PEKANBARU (RP) - Tim PSPS Pekanbaru terseok-seok menjalani laga putaran pertama Liga Super Indonesia musim 2012/2013. Bercokol di posisi 16 dari 18 tim dengan 14 poin, tim berjuluk Askar Bertuah itu kini berada di zona degradasi. Perlu aksi nyata bersama untuk menyelamatkan PSPS agar bisa keluar dari zona merah di putaran kedua nanti.
Pasalnya, kini PSPS belum punya homebase setelah tidak akan berlaga lagi di Stadion Utama Bangkinang putaran kedua nanti. Pelatih kepala Mundari Karya pun telah menyatakan mundur sejak habis melawan Barito Putra, Sabtu (27/4) lalu. Di sisi lain, gaji pemain pun belum dibayarkan, meski sebagian besar sudah menerima uang muka kontrak sebesar 15 persen.
Masalah finasial sehingga belum dibayarkannya gaji pemain sepanjang putaran pertama lalu sudah dilihat hasilnya. Sepanjang 17 kali bertanding di putaran pertama, PSPS hanya mencatatkan rekor menang 3 kali, seri 5 kali dan kalah 9 kali. Belum lagi sempat pindah home base dari Stadion Kaharuddian Nasution, Pekanbaru ke Stadion Tuanku Tambusai Bangkinang. Putaran kedua, belum ada kepastian stadion mana yang akan menjadi homebase baru setelah tidak akan berlaga di Bangkinang lagi.
Permasalah kompleks yang menimpa PSPS ini yang memantik fanatisme suporter PSPS, Asykar Theking dengan melakukan aksi damai ke gedung DPRD Provinsi Riau dan DPRD Kota Pekanbaru, Selasa (30/4). Ratusan suporter PSPS melakukan long march menggunakan sepeda motor dari DPRD Riau ke DPRD Kota Pekanbaru. Mereka meminta DPRD Riau dan DPRD Kota Pekanbaru meminta Gubernur Riau dan Wali Kota Pekanbaru ikut menyelamatkan PSPS.
Koordinator aksi, Sastra Dinata saat aksi di DPRD Riau mengatakan, PSPS sebagai klub sepakbola yang telah lama berdiri di Riau seharusnya tidak mengalami nasib seperti sekarang ini. ‘’Sungguh sangat ironis di negeri yang terkenal dengan kekayaan alamnya seperti minyak, hutan, sawit dan lainnya, sampai saat ini tidak satupun perusahan besar mau menjadi sponsor PSPS. Kami meminta DPRD Riau mendesak Gubri menggandeng perusahaan membantu masalah finansial PSPS saat ini,’’ ujarnya.
Setelah beberapa menit menyampaikan aspirasi mereka, Asykar Theking diterima anggota DPRD dari Komisi A Riki Heriansyah. Dalam hearing tersebut, perwakilan Asykar Theking meminta DPRD untuk meminta Pemprov Riau untuk meminjamkan Stadion Utama Riau atau Stadion Kaharuddin Nasution sebagai hombase PSPS di putaran kedua nanti.
‘’Dulu PSPS ini merupakan tim kuat di Indonesia. Banyak pemain nasional yang bergabung di PSPS, seperti Kurniawan Dwi Julianto, Bima Sakti, Eko Purjianto, Hendro Kartiko, Aples Gideon Tecuari dan sebagainya,’’ ungkap Sastra.
Sementara itu, Riki Heriansyah menyatakan akan memperjuangkan aspirasi suporter ini. ‘’Saya akan berusaha untuk PSPS agar bisa bermain di Stadion Utama ataupun di Stadion Kaharuddin Nasution. Untuk masalah sponsor kami dari pihak DPRD Riau akan segera membicarakan secepatnya dengan Pemprov Riau,’’ ungkapnya.
Setelah mendapat jawaban dan janji dari DPRD Riau, puluhan anggota Asykar Theking melanjutkan aksinya ke gedung DPRD Kota Pekanbaru. Di sana mereka mendesak Wali Kota Pekanbaru membantu permasalahan finansial PSPS melalui sponsor.
Mereka disambut Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Sahril SH, didampingi anggota Komisi III DPRD, Bilhaya Athar. Enam perwakilan Asykar Theking akhirnya dipersilakan melakukan diskusi di ruang rapat DPRD. Sementara saat diskusi dilaksanakan, di luar gedung puluhan suporter yang didominasi pelajar terus menyanyikan yel-yel Asykar Theking yang bertema PSPS.
‘’Kami hanya ingin melihat PSPS tetap bertanding di ISL dengan bantuan dari Pemko, perusahaan, dan juga pengusaha di Pekanbaru ini, jangan biarkan PSPS sendiri karena ini adalah ikon Pekanbaru di dunia persepakbolaan nasional,’’ kata koordinator demo, Pancit.
Dewan juga menyatakan cukup prihatin mendengar kondisi PSPS. Namun, ditegaskan Sahril, seharusnya yang datang itu pengurus PSPS, bukan suporter. ‘’Saya prihatin sekali dengan kondisi PSPS, karena saya juga penggemar olahraga. Permintaan pendemo ini akan kami bahas bersama sesuai dengan kewenangan dewan. Namun seharusnya yang datang itu pengurus PSPS-nya, manajemennya akan lebih tepat,’’ tegasnya.
‘’Dulu sebelum keluar aturan tak diperbolehkan APBD membiayai PSPS, kami di dewan ini selalu menganggarkan untuk PSPS,’’ tambah Sahril lagi.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, DPRD Pekanbaru juga akan mengundang DPRD Riau guna duduk bersama dalam mencarikan solusi untuk membiayai PSPS ke depannya. ‘’Kita panggil DPRD Provinsi Riau agar mereka menjembatani untuk mencari sponsor ke perusahaan besar serta bank-bank yang ada di Riau ini,’’ paparnya.
Ketua Komisi III DPRD Muhammad Fadri AR juga mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil manajemen PSPS, Dispora Kota Pekanbaru, dan KONI guna mempertanyakan transparansi manajemen PSPS ini.
‘’PSPS itu PT. Kita sudah pernah bicarakan dengan Dispora, transparan dalam pengelolaan tidak ada. Bisa saja kita melakukan penyertaan modal termasuk investor. Kalau investor ada yang menyertakan modal, tentu perlu transparansi juga, ini yang tidak ada,’’ kata Fadri.
Selain itu, Asykar Theking juga menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk bergandeng tangan dalam aksi ‘’Save Our PSPS Pekanbaru’’.
Aksi tersebut juga mendapat tanggapan dari anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Bilhaya Atar. Ia mengatakan, secepatnya akan disampaikan kepada ketua dan akan dilakukan rapat dengan memanggil pihak terkait, baik itu Pemko Pekanbaru dan pihak manajemen PSPS sendiri. ‘’Saya yakin kalau permasalahan ini didudukkan bersama tentunya akan ada solusinya,’’ ungkapnya.
Di bagian lain, Ketua Umum PSSI Riau drh Chaidir sangat prihatin dengan kondisi yang dialami PSPS saat ini. ‘’Mestinya PSPS tidak perlu menghadapi masalah seperti ini kalau PSPS itu dari awal dikelola secara profesional,’’ ungkap Chaidir, dihubungi Riau Pos, malam tadi.
Chaidir mengatakan, untuk mengatasi masalah yang dialami PSPS ini, harus ada dukungan moril dari seluruh stakeholder yang berada di Riau, baik itu dari pemerintah sendiri maupun pihak swasta dalam hal ini para perusahaan. ‘’Tentunya kalau semuanya duduk bersama untuk membahas permasalahan ini, saya rasa akan ada solusinya,’’ tambahnya.
Mengenai adanya demo dari Asykar Theking, Chaidir menilai sangat wajar saja. ‘’Ya wajarlah mereka demo, mereka bagian dari masyarakat pencinta sepakbola yang mencintai PSPS, yang ingin melihat PSPS terus berprestasi, apalagi PSPS ini banyak dicintai oleh masyarakat,’’ tuturnya.
Di bagian lain, Bupati Kampar H Jefry Noer SH menegaskan, upaya yang dilakukannya selama ini dengan memindahkan homebase PSPS dari Pekanbaru ke Kampar merupakan upaya penyelamatan jangka pendek. ‘’Prinsipnya langkah yang saya lakukan adalah upaya mengindari zona degradasi dan bukan untuk memiliki PSPS sepenuhnya. Sembari menempuh langkah jangka pendek itu, tetap diupayakan untuk melakukan solusi jangka menengah untuk mencari sponsor,’’ ujarnya.
Setelah berjalan selama beberapa pekan, permainan PSPS sempat menunjukkan perbaikan ketika main di Bangkinang, namun dalam permainan tandang kerap mengalami kekalahan. Sedangkan untuk mencari sponsor, katanya mesti diiringi dengan prestasi. Terkait kembalinya PSPS ke Pekanbaru, Jefry sudah bicara dengan Direktur Utama PT PSPS, Anto Rachman. ‘’Semoga prestasi PSPS ke depan terus membaik,’’ harap Bupati Kampar ini. (*3/gus/kun)