PAINAN (RP) - Selain merenggut seorang warga, banjir di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menimbulkan kerugian mencapai Rp1 miliar. Hingga Senin (30/12), ribuan jiwa masih berada di lokasi pengungsian.
Kelvin (13) warga Kampung Anakan, Nagari Koto Nanduo, Kecamatan Batangkapas yang terseret banjir di Batang Anakan, Ahad (29/12) pukul 14.00 WIB, ditemukan warga Senin (30/12) pukul 09.00 WIB. Jenazah korban ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, tubuhnya tersangkut pagar kebun.
”Setelah dievakuasi tim SAR bersama warga, Kevin langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan,” kata Erianto, anggota Tim SAR BPBD Pessel.
Bupati Pessel Nasrul Abit ketika dikonfirmasi kemarin menjelaskan, banjir yang juga melanda daerahnya akibat hujan deras yang terjadi selama dua hari itu, bukan saja merenggut nyawa satu orang warganya, tapi juga merusak ratusan hektare lahan pertanian, dqan sarana umum lainya.
”Banjir yang terjadi akibat hujan deras selama dua hari itu, bukan saja merenggut satu nyawa di Pessel, tapi juga merusak ratusan hektare lahan pertanian, perkebunan, rumah warga dan sarana umum lainnya. Akibat dari kerusakan itu, sehingga kerugian secara materi mencapai Rp1 miliar,” ungkapnya.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas BPBD Pessel di lapangan, kerusakan akibat banjir tersebar di 12 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada.
”Banjir yang terjadi pada Ahad (29/12) itu merendam 12 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di Pessel. Walau saat ini banjir telah reda, tapi saya mengimbau masyarakat agar tetap warspada. Sebab cuaca yang masih terlihat mendung yang secara tiba-tiba bisa turun hujan. Kawaspadan ini bukan saja terhadap warga yang pemukimanya dilalui aliran sungai, tapi juga terhadap warga yang tinggal di kawasan perbukitan,” imbaunya.
Ditambahkanya bahwa untuk penanganan pasca banjir, Pessel dinyatakan tanggap darurat selama sepekan.
”Tanggap darurat penanganan pasca banjir di Pessel dinyatakan selama sepekan yang dimulai hari ini, (kemarin, red). Pada masa tanggap darurat ini, petugas akan melakukan penangan korban banjir, verifikasi data, penyaluran bantuan, dan melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi dan BNPB,” terangnya.
Sedangkan Kepala BPBD Pessel, Doni Gusrizal menjelaskan, kerugian sebesar Rp1 miliar itu akibat kerusakan berbagai sarana dan prasarana, baik umum maupun warga.
”Kerugian Rp1 miliar yang tersebar di 12 kecamatan ini berasal dari kerusakan 7 unit rumah warga yang hanyut, 2 unit sekolah rusak ringan, 2 rumah ibadah rusak ringan, dan 124 hektare sawah gagal panen. Selain itu seluas 41,5 hektare kebun warga juga rusak. Sedangkan ternak milik warga yang mati terdiri dari 2.605 ekor ayam, 1 ekor kambing, dan 1 ekor sapi,” jelasnya.
850 KK Korban Banjir Silaut Masih Dipengungsian
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Silaut Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Samwil mengatakan, sebanyak 850 kepala keluarga (KK) yang terkena banjir di kecamatan itu, masih berada di pengungsian.
”Hingga saat ini genangan banjir di tujuh nagari di Kecamatan Silaut belum surut. Sehingga warga di tujuh nagari itu terpaksa harus mengungsi di nagari tetangga.” sebutnya.
Dijelaskanya tujuh nagari itudi antaranya Nagari Air Hitam 450 KK, Sambungo 120 KK, Durian Seribu 43 KK, Sungai Pulai 110 KK, Pasir Binjai 37 KK, Sungai Sarik 60 KK, dan Talang Binjai sebanyak 30 KK pula,” terangnya.
Sebanyak 850 KK yang mengungsi saat ini yang berasal dari tujuh nagari yang masih digenangi banjir. Hingga saat ini, kondisinya memang masih bisa tertangani maksimal oleh pemerintah. Karena warga yang dipengunsian itu secara swadaya, bahu-membahu sehingga keperluan mereka bisa teratasi untuk sementara,” ungkapnya.
Namu kata Samwil, dikhawatirkan bila kondisi genangan air belum juga surut, sehingga mereka terpaksa tetap bertahan dengan kondisi terbatas. Dari itu perlu penanganan agar tidak menimbulkan persoalan, baik untuk keperluan logistik, kesehatan dan lainya.
”Kondisi ini sudah kami laporkan ke tingkat kabupaten. Karena jarak tempuh kecamatan Silaut dari kota Painan mencapai delapan jam perjalanan, sehingga bantuan yang dikirim berdasarkan informasi masih dalam perjalanan,” tutupnya.
Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Silaut mayoritas petani sawit, karena lahan merejka terendam, sehingga tidak bisa melakukan aktivitas, termasuk juga melakukan panen buah sawit, sebab sebagian besar lahannya masih terendam banjir.(ade)