FINAL EURO 2012

Momentum Azzuri

Olahraga | Minggu, 01 Juli 2012 - 09:15 WIB

KIIEV (RP) - Final Euro 2012 layak tercatat dalam sejarah besar jagat sepak bola. Bagaimana tidak, yang bertanding dalam partai final adalah juara dunia dua edisi terakhir, Spanyol (edisi 2010) versus Italia (edisi 2006). Kedua tim pun sama-sama mengusung misi historis dalam duel di Olympic Stadium Kiev dini hari nanti (siaran langsung RCTI kickoff 01.45 WIB).

Spanyol berambisi mempertahankan gelar empat tahun lalu di Austria-Swiss sekaligus menjadi tim pertama dalam sejarah yang mampu memenangi Euro secara beruntun (back to back champions). La Furia Roja-sebutan Spanyol-juga berpeluang menyamai status Jerman sebagai tim tersukses Euro dengan koleksi tiga gelar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jerman, termasuk saat masih bernama Jerman Barat, meraih gelar pada 1972, 1980, dan 1996. Sedangkan selain juara pada 2008, Spanyol pernah berjaya pada edisi 1964 di depan publiknya sendiri. Lolosnya Iker Casillas cs ke babak puncak juga banyak diprediksi sejak awal turnamen mengacu kualitas individu dan konsistensi gaya permainan tiki-taka mereka dalam empat tahun terakhir.

Itu berbeda dengan Italia. Gli Azzurri-sebutan Italia- tidak terlalu diunggulkan bisa melaju jauh. Generasi emas Azzurri juga dianggap telah lewat sejak menjuarai Piala Dunia 2006. Tapi, Italia tetap Italia yang memiliki nama besar di turnamen besar.

Dan grafik positif performa mutakhir sepertinya menjadi momentum bagi kebangkitan Italia. Setelah menyingkirkan Inggris (perempat final) dan Jerman (semifinal), tidak ada yang meragukan kapabilitas Italia untuk memenangi titel kedua Euro setelah 1968. Ketika Spanyol sibuk mencari figur striker seperti David Villa, Italia malah memunculkan Mario Balotelli.

Ingat, dalam matchday pertama grup C (10/6), Spanyol tidak mampu mengalahkan Italia yang belum memiliki jati diri alias mencari-cari skema main ideal. Dengan kata lain, Azzurri masih menyimpan potensi terbaik mereka sebagaimana yang diungkapkan sang allenatore, Cesare Prandelli.

‘’Spanyol adalah ikon bagi kebanyakan tim. Tapi, kami tidak takut dengan Spanyol,’’ kata Prandelli di situs resmi UEFA. ‘’Secara fisik dan mental, kami jauh lebih kuat setelah pertemuan di fase grup. Kami juga memiliki kekuatan sendiri untuk meladeni mereka dengan sejumlah ide permainan dan kualitas yang kami miliki,’’ sambung pelatih yang telah tiga kali menjalani nazar jalan kaki menuju kuil atau biara selama turnamen itu.

Entrenador Spanyol Vicente del Bosque tidak menampik bahwa Italia bukan tim yang sama seperti di fase grup. ‘’Italia semakin semakin solid dan beberapa pemain seperti (Andrea) Pirlo maupun (Mario) Balotelli menemukan performa puncak mereka,’’ jelasnya kepada harian olahraga Spanyol AS.

Del Bosque menyangkal apabila permainan Spanyol sudah mencapai limit, bahkan sebagian menganggapnya membosankan. Itu mengacu pemain Spanyol yang seakan kehilangan akal dan frustrasi tidak bisa membobol gawang Portugal selama 120 menit di semifinal. ‘’Ada kalanya permainan kami seperti hanya menguasai bola sepanjang pertandingan. Tapi, itu adalah gaya kami dan telah membuahkan kesuksean,’’ jelasnya.(dns/kom/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook