Bulutangkis: Pakai Sistem Gugur Lebih Aman

Olahraga | Jumat, 03 Agustus 2012 - 08:32 WIB

LONDON RP (RP) - Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari sudah didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012.

Kedua pasangan ini dinilai “main-main” untuk sengaja kalah dari ganda putri Korea Selatan Ha Jeung Eun/Kim Ming Jun saat partai terakhir babak penyisihan Grup C.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebenarnya, bukan hanya Indonesia yang sengaja mengalah. Sebab, sejak awal pertandingan, pasangan Ha Jeung Eun/Kim Ming Jun lebih dulu berupaya seperti itu.

Modusnya jelas, melakukan kesalahan sendiri agar kehilangan banyak poin. Tujuannya pun sama, sama-sama tidak ingin bertemu lawan berat pasangan Cina, Wang Xiaoli/Yu Fang di perempatfinal nanti.

Meski bukan aktor utama, kondisi tersebut tetap saja mencoreng wajah Indonesia.

Apalagi akibatnya jelas, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memberikan sanksi tegas dengan tidak mengakui hasil pertandingan yang dimenangkan oleh pasangan Korea Selatan itu. Indonesia bersama tiga ganda putri lainnya dari Cina dan Korea Selatan ikut didiskualifikasi

Nah, kondisi tersebut menyita perhatian banyak orang. Tak terkecuali adalah Susi Suanti, legenda bulutangkis Indonesia yang meraih emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 lalu. Dia mengaku menyesal dengan sikap yang ditunjukan oleh kedua pemain tersebut.

“Saya sangat menyayangkan kejadian itu bisa terjadi, karena telah mencoreng wajah bulutangkis dan kontingen Indonesia itu sendiri. Apalagi, pertadingan di Olimpiade harus dijunjung tinggi semangat sportivitas dan fair play,” kata istri dari Alan Budikusuma ini.

Bagi Susi, seorang atlet yang ingin menjadi juara sejati harus siap melawan siapa saja. Paradigma semacam itu yang sudah seharunsya dimiliki oleh setiap atlet Indonesia.

Sebab, kalau sudah begitu, maka upaya-upaya main sabun yang terjadi dalam pertandingan penyisihan grup di Olimpiade London bisa terhindarkan.

“Jadi, keputusan yang diberikan oleh BWF ini sudah benar dan tegas. Sebab, masalah ini menyangkut nama baik federasi itu sendiri di mata internasional. Karena ini Olimpiade, kesalahan sedikit saja bisa menjadi evaluasi secara keseluruhan,” lanjut juara All England 1994 itu.

Dengan begitu, dia berharap agar Greysia Polii/Meiliana Jauhari bisa belajar dari kesalahan tersebut.

Apalagi, lanjut Susi, pasangan ganda putri yang saat ini menduduki peringkat 12 dunia itu masih muda dan memiliki masa depan karir yang masih panjang.  

Dia lantas menambahkan, kalau dari awal, sudah berbuat maksimal maka lebih baik lakukan juga yang maksimal di setiap babak yang dilalui, “Juara sejati harus seperti itu,” timpal Susi.

Terlepas dari itu, Susi menyarankan agar BWF segera melakukan sistem gugur dalam perhelatan Olimpiade. Pasalnya, tindakan main mata tersebut buka baru pertama terjadi.

“Tapi, Kalau sudah drawing dengan sistem gugur, pemain tidak akan berpikiran main mata. Itu yang sama alami di zaman saya. Bagi saya, seharusnya juga BWF juga bisa melihat sisi ini,” jelasnya.(dik/ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook