JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Industri kendaraan bermotor roda dua tahun ini hanya mampu mencatatkan pertumbuhan tipis. Yakni, sekitar 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tipis tersebut dianggap masih cukup positif mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang juga tak stabil. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) juga memprediksikan pertumbuhan yang sama pada tahun depan.
Sepanjang November 2019, AISI mencatat penjualan sepeda motor 547.684 unit. Untuk Oktober 2019, penjualan motor mampu mencapai 597.979 unit. Penjualan November tersebut juga turun 8 persen dibanding November 2018, yakni 597.366 unit. Sementara itu, kinerja ekspor roda dua Indonesia selama November 2019 juga melambat. Ekspor motor tercatat mencapai 67.858 unit atau turun 17 persen dibanding bulan sebelumnya.
Meski demikian, pasar roda dua di domestik secara kumulatif Januari-November 2019 masih mengalami pertumbuhan 2,28 persen dibanding periode sebelumnya. Yakni, dari 5.929.930 unit menjadi 6.065.314 unit. Begitu pula dengan capaian ekspor, naik sekitar 30 persen dari 574.555 unit menjadi 750.183 unit.
"Mudah-mudahan hingga akhir tahun capaian tersebut bisa mencapai target, khususnya untuk ekspor. Yaitu, kontribusi ekspor 10 persen dari total penjualan sepeda motor. Kalau untuk domestik, perkiraan pertumbuhannya sekitar 1–2 persen. Kita akan terus jaga capaian ini," ujar Ketua Bidang Komersil AISI Sigit Kumala kemarin (29/12).
Me-review capaian tahun ini, Sigit menyebut harga komoditas masih cukup baik pada semester I 2019. Di awal tahun, belanja pemerintah juga masih bagus untuk mendanai beberapa proyek yang memengaruhi penjualan sepeda motor. Misalnya proyek infrastruktur untuk mencapai daerah sehingga memberikan dampak pada pembelian sepeda motor di daerah.
Para pelaku industri otomotif roda dua memprediksi penjualan sepeda motor pada 2020 belum akan mengalami pertumbuhan. Hal itu terjadi karena belum stabilnya kondisi ekonomi di Indonesia. "Saya rasa pasar secara keseluruhan masih stagnan. Faktornya karena belum stabilnya kondisi ekonomi makro dan mikro tahun depan," tambah Sigit.
Sigit menjelaskan, tahun depan penjualan motor diberatkan dengan beberapa tarif kebijakan yang naik. Misalnya BPJS Kesehatan, pajak, listrik, serta cukai rokok. Mengenai kaitan dengan cukai rokok, Sigit melihat 35 persen pembeli motor yang tercatat adalah perokok aktif. Karena itu, ketika cukai rokok naik, masyarakat akan merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kebutuhannya.
Sementara itu, sebagai pemimpin pasar roda dua, Astra Honda Motor (AHM) juga memprediksi pasar akan cenderung stabil. "Untuk kondisi 2020, kita sejalan dengan AISI bahwa pasar akan stabil seperti tahun ini," ujar Marketing Director AHM Thomas Wijaya. AHM masih menjadi pemimpin pasar dengan market share mencapai 76 persen. Disusul Yamaha Indonesia dengan market share 21 persen.(agf/c17/oki/jpg)