BRASTAGI (RP) - Helikopter milik Bupati Simalungun JR Saragih, jenis BEL EOF 206 buatan Amerika Serikat, jatuh di depan Rumah Sakit (RS) Efarina Etaham, Jalan Jamin Ginting, Berastagi, Kabupaten Karo, Senin (30/12) pukul 10.00 WIB.
Satu dari lima orang yang berada di dalam pesawat tewas, satu kritis dan sisanya harus menjalani perawatan.
Korban tewas sendiri diketahui berindentitas Arif Setiawan (39), warga Jakarta yang selama ini dikenal sebagai teknisi helikopter. Sedangkan korban lainnya yakni sang pilot, Capt Budi Indra (35) alamat di Jakarta.
Kemudian karyawan RS Sakit Efarina Etaham di antaranya, Wakil Direktur Yahya Sembiring (40), Manager Umum Jorank Simanjorang (45) dan Bagian Keuangan RS Nilawaty Ginting (30).
Jorank Simanjorang yang kritis dibawa langsung ke RS Colombia Medan, sedangkan tiga korban lain tetap dirawat di RS Efarina Etaham, termasuk jenazah teknisi. Sayangnya, penjagaan luar biasa dari pihak RS Efarina Etaham membuat informasi terkait ini tidak dapat diakses seluruhnya.
Helikopter yang baru saja mendarat dari Simalungun guna menjemput staf RS Efarina Etaham itu diketahui masih dalam keadaan hidup mesinnya sewaktu mendarat di helipad RS Efarina Etaham sembari menunggu tiga pejabat rumah sakit itu yang sedang minum pagi di kedai seberang.
Menurut saksi mata, yang juga merupakan pemilik warung, Junita Surbakti (27), ketiga orang yang ia ketahui bekerja di rumah sakit swasta terbesar di Kabupaten Karo itu buru-buru, bahkan pesanan minum tidak dihabiskan.
Dari warungnya, Junita melihat jelas kalau baling-baling heli itu dalam keadaan hidup sampai tiga orang yang dijemput naik ke atasnya.
Seperti biasanya, saat akan pergi meninggalkan Efarina, heli sudah pasti mengarah terlebih dahulu ke arah atas warungnya baru kemudian kembali dan terbang jauh.
Namun itu tidak berlaku kemarin karena heli hanya kelihatan berputar putar. ‘’Kalau biasanya memutar dahulu di atas warung, tapi ini memutarnya dua kali dan tiba tiba menabrak tiang listrik yang berada persis di samping gerbang keluar Efarina Etaham. Kami pun terkejut,’’ ujar Juni yang masih ketakutan.
Hempasan kuat heli langsung disambut teriakan warga sekitar TKP, namun semua tak berani mendekat karena takut akan adanya ledakan.
Apalagi dari dalam heli yang telah terjerembab ke aspal dan sisi jalan muncul asap. Informasi jatuhnya pesawat langsung menyebar, hingga mengundang datangnya petugas, baik dari unsur Polri maupun TNI.
Korban tewas Arif Setiawan, dari informasi yang diterima duduk di bahagian kiri helikopter. Hingga saat badan pesawat menghantam aspal dan sisi jalan dirinyalah yang paling kuat menerima benturan, sampai kondisi tubuhnya sulit dikenali lagi.
Sementara, upaya awal yang dilakukan adalah dengan mengevakuasi orang yang berada di dalam heli. Sesuai yang diungkap petugas kebersihan RS Efarina Etaham, Suwarno, begitu melihat heli terjerembab ia berlari menuju ke lokasi.
Lantas dengan keberanian pria berumur ini nekad mengangkat para korban, termasuk korban tewas dengan bantuan petugas yang berada di lokasi.
Kapolres Tanah Karo, AKBP Albert Teddy Sianipar mengatakan langkah penyelidikan atas jatuhnya heli swasta ini masih diselidiki. Nantinya, dari Komisi Nasional Keselamatan Terbang (KNKT) yang dapat memastikannya. Pihaknya, terang Albert hanya dalam posisi mengamankan areal jatuhnya heli.
Dandim 0205 TK Letkol Kav Prince Meyer Putong menyebutkan kalau tidak ada personel militer yang berada di dalam heli, termasuk juga dengan pilotnya.
Semuanya merupakan warga sipil, tetapi jajaran TNI tetap membangun koordinasi dengan aparat kepolisian guna mengamankan lokasi kecelakaan heli tadi.
Hingga Senin petang, belum ada tanda-tanda kapan bangkai heli akan dievakuasi. Namun demikian, beberapa petugas dari TNI Angkatan Udara telah tiba melakukan pengecekan ke lokasi jatuhnya heli milik Bupati Simalungun itu. (nng/riz/rpg)