TOKYO (RIAUPOS.CO) - Pemain Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, akan menghadapi pemain dari "dunia lain" di percaturan bulutangkis saat memperebutkan medali perunggu Olimpiade Tokyo. Ia akan melawan Kevin Cordon, asal Guatemala.
Siapakah Kevin Cordon? Ia berusia 34 tahun. Dalam peringkat dunia BWF ia berada di posisi ke-56. Prestasinya dalam turnamen dunia baru berkutat di level challenge. Karena itu, keberhasilannya lolos hingga semifinal dianggap sebagai kejutan besar.
Pada babak perempatfinal, Sabtu (31/7/2021), Cordon berhasil mengalahkan wakil Korea, Heo Kwanghee, dengan skor 21-13 l, 21-18. Namun, ia gagal melaju hingga ke final karena di babak semifinal dikalahkan Viktor Axelsen (Denmark) dengan skor 21-18, 21-11.
Cordon sudah bertekad menerjunkan diri ke dalam olahraga bulutangkis sepenuhnya sejak belia. Menurut Reuters, saat berusia 12 tahun ia memutukan hijrah dari kampung halamannya di Zacapa menuju kota Guatemala demi mengejar mimpinya bermain bulutangkis.
Perjuangan dan kerja kerasnya tak sia-sia. Ia sudah dua kali tampil di Olimpiade. Ia harus menarik diri dari Olimpiade Rio de Jainero 2016 karena mengalami cedera saat berlaga pada partai pertama. Namun, kini di Tokyo, ia menorehkan hasil lebih baik dan berpeluang meraih medali.
"Saya bermain sangat keras dengan diri saya. Saya tidak berpikir, saya hanya bermain," kata Cordon usai memenangi partai perempatfinal, Sabtu.
Kondisi politik dalam negeri Guatemala membuat keadaan lebih sulit baginya.
"Tidak mudah bagi kami sebagai sebuah negara, ada hal-hal yang lebih penting di Guatemala untuk didukung daripada olahraga," kata dia.
"Itulah kenyataan bagi kami," tambahnya.
Keberhasilan Cordon membuat kejutan di Olimpiade tidak terlepas dari pelatih asal Indonesia yang bernama Muamar Qadafi yang menanganinya.
Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto, menyampaikan hal tersebut melalui cuitan Twitter-nya.
"Kevin Gordon menjadi pemain pertama dari PanAm Continental ke quarterfinal. Dia dilatih pelatih dari Indonesia, kalau tidak salah namanya Khadafi," ujar Bambang.
Dalam laman resmi Olympics, nama pelatih Cordon yang tercantum Jose Maria Solis, sesama berasal dari Guatemala dan sudah melatihnya sejak 2004.
Selain Solis, dikutip dari situs Archysport, Muamar Qadafi juga ikut menangani Cordon dan Nikte Sotomayor (tunggal putri) sejak 2017 sebagai asisten pelatih. Kedua atlet yang ditangani Qadafi merupakan wakil-wakil Guatemala di cabang bulutangkis dari total 22 atlet yang dikirim negara tersebut ke Tokyo 2020.
"Sebagai pelatih, saya bahagia para pelatih bisa meraih mimpi mereka," tutur Qadafi mengomentari lolosnya Cordon ke Olimpiade Tokyo 2020, 3 Juli lalu.
"Terima kasih kepada dukungan Komite Olimpiade, Federasi Badminton Guatemala, dan rekan saya Jose Maria Solis atas dukungan mereka," kata Qadafi menambahkan.
Sebelum menangani Cordon, pelatih asal Solo ini pernah melatih tim bulutangkis Peru sejak 2005. Sebagai pemain, Qadafi pernah bermain untuk klub PB Djarum.
Pada Senin (2/8/2021), polesan pelatih asal Solo itu akan berjuang merebut medali perunggu bulutangkis Olimpiade Tokyo. Ia akan melawan Anthony Ginting, yang di babak semifinal dikalahkan Chen Long (Cina) dengan skor 16-21, 11-21.
Sumber: Olympic/Archysport/Tempo/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun