JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Penyerang Manchester United Marcus Rashford meludah, lalu mengambil enam langkah mundur. Ditatapnya gawang Chelsea yang dijaga Willy Caballero sejauh 40 meter di depannya itu.
Setelah wasit Paul Tierney meniup peluit, Rashford berlari kecil ke depan dan mengeksekusi perekik hasil pelanggaran penyerang Chelsea Pedro kepada gelandang United Fred. Eksekusi perekik Rashford itu meluncur keras ke arah kanan atas gawang Caballero dan tak bisa dibendung kiper Argentina tersebut.
’’Seperti gol Cristiano (Ronaldo), bukan?’’ ucap pelatih United Ole Gunnar Solskjaer setelah pertandingan melawan Chelsea di Stamford Bridge kemarin (31/10) seperti dilansir ESPN. ’’Rashy (sapaan akrab Rashford, Red) mengambil langkah yang dibutuhkan, menendang bola seperti yang biasa dilakukan, dan memenangi pertandingan untuk kami (2-1, Red),’’ lanjut Solskjaer tentang gol kedua Rashford yang memastikan United lolos ke perempat final Piala Liga itu.
Solskjaer memang benar. Eksekusi perekik Rashford yang menghasilkan knuckle ball itu mirip dengan yang dilakukan Ronaldo ke gawang Portsmouth pada 30 Januari 2008 di Premier League. Dalam laga yang dimenangi United dengan skor 2-0 tersebut, Ronaldo membukukan dua gol. Sama seperti yang dilakukan Rashford kemarin.
’’Rashy berlatih (perekik) setiap hari dan dalam pertandingan ini dia mendapatkan hadiah atas kerja kerasnya,’’ tutur Solskjaer. Hadiah yang benar-benar istimewa bagi Rashford karena kemarin bertepatan dengan usianya yang menapak 22 tahun.
Pada awal musim ini, Solskjaer yang merupakan mantan penyerang United memang meminta Rashford menjadi striker yang lebih klinis. Yang mampu mengonversi setiap peluang untuk menjadi gol. Khususnya melalui eksekusi perekik maupun tendangan penalti.
Dan, Rashford menjadikan Ronaldo yang juga mantan bintang United sebagai patron dalam urusan tersebut. Termasuk mencontoh hal teknis seperti posisi agak ke tengah ketika melepaskan tendangan. Juga memakai tempurung kaki luar ketika mengeksekusi bola mati.
Hanya, dalam wawancara dengan Daily Mail, Rashford menyatakan bahwa gol dari perekik ke gawang Chelsea itu tercipta tidak semata karena kemampuannya sebagai algojo.
Faktor eksternal juga turut berpengaruh. ’’Sejujurnya gol itu tercipta karena bola yang dipakai. Ketika kami berlatih dengan bola yang dipakai di kompetisi ini (Piala Liga, Red), bolanya bisa melayang ke atas, ke bawah, ke mana pun,’’ bebernya.
Sebagai informasi, bola yang dipakai di Premier League musim 2019–2020 adalah Nike Merlin dengan bobot 440 gram. Sementara itu, bola untuk Piala Liga 2019–2020 adalah Mitre Delta Hyperseam yang bobotnya 399 gram.
Di sisi lain, kalah oleh gol perekik cantik membuat pelatih Chelsea Frank Lampard masih bisa menerimanya dengan besar hati. Menurut Frankie –sapaan Lampard– kepada Football London, gol Rashford bak petir sehingga kiper mana pun tidak akan sanggup menghalaunya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman