena yang mereka konsumsi adalah produk stok lama.

Saat ajang tingkat Asia itu digelar, Haryo bertindak sebagai ketua kontingen alias chef de mission (CDM). Dalam perkara doping tersebut, sampel urine B milik Indra sudah dibuka dan positif. Sedangkan Guntur sudah positif di sampel A. "Kami sempat menyanggah dan meminta membuka sampel B. Ternyata positif," katanya.

Hukuman dua atlet tersebut, kata Haryo, akan diganjarkan berdasarkan proses terjadinya pelanggaran. Jika mereka memang sengaja ingin meminumnya untuk meningkatkan performa, hukumannya bisa berat. "Tapi jika hanya diberi atau ada orang yang menyuruh, atau karena ketidaktahuan, hukumannya bisa lain," ungkap Haryo yang juga Ketua BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia). (aga/dra/ang)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook