1 ORANG HILANG, 1 TEWAS

Banjir, Padang-Painan Lumpuh

Nasional | Senin, 30 Desember 2013 - 09:10 WIB

PAINAN (RP) - Tingginya curah hujan sejak Sabtu (28/12) hingga Ahad (29/12) sore menyebabkan sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar dilanda banjir dan longsor.

Banjir terparah terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Satu orang warga bernama Kelvin (13) di Kampung Anakan, Nagari Koto Nanduo, Kecamatan Batangkapas dilaporkan hanyut, Ahad (29/12) pukul 02.00 WIB.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hingga malam tadi, upaya pencarian masih dilakukan. Tim SAR juga mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Ada delapan dari sembilan nagari diterjang banjir di kecamatan itu.  

Delapan nagari itu Nagari Tuyiak, Sungai Nyalo, Tigo Sakato, IV Koto Mudiak, IV Koto Hilia, Koto Nanduo, Koto Nantigo dan  Taluak Tigo Sakato. Hanya Nagari Taratak Tampatiah yang tidak terkena banjir. Hingga malam tadi, Tim SAR berjibaku mengevakuasi warga. Ratusan rumah dan lahan pertanian terendam.

Di Kecamatan Koto XI Tarusan, banjir menutupi ruas jalan provinsi, tepatnya di Jongah Kenagarian Duku, Jembatan Duo Duku, Simpang Pondok Batu, dan Kampung Labuah Batu Hampa Selatan.

Camat Koto XI Tarusan, Adi Susilo 12 menjelaskan, hujan deras mengakibatkan Batang Tarusan meluap. Sepanjang 1,5 km jalan provinsi di jembatan Duoduku tergenang banjir setinggi dada orang dewasa. Akibatnya, arus transportasi Padang-Painan lumpuh. Ratusan kendaraan dari dua arah terjebak banjir sejak pukul 09.00 WIB.

Di Kecamatan Bayang, ratusan rumah warga juga terendam. Enam rumah di antaranya terancam terban masuk Batang Bayang.

Satu unit di antaranya milik Ali Amran (60), terjun separuh ke sungai di Kampung Lubuk Gambia, Nagari Kapelgam, Kecamatan Bayang.

Beruntung Ali Amran bersama istrinya Ida (55) dan empat anaknya berhasil dievakuasi. Dua orang warga yang melakukan pertolongan terluka akibat tertimpa kayu bangunan rumah korban yang rubuh.

Di Kampung Laban Nagari Salido Kecamatan IV Jurai, seluas 30 hektare lahan terendam banjir dan dipastikan gagal panen (puso).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Doni Gusrizal mengakui terdapat enam kecamatan terparah terendam banjir.

”Di Pessel terdapat enam kecamatan yang terparah direndam banjir. Enam kecamatan itu adalah Koto XI Tarusan, Bayang, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, dan Ranah Pesisir.

BPBD dan Basarnas Padang melakukan upaya penyelamatan pada enam kecamatan terparah ini.

”Curah hujan yang tinggi selama dua hari ini membuat terjadinya banjir dan longsor. Longsor terjadi kawasan Silaiang. Longsor menutup jalan nasional dan membuat akses Padang-Pekanbaru tertutup selama 3,5 jam,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Eliyusman.

Selain itu, di Padangpariaman dan Pesisir Selatan juga terjadi banjir. Informasi yang diterima Pusdalop Sumbar dari BPBD Pessel, ada rumah yang hanyut akibat banjir di Bayang Koto Barapak dan 4 rumah  rusak berat dan puluhan rumah terendam. Sedangkan di Batang Kuranji juga sudah terlihat peningkatan debet air. Jika, hujan terus terjadi, dikhawatirkan akan terjadi banjir bandang.

Di Kecamatan IV Nagari, banjir  melanda Jorong Gantiang, Kenagari Sitanang. Jorong yang selalu menjadi langganan banjir itu, terendam akibat meluapnya Batang Sitanang, sehingga menyebabkan  puluhan rumah warga tergenang air. Banjir tersebut tidak terlalu tinggi sehingga warga tidak mengungsi dan masih bertahan di rumah masing-masing.

Selain itu, banjir juga terjadi di Kecamatan Lubuak Basung, tepatnya di Jorong Pasa Durian, Nagari Manggopoh. Sedikitnya  49 unit rumah warga terendam banjir akibat luapan Batang Antokan. ”Di Lubuak Lansek ada 16 rumah, di Lubuak Panji 21 rumah dan di Darojo 12 rumah.”  ujar Ridwan , Wali Nagari Manggopoh. Ia menambahkan bahwa  ketinggian air di kawasan tersebut mencapai setengah meter namun masyarakat masih bertahan di rumah masing-masing.

1 Bayi Tewas, Jalan Sumbar-Riau Berangsur Lancar

Sementara itu, seorang bayi berusia satu tahun dilaporkan tewas, beberapa jam setelah banjir besar merendam Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Sabtu (28/12) lalu. Sementara arus tranportasi darat penghubung Sumbar-Riau yang sempat lumpuh selama 10 jam akibat banjir tersebut, Ahad (29/12)berangsur lancar.

Kapolres Limapuluh Kota AKBP Cucuk Trihono kepada RPG menyebutkan, bayi yang tewas setelah banjir merendam Kecamatan Pangkalan Koto Baru, diketahui bernama Dea. Ia merupakan putri satu-satunya yang dimiliki oleh pasangan suami-istri Yunus (50), dan Eli Tando (49), warga Jorong Pondokbatu, Nagari Pangkalan.

”Bayi ini memang meninggal dunia setelah banjir terjadi di Nagari Pangkalan. Tapi ia meninggal bukan karena terendam banjir, melainkan karena terendam air hujan yang turun selepas banjir, ”kata AKBP Cucuk Trihono didampingi Kasubag Humas Polres Limapuluh Kota Iptu Hikmah SKom, Ahad (29/12) siang.

Kapolres mengatakan, saat banjir terjadi di Nagari Pangkalan, Sabtu (28/12) lalu, hanya dua jorong yang direndam oleh luapan arus Batang Manggilang.

Yakni Jorong Sopang dan Jorong Pauah Anok. Sedangkan Jorong Pondokbatu, tempat bayi Dea ditemukan tewas,  sebenarnya tidak ikut terimbas banjir.

”Hanya saja, pada Sabtu sore, Jorong Pondokbatu ini diguyur hujan  deras, sehingga membuat air hujan menggenangi halaman rumah orang tua bayi Dea. Saat itulah, bayi Dea yang lepas dari pantauan orang tuanya, merangkak keluar rumah, hingga terendam genangan air,” kata AKBP Rubintoro Suhada.

Terkait dengan banjir yang terjadi di Jorong Sopang dan Joron Pauah Anok, Nagari Pangkalan pada Sabtu lalu, dilaporkan Kapolres, sudah  surut 100 persen.

Walau demikian, arus debit air Batang Manggilang yang menyebabkan terjadinya banjir tersebut, diakui masih sangat besar. Curah hujan di kawasan Pangkalan juga masih cukup tinggi.

”Kita berharap, dalam beberapa hari ini, hujan tidak turun terlalu deras di wilayah Pangkalan, sehingga banjir susulan tidak terjadi. Rumah penduduk, bisa selamat dari genangan air. Dan jalan negara Sumbar-Riau, tidak lumpuh lagi, seperti Sabtu lalu itu,” kata AKBP Cucuk Trihono yang mengerahkan anggotanya untuk tetap bersiaga di Pangkalan.

Sementara, terkait dengan 8 titik longsor yang terjadi di Nagari Manggilang dan menghantam badan jalan Sumbar-Riau pada Sabtu lalu, disebutkan Kapolres, sudah dibersihkan oleh masyarakat bersama BPBD, Tagana, Polri dan TNI. Walaupun demikian, pengemudi di jalur Sumbar-Riau diminta tetap waspada, karena tidak tertup terjadi longsor susulan di 8 titik tersebut, bila curah hujan masih tinggi.

”Selain di 8 titik tersebut, ada sejumlah titik rawan longsor di kawasan Huluaia, Harau, dan Rimbodata Pangkalan, yang juga harus diwasapdai oleh pengemudi di Jalan Negara Sumbar-Riau. Pesan kita, kalau curah hujan terlalu tinggi, sebaiknya tidak usah berjalan malam hari, ” kata AKBP Cucuk Trihono didampingi Iptu Hikmah.

Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, masih melakukan pendataan dan melakukan pendataan, akibat banjir yang merendam dua jorong di Nagari Pangkalan, serta longsor yang menerjang 8 titik tebing jalan Sumbar-Riau di Nagari Mangilang.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook