Longsor di Simalungun, Rute Mudik Pekanbaru-Siantar Tambah 45 Km

Nasional | Senin, 30 Desember 2013 - 07:15 WIB

Longsor di Simalungun, Rute Mudik Pekanbaru-Siantar Tambah 45 Km
Jembatan di Jalan besar Serapuh yang amblas baru-baru ini.(Foto: Eko)

RIAUPOS.CO – Dampak longsor di Kabupaten Simalungun yang menghanyutkan tiga jembatan, mengakibatkan arus mudik jurusan Siantar-Pekanbaru bertambah sekitar 45 kilomter. Pasalnya, dua jembatan utama dan satu jembatan jalur alternatif amblas di hantam banjir.

Dua jembatan jalur umum dimaksud, jembatan Jalinsum Siantar-Perdagangan kilometer 20 tepatnya di sekitar PT Sipef dan jembatan di Jalinsum Siantar-Tanah Jawa tepatnya di lokasi pembibitan kelapa sawit Marihat.

Sementara jembatan alternatif yang selama ini menjadi jalur utama bus luar kota terdapat di Jalan Besar Nagori Serapuh, Kecamatan Gunung Malela, dan jembatan itu juga terbawa arus air saat hujan lebat pekan lalu.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jalur satu-satunya yang dapat di lintasi bus antar kota antar provinsi, seperti Bus PMH, PMS, Karya Agung, Betaham dan lainnya terpaksa mengambil jalur alternatif melewati Kota Serbelawan dan tembus sampai ke Kerasaan, Kecamatan Pematang Bandar. Melintas dari jalur ini, pengemudi memakan waktu kurang lebih 1 sampai 1,5 jam, karena jarak tempuh bertambah sekitar 45 kilometer dan sebagian jalan berlubang, khusunya untuk daerah Bah Gunung, Kecamatan Bandar Huluan.

Rute yang dilewati bus-bus tersebut, antara lain dari Jalinsum Siantar-Medan, sampai Simpang Dolok Melangir masuk Kota Serbelawan. Sebelum sampai ke Serbelawan, terdapat simpang menuju PT Bridgestone, di sana pengemudi harus mengabil simpang ke arah kiri.

Sampai Serbelawan lurus tiba di Laras, kemudian di pertigaan Bahapal, tetap lurus mengarah ke Bandar Huluan. Setelah melewati Nagori Bah Gunung, kembali ditemukan simpang tiga yang bernama titi besi, dari simpang tersebut mengambil jalur kanan agar tiba di Simpang Kerasaan.
Semua arus mudik yang melebihi kapasitas dua ton harus mengambil jalur tersebut, di mana jembatan alternatif di Jalan Besar Serapuh yang baru diperbaiki hanya mampu menampung muatan maksimal dua ton.

M Sitorus salah salah satu supir bus Intra ketika wawancara METRO, Sabtu (28/12) mengatakan, jalur alternatif yang disiapkan tak banyak dilalui kendaraan pemudik. Hanya warga lokal yang memanfaatkannya secara maksimal.

Hal ini diduga minimnya sarana dan prasarana jalan, seperti rambu penunjuk arah. Tujuanya agar mempermudah pemudik sampai ke tujuan tanpa tersesat. “Tidak ada kemacetan untuk jalur alternatif yang satu ini, itu menunjukkan minimnya penyelanggaraan mudik disebabkan rambu lalu lintas,” katanya.

Sitorus menambahkan, dengan bencana alam yang menghayutkan tiga jembatan sekaligus itu menambah operasional angkutan khusunya untuk bahan bakar minyak. Di mana untuk menempuh jarak jalur alternatif sejauh 45 kilomter itu mereka menghabiskan bahan bakar 7 samai 10 liter, bahkan bisa lebih karena medan dilalui masih banyak lubang. (end/pm/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook