TURIN (RIAUPOS.CO) – Terlalu jauh kalau Juventus menjadikan Liga Europa sebagai pelampiasan memburu trofi musim ini setelah kans scudetto Serie A kandas. Di ajang Eropa tersebut, Juve masih harus menjalani play-off fase knockout (perebutan tiket 16 besar) menghadapi FC Nantes pada 17 Februari (kandang) dan 24 Februari (tandang).
Masih lebih cepat di Coppa Italia dengan Juve telah menapak perempat final. Meski, lawan Bianconerri (julukan Juvetus) dalam babak 8 besar di Allianz Stadium, Turin, dini hari nanti adalah SS Lazio (siaran langsung TVRI/UseeSports/IndiHome TV pukul 03.00 WIB).
Coppa Italia bak ajang penyemangat bagi Juve setelah dihantam skandal Plusvalenza yang berdampak sanksi pengurangan 15 poin di Serie A. Efeknya, Juve yang semula menempati peringkat kedua melorot ke urutan kesepuluh dan kini anjlok ke posisi ke-13. Jangankan scudetto (tertinggal 30 poin oleh capolista SSC Napoli), meraih zona Eropa pun sepertinya mustahil (selisih 14 poin dengan AS Roma sebagai peringkat keenam).
Kepada Sky Italia, winger Juve Federico Chiesa menyatakan bahwa laga lawan Lazio di Coppa Italia merupakan momentum untuk bangkit setelah tim mengalami down pascasanksi. Buktinya, dua laga di Serie A dijalani tanpa kemenangan. Setelah ditahan seri 3-3 oleh Atalanta BC pada giornata ke-19 (23/1), Juve secara mengejutkan keok dua gol tanpa balas oleh klub promosi AC Monza di kandang sendiri (30/1).
”Kami bisa come back ke performa kami semula lewat laga ini (lawan Lazio, red),’’ tegas Chiesa.
”Kami harus bermain lebih agresif dan lebih kompak lagi dalam bertahan,’’ beber winger yang melewatkan 12 laga awal di Serie A dan 5 laga di Liga Champions seiring dalam proses pemulihan cedera ACL tersebut.
Asa bangkit Juve saat menghadapi Lazio tentu tidak mudah. Biancocelesti sedang dalam tren positif dengan tidak terkalahkan dalam lima laga terakhir (3 kali menang dan 2 kali seri). Itu termasuk melumat juara bertahan Serie A empat gol tanpa balas di Stadio Olimpico (25/1).
Allenatore Lazio Maurizio Sarri juga memberi ancaman bagi Juve. Sarri pernah sakit hati karena hanya diberi kesempatan semusim menangani Juve (2019–2020). Bahkan, dia dilengserkan meski mempersembahkan scudetto Serie A dan runner-up Coppa Italia. Lazio juga berupaya menyudahi tren selalu mentok di perempat final Coppa Italia sejak musim 2019–2020.
’’Kami yakin, mentalitas kami lebih teruji melawan klub-klub besar Italia musim ini,’’ klaim Sarri kepada Cittaceleste.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman