TOKYO (RIAUPOS.CO) – Berita mengejutkan bahwa Suzuki akan mundur dari MotoGP di akhir musim ini membawa dampak domino terhadap segenap lini yang terlibat dalam balapan kelas premium tersebut.
Yang utama adalah Dorna harus mencari tim pengganti untuk mengisi slot kosong tersebut. Selain itu, mengingat dua pembalap Suzuki adalah rider di level tertinggi MotoGP, mereka wajib dicarikan tempat.
Efeknya buruknya sebenarnya tidak terlalu berdampak pada Joan Mir atau Alex Rins. Tapi lebih kepada rider rivalnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa selain Fabio Quartararo, Mir juga sedang didekati oleh Repsol Honda untuk menjadi tandem Marc Marquez.
Mau tidak mau posisi Pol Espargaro yang tak kunjung tampil moncer bersama pabrikan sayap mengepak tersebut, sedang terancam. Apalagi, dengan terbatasnya pilihan Mir di luar sana, dia tidak akan mematok harga terlalu mahal untuk mendapatkan tim anyar.
Namun, jika formula itu gagal tercapai, pilihan lain adalah Ducati. Mir yang punya gaya pengereman kuat cocok dengan karakter Desmosedici. Untuk skenario ini, Jack Miller yang bakal menjadi korban dan ditendang dari tim utama ke tim satelit.
Lalu, banyak orang akan berpikir bahwa rasanya mustahil Mir mendapat tempat di sana karena begitu banyak antrean rider-rider hebat di Ducati mengincar kursi Jack Miller.
Seperti Enea Bastianini dan Jorge Martin. Untuk nama terakhir, peluangnya sebenarnya lebih besar karena dia membalap untuk Pramac yang lebih dekat levelnya ke tim pabrikan ketimbang Gresini Racing.
Tapi, inkonsistensi penampilannya di awal musim ini bisa jadi pertimbangan besar bagi Ducati. Martin mengalami crash out di empat dari enam balapan pembuka tahun ini. Opsi lain adalah KTM. Brad Binder memang sudah menandatangani kontrak hingga akhir 2024, tapi juara GP Indonesia Miguel Oliveira, yang dikabarkan sedang bernegosiasi dengan Suzuki, habis masa baktinya akhir musim ini.
Bagaimana dengan Rins? Melihat gaya balapnya yang memang lebih pas dengan karakter mesin empat silinder segaris, maka Yamaha adalah pilihan paling masuk akal. Dan tempatnya adalah tim satelit Yamaha WithU. Karena di sana ada dua kursi yang mudah sekali dirombak. Andrea Dovizioso belum mampu beradaptasi dengan baik di atas YZR-M1. Pun rookie Darryn Binder.
Dengan waktu yang terus menipis, Rins harus segera mengambil keputusan untuk bisa tetap bertahan di MotoGP. Karena saat ini, hanya ada dua pabrikan yang masih menggunakan mesin empat silinder segaris. Yakni Suzuki dan Yamaha. Jika Suzuki mundur, maka hanya Yamaha yang tersisa.
Atau jika Yamaha mengambil keputusan berani mereka bisa merekrut Rins menggantikan Franco Morbidelli. Morbidelli sendiri dikontrak hingga akhir 2023. Tetapi kontraknya adalah langsung dengan pabrikan Yamaha.
Artinya, dia bisa didemosi ke tim satelit kapanpun. Lalu jika dirasa memungkinkan dikembalikan lagi ke tim pabrikan. Ada peluang lain, yakni merapat ke Aprilia. Menggantikan Maverick Vinales yang dirasa terlalu lama beradaptasi dengan RS GP.
Situasinya akan lebih mudah jika Dorna bisa mendapatkan tim pengganti Suzuki musim depan. Tentu saja, bukan tim pabrikan, melainkan satelit. Kabar yang ramai dibicarakan saat ini adalah tim satelit Aprilia. Salah satu kandidatnya adalah tim yang sukses di Moto3 yakni Leopard.
Atau kabar lainnya adalah RNF ke Aprilia, sedangkan Yamaha menjajaki kembali peluang kerjasama dengan VR46. Yang pasti, dengan segala ketidakpastian di sisa musim 2022 para rider akan tampil habis-habisan untuk mendapatkan perhatian dari tim-tim besar agar bisa bertahan di MotoGP musim depan. Dampak positifnya adalah persaingan di setiap balapan akan semakin sengit.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman