Tuntut Gaji Pemain PSMS LI Malah Disanksi

Olahraga | Kamis, 04 Juli 2013 - 08:16 WIB

MEDAN (RP) - Kabar yang beredar soal ancaman sanksi terhadap 11 pemain PSMS versi PT Liga Indonesia (LI) menimbulkan reaksi yang mencengangkan. Pasalnya aksi mereka menuntut gaji ke Kantor PSSI dan PT LI dianggap melanggar kode etik disiplin.

Bukannya mendapat jawaban atas hak yang mereka tuntut justru ancaman sanksi yang harus mereka dapatkan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Irwin Ramadhana, seorang pemain yang ikut melakukan aksi di Jakarta, mengatakan, tidak habis pikir dengan kabar tersebut. Meskipun hal itu didengarnya dari media.

“Memang tidak ada PT LI menyampaikan kepada kami seperti itu. Tapi kami dengar memang seperti itu. Ini kan aneh, masa pemain yang disalahkan? Kami kan hanya mengadukan hak kami kepada mereka karena kami anggap PT LI dan PSSI itu yang membawahi kompetisi dan kami harap bisa membantu. Tapi malah kami dengar soal hukuman kepada kami. Kalau masalah sanksi harusnya pengurus yang dihukum bukan pemain,” tuturnya, saat ditemui di Mess Kebun Bunga, Rabu (3/7).

Apalagi aksi pemain di Jakarta juga dikarenakan para pemain sudah merasa tidak tahu harus mengadu ke mana. Sejauh ini Ketua Umum Indra Sakti Harahap tak menjalin komunikasi yang baik dengan pemain.

“Ya kami mau mengadu ke mana lagi kalau tidak ke sana" Lagipula ketua umum tidak pernah menjumpai kami dan kami tidak tahu harus menjumpainya di mana. Didatangi ke rumahnya tidak ada. Dipanggil PT LI di Jakarta pun ia tak datang. Padahal kami sudah menunggunya,” bebernya.

Sebelum dan pasca pemain beraksi di Jakarta, baik perwakilan manajemen, pelatih, dan pemain juga sempat mendatangi kediaman Indra. Namun Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu tak pernah berada di tempat. Anehnya, Indra malah menuding Irwin dkk sengaja melakukan aksi itu untuk menjatuhkan pengurus karena adanya pihak ketiga.

“Ia (Indra, red) sudah mengada-ada. Kami murni menuntut hak karena sudah berbulan-bulan tidak dibayar. Pertemuan Jumat (28/6) lalu juga tidak ada hasilnya. Malah ia minta kami menandatangani proposal yang tidak jelas arahnya ke mana. Jelas kami tidak tahu,” ujar kiper yang sudah empat musim terakhir berseragam PSMS ini.

Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan pemain dan Asisten Pelatih Coly Misrun, serta Mardianto. Tak termasuk Pelatih Kepala Suharto AD, yang justru tak diundang. Berakhir tanpa solusi, Indra sempat menyebutkan jika itu pertemuan terakhirnya dengan pemain dan selanjutnya diserahkan ke jalur hukum.

“Makanya kami tantang ia untuk datang ke Mess Kebun Bunga, buat pertemuan dengan semuanya. Baik itu pelatih, seluruh pemain, dan media. Tidak ada perwakilan-perwakilan. Jadi buka-bukaan saja. Tapi ia nggak berani. Kenapa? Karena memang takut. Kalau benar ngapain takut. Kalau masalah hukum kami juga sudah siapkan pengacara,” cetus Irwin.

Saat ini skuad PSMS berharap banyak pada dana sisa subsidi sebesar Rp200 juta yang rencananya bakal dialirkan ke kocek pemain. Namun itu terganjal persetujuan pengurus. “Itulah yang belum disetujuinya. Saya nggak ngerti juga,” ujar Irwin.

Saat ini Indra dipanggil PSSI untuk pertemuan di Jakarta yang masih berlangsung hingga berita ini diturunkan. Irwin berharap PT LI bijak. “Kami sudah bicara dengan Pak Djoko dan menceritakan semuanya. Saya harap beliau bijak untuk menentukan keputusan. Kalau soal hukum saja cepat. Tapi kenapa urusan gaji nggak pernah beres,” katanya.

Sementara itu Suharto AD sangat menyesalkan jika benar sanksi dijatuhkan. “Pemain hanya menuntut haknya. Tidak ada yang lain. Jadi Pak Indra juga jangan berpikiran macam-macam. Begitu juga PT LI. Lagipula siapa bilang itu pertemuan terakhir. Saya sebagai pelatih kepala juga tidak diundangnya (Indra, red) saat itu,” tandasnya. (don)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook