Laga Terpahit, Saat Para Pemain Munchen Menangis

Olahraga | Rabu, 01 Mei 2013 - 20:38 WIB

BARCELONA (RP) - Stadion Nou Camp bukanlah tempat yang bersahabat bagi Bayern Munchen. Sejak Liga Champions musim 1999/2000, Munchen belum pernah memetik kemenangan ketika menantang tuan rumah Barcelona. Bahkan, Munchen pernah dibabat empat gol tanpa balas oleh Barcelona pada 9 April 1999 silam.

Namun, itu bukanlah kenangan paling pahit yang dirasakan Munchen. Momen paling menguras mata bagi Munchen adalah ketika final Liga Champions 1998/1999. Ketika itu, Munchen menantang raksasa Inggris Manchester United. Saat itu, Munchen harus mengakui ketangguhan MU dengan skor tipis 1-2.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Yang membuat para penggawa Munchen menangis ialah dua gol yang diciptakan MU. Saat itu, Red Devils, julukan MU mencetak dua gol hanya dalam tempo dua menit. Yang lebih menyesakkan, sepasang gol tersebut dicetak mulai menit ke-90. Masing-masing lewat kaki Teddy Sheringham di menit ke-91 serta Ole Gunnar Solskjaer pada menit ke-93.

Para pemain dan pelatih Munchen pun langsung tertunduk lesu. Padahal, sesaat sebelumnya, mereka sudah berangkulan sebagai tanda kepercayaan diri bahwa gelar juara sudah berada di genggaman tangan. Sebab, sebelumnya mereka sudah unggul lewat gol yang diceploskan Mario Basler ketika pertandingan baru berlangsung enam menit.

Pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai laga final terbaik Liga Champions sepanjang sejarah. MU disebut-sebut sebagai tim terhebat dalam melakukan comeback dalam partai pemungkas.

Sementara, tangisan para pemain Munchen dianggap sebagai momen paling sedih yang terjadi di laga final kompetisi paling elit di Benua Eropa tersebut. (jos/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook