JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perusakan Polsek Pasar Rebo dan Polsek Ciracas, Jakarta Timur membuat muka TNI AD tercoreng. Lebih dari itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa benar-benar marah besar lantaran ratusan anak buahnya berbuat onar di luar kendali.
Mereka turut menyerang masyarakat sipil dan aparat kepolisian yang bertugas.
Luapan emosi itu tampak jelas saat orang nomor satu di TNI AD tersebut menyampaikan keterangan resmi kepada awak media, had (30/8). Dia tegas menyatakan bakal mengusut tuntas dan mengawal penanganan kasus itu.
"Kami akan mengawal agar ada tindak lanjut termasuk memberikan ganti rugi terhadap biaya perawatan rumah sakit (para korban)," beber Andika.
Tidak hanya itu, kerusakan akibat aksi para prajurit TNI AD juga diganti. Namun bukan oleh satuan asal para prajurit maupun institusi matra darat. Andika tegas menyatakan bahwa yang bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut adalah para pelaku.
"Semua yang menjadi tersangka dan menjadi terdakwa mengganti segala kerusakan maupun biaya-biaya pengobatan," tegasnya. "Kami pastikan mereka semua harus membayar," kata mantan panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu.
Untuk memastikan itu, Andika memerintahkan langsung Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menginventarisir seluruh kerugian akibat pengrusakan oleh lebih dari seratus personel TNI AD tersebut. Dudung diminta melapor langsung kepada KSAD total kerugian masyarakat dan Polri.
"Jumlah itulah yang nantinya akan dibebankan kepada semua pelaku yang terlibat, apapun perannya," tegas Andika.
KSAD tidak ingin mereka hanya meminta maaf. Terhadap siapapun yang terlibat, Andika menekankan mereka harus mengaku. Bila tidak mengakui perbuatan masing-masing, sanksi yang diberikan berlapis. Apalagi sampai berusaha bohong atau menghilangkan alat bukti.
"Akan kami tambahkan pasal yang masuk dalam kategori obstruction of justice," kata dia.
Bagi Andika, perbuatan para pelaku sangat fatal. Sebab, bukan hanya merusak secara fisik, perbuatan mereka dinilai berbuntut panjang.
"Banyak nasib orang yang kemudian terpengaruh oleh tindakan-tindakan mereka," imbuhnya.
Tindakan yang dimaksud adalah aksi perusakan terhadap sumber-sumber mata pencaharian masyarakat. Dari laporan yang diterima Jawa Pos (JPG), ratusan prajurit TNI yang mengamuk tidak hanya merusak Polsek Pasar Rebo dan Polsek Ciracas. Mereka juga merusak warung milik warga. Insiden yang terjadi Sabtu dini hari (29/8) tersebut bermula dari keterangan palsu Prada Muhammad Ilham. Ilham mengaku telah dikeroyok oleh sekelompok orang di Arundina, Cibubur, Jakarta Timur pada Jumat (28/8). Melalui grup WhatsApp Tamtama 2017, Ilham menyampaikan pesan tersebut. Setelah dicari tahu, Ilham tidak dikeroyok. Dia mengalami kecelakaan tunggal.
Namun apa dikata, informasi yang disebar Ilham kadung menyulut emosi rekan-rekannya. Upaya Kodim 0505/Jakarta Timur meredam amukan para prajurit yang sudah naik pitam tidak digubris. Mereka malah beraksi dengan menyerbu masyarakat. Merampas minuman dan makanan dari warung, lalu merusak kendaraan di jalan yang mereka lewati, sampai merusak dan membakar kantor Polsek Ciracas berikut aset milik Polri di sana.
Terpisah, kantor Polsek Pasar Rebo juga dilempari batu. Belakangan diketahui bahwa pelempar batu adalah personel TNI. Tidak heran, Andika begitu geram. Dia bahkan menunjukkan nomor telepon Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) Letjen TNI Wijanarko dan Kolonel Cpm Yogaswara yang bertugas sebagai penyidik lapangan dalam penanganan kasus tersebut.
Kepada siapapun yang mengetahui rangkaian kejadian Jumat dan Sabtu lalu, Andika meminta mereka melapor. Sampai kemarin, sudah 12 personel TNI diperiksa Polisi Militer Kodam Jaya. Termasuk di antaranya Prada Ilham.
"Tetapi ada 19 orang lagi yang sudah ada indikasi dan saat ini sedang dalam proses pemanggilan. Sehingga total personel TNI yang sudah dan akan diperiksa sebanyak 31 orang," kata Andika.
Andika memastikan, Puspomad akan terus mengembangkan penyelidikan. Mereka juga dikawal oleh Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI. Pengembangan dilakukan lantaran dia juga sudah menerima laporan jumlah anggota TNI AD yang muncul saat perusakan terjadi.
"Karena begitu banyak sebetulnya yang ada pada saat malam kejadian. Sebanyak 31 personel matra darat yang sudah diperiksa hanya awalan," imbuhnya.
Dari mereka pendalaman akan dilakukan oleh TNI AD bersama Mabes TNI. "Lebih baik kami kehilangan 31 atau berapapun prajurit yang terlibat, apapun perannya, dari pada nama TNI AD akan terus rusak oleh tingkah laku tidak bertanggung jawab," tegas Andika.
Dia juga meminta maaf kepada semua pihak yang dirugikan. "Baik dari masyarakat sipil maupun anggota Polri yang tidak tahu apa-apa," tambahnya.
Lebih lanjut, Andika menyebut, aksi ratusan prajuritnya itu sama sekali tidak terkait dengan sinergitas TNI dengan Polri. Menurut dia, sinergi antara TNI dengan Polri sudah sangat baik.
"Kerja sama kami dengan Polri nggak perlu diragukan lagi," kata dia. Menurutnya, para pelaku adalah oknum personel TNI AD yang tidak memiliki hati. Sehingga dengan tega merusak tempat-tempat usaha dan kantor milik Polri.
Selain KSAD, kemarin Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang tengah dalam tugas luar kota bersama Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis turut buka suara. Kepada panglima Kodam Jaya, Hadi meminta mendalami insiden yang terjadi di Ciracas dan Pasar Rebo.
"Fakta dari keterangan saksi dan rekaman CCTV bahwa luka yang ada dialami oleh prajurit TNI bukan karena pengeroyokan orang tak dikenal tapi akibat kecelakaan tunggal," beber Hadi di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.
Belum diketahui pasti mengapa Prada Ilham menyebar informasi bohong kepada rekan-rekannya. Itu menjadi salah satu materi yang tengah didalami oleh TNI AD dan Mabes TNI. Dari 12 orang yang sudah diperiksa, lanjut Hadi, sudah ada yang mengaku merusak.
"Tiga orang sudah mengakui melakukan perusakan sepeda motor dan kendaraan," kata Hadi. Dia memastikan semua yang terlibat diusut tuntas.(syn/jpg)