JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Performa Gregoria Mariska Tunjung kerap disorot. Hal itu tak lepas dari rentetan hasil kurang baik yang dia raih dalam beberapa turnamen terakhir. Puncaknya terjadi ketika tampil di SEA Games Vietnam 2021.
Di ajang tersebut, Jorji –sapaan akrab Gregoria– hanya meraih medali perunggu di nomor perorangan. Itu didapat setelah Jorji dikalahkan atlet Thailand Phittayaporn Chaiwan dua set langsung (18-21, 15-21) saat berhadapan di semifinal.
Lantaran penampilannya yang terus menurun, Jorji sempat curhat di media sosial. Intinya, dia merasa tidak ada prestasi yang membanggakan dalam empat tahun terakhir. Karena itu, pemain kelahiran Wonogiri tersebut pasrah andai mendapat komentar buruk dari badminton lovers (BL).
Buruknya prestasi Jorji juga berdampak pada ranking. Pemain binaan Mutiara Cardinal Bandung itu sempat berada di peringkat ke-13 pada Juni 2019. Kini, dia berada di posisi ke-30.
Nah, ajang Indonesia Masters 2022 yang berlangsung pada 7–12 Juni dan Indonesia Open 2022 (14–19 Juni) di Istora Senayan, Jakarta, seharusnya bisa menjadi momentum Jorji untuk bangkit. Terlebih, di dua ajang itu, Jorji yang non unggulan tidak mendapat lawan unggulan atas. Dia ’"hanya" bertemu Phittayaporn Chaiwan.
Meski, dalam pertemuan terakhir di semifinal SEA Games, Jorji takluk. Namun, dia punya kans untuk revans. Sebab, Jorji tampil di hadapan publik sendiri. Selain itu, semangatnya kembali berlipat setelah curhat. Jorji terus mendapat support dari BL Indo.
"Hampir semua replies kalian semua di tweet terakhirku sudah kubaca. Pengin bilang thank you ke kalian satu-satu. Pada manis benar soalnya," tulis Jorji.
Kabidbinpres PP PBSI Rionny Mainaky juga berharap Jorji bisa bangkit. "Siapa pun kita harus dukung. Kita melatih, selebihnya silakan. Apalagi senior, dia acuan buat yang muda," ujarnya.
Ya, dalam Indonesia Masters Super 500 dan Indonesia Open Super 1000, hanya Jorji pebulu tangkis tunggal putri pelatnas yang tampil. Sedangkan satu pebulu tangkis di luar pelatnas Ruselli Hartawan harus memulai Indonesia Masters di babak kualifikasi melawan wakil Jepang Asuka Takahashi.
Soal absennya pemain, Rionny menyebutkan bahwa para pemain muda seperti Putri Kusuma Wardani harus mengejar poin. "Sebisa mungkin kita daftar dan bisa mereka ikut. Karena kadang-kadang kita daftar gak bisa ikut karena poinnya tidak sampai," bebernya.
Saat ini, semuanya mulai fokus untuk mengejar Olimpiade dengan tembus 16 besar untuk tunggal dan delapan besar untuk ganda. "Itu gak gampang. Poinnya itu benar-benar ketat," paparnya.
Karena itu, dia meminta seluruh pemain untuk terus meningkatkan kemampuan. "Kalau dibilang udah oke gak cukup. Kalau saya zaman Liem Swie King dan Alan Budikusuma latihan gak ada batasnya," ujarnya.
Rionny berharap sebisa mungkin para pemain menambah latihan di waktu senggang. "Tambahan sedikit apa yang perlu, ya harus. Karena masih ada yang kurang saya lihat," katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi