PEKNBARU (RP) - Komisaris Utama PT PSPS Drs H Herman Abdullah MM mengaku sangat prihatin dengan kondisi PSPS saat ini. Pertarungan yang berat selalu tidak diimbangi dengan ‘’nutrisi’’ yang hebat. Buktinya, sudah beberapa bulan para pemain tidak menerima gaji. Belum lagi persoalan biaya yang diperlukan untuk bisa bermain maksimal pada putaran kedua ISL.
Diperlukan banyak waktu dan biaya untuk membuat PSPS kembali gagah. ‘’Pastinya perlu uang banyak untuk bisa masuk ke putaran kedua ISL. Termasuk untuk membayar gaji pemain yang menunggak beberapa bulan,’’ kata Herman menjawab Riau Pos, Selasa (30/04) malam tadi.
Disebutkan Herman, PSPS perlu dukungan dari semua pihak. Soal PSPS yang sudah bolak-balik statusnya dari Pekanbaru ke Bangkinang, itu tidak perlu dipersoalkan lagi. ‘’Hal terpenting saat ini, bagaimana PSPS itu bisa diselamatkan dan tidak terdegradasi,’’ katanya.
Untuk putaran kedua ISL nanti, lanjut Herman, diperlukan uang minimal Rp10 miliar. Bersama pengurus lain, Herman terus mengadakan pendekatan dengan pihak ketiga, termasuk pengusaha. Dengan harapan, mereka mau menjadi donatur.
‘’PSPS itu sudah mengharumkan nama Riau, khususnya Pekanbaru. Dengan keliling Indonesia, PSPS membawa nama Riau sehingga milik bersama. Para pengusaha, orang-orang yang berduit, bantu dengan ikhlas PSPS itu. Sepakbola ini kan olahraga rakyat. Bagi para pencinta sepakbola, pencinta PSPS, jangan biarkan PSPS tumbang,’’ lanjutnya.
Diakui Herman, sudah ada pihak ketiga yang mau menjadi donatur PSPS untuk putaran kedua. ‘’Tak perlu saya sebutkan orangnya. Kita sudah melakukan pendekatan dan insya Allah orang itu bersedia. Mungkin dia akan mengajak pengusaha yang lain. Inilah yang kita harapkan. Kalau pengusaha di Riau ini bersatu, permasalahan PSPS akan semakin baik. Pemain sudah solid. Tinggal perhatian kita semua,’’ bebernya. (why)