Pesona Total Football-Samba

Olahraga | Kamis, 02 Mei 2019 - 11:58 WIB

Pesona Total Football-Samba
TENDANG BOLA: Gelandang Ajax Amsterdam, Donny van de Beek menendang bola untuk mencetak gol tunggal kemenangan atas Tottenham Hotspurs pada leg 1 semifinal Liga Champions di Tottenham Hotspur Stadium, Rabu (1/5/2019). (ANDREW COULDRIDGE/REUTERS)

LONDON (RIAUPOS.CO) -- Jangan lagi meragukan Ajax Amsterdam. Rata-rata usianya boleh yang termuda di antara semifinalis Liga Champions kali ini, 24 tahun 257 hari. Tapi, soal mental saat bermain di kandang lawan, anak muda Ajax sangat mengerikan. Setelah Real Madrid dan Juventus, kali ini giliran Tottenham Hotspur yang dihabisi di depan pendukungnya sendiri.

Di Tottenham Hotspur Stadium, London, Spurs tumbang 0-1 pada leg pertama semifinal, Rabu WIB (1/5). Gelandang Donny van de Beek yang jadi pembeda dengan golnya di menit ke-15. Bukan cuma memberi keuntungan satu gol tandang untuk de Godenzonen, julukan Ajax. Kemenangan yang jadi sinyal bahaya bagi calon lawan-lawannya musim ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Ajax luar biasa dengan kolaborasi total football dan samba,’’ tulis salah satu media yang terkemuka di Belanda, De Telegraaf. Khususnya, di 30 menit pertama. ‘’Main bola-bola pendek, kombinasi antar pemain, pressure ke lini belakang lawan, teknik, kesenangan dan keinginannya untuk menghibur,’’ lanjut koran pagi berbasis di Amsterdam tersebut.

Saking menghiburnya permainan Matthijs de Ligt dkk, pemain-pemain Spurs jadi ikutan terpesona.

‘’Kami seakan cuma jadi pengamat bola dalam 20 menit pertama,’’ ungkap gelandang Spurs Christian Eriksen, dikutip London Evening Standard. Dari akurasi passing-passing kedua klub misalnya.  Dalam 15 menit babak pertama, Ajax sukses mencatatkam sebanyak 132 passing akurat. Spurs? Hugo Lloris dkk malah hanya mampu melakukan 43 passing yang tepat sasaran! Bukan hanya itu. Ajax sudah empat kali mengancam gawang Lloris dalam seperempat jam pertama, di kubu Spurs baru melakukannya ketika laga sudah berjalan 26 menit.

Pergerakan yang cepat dan passing-passing pendek bak menghipnotis pemain Spurs saat sebelum Van de Beek mencetak gol.

‘’Kami sudah membuat mereka (Ajax) dapat bermain lebih bagus,’’ keluh Eriksen yang lebih sering mengisi spot sisi kiri serangan The Lilywhites, julukan Spurs, itu.

‘’Cara kami kebobolan pun sangat menyakitkan,’’ sambung tactician Spurs, Mauricio Pochettino.

Ya, memang seperti itulah gaya main Ajax. Terlebih saat bermain melawan klub-klub top  Eropa. Ingat kejutan yang mereka lakukan di Santiago Bernabeu, kandang Real, pada leg kedua 16 Besar (6/3). Tim pemilik Si Kuping Lebar (sebutan trofi juara Liga Champions), itu langsung dikejutkan dengan dua gol dalam 20 menit pertama sebelum berpesta 4-1 di Madrid.

Pelatih Ajax Erik ten Hag menyebut, ledakan dalam menit-menit pertama tersebut yang ingin diulangi saat leg kedua di Johan Cruijff Arena, Amsterdam, 9 Mei mendatang.

‘’Kuncinya, jaga konsistensi setelah 30 menit pertama. Karena, kami menemui kesulitan saat di menit-menit setelahnya,’’ ungkap Erik ten Hag, dikutip Football Oranje.

Pelatih yang mengaku jadi murid taktikal dari pelatih Manchester City, Pep Guardiola itu konfiden dengan peluang anak asuhnya.  ‘’Permainan kami dalam setengah jam awal itulah buah dari pengembangan rencana taktikal kami,’’ sambung pelatih yang telah berada di De Toekomst, kamp latihan Ajax, selama dua musim itu. (ren/jpg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook