PADANG (RP) - Enam orang anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Andalas (Unand) terseret air bah Sungai Janiah, Patamuan Batubusuk, Kecamatan Pauh, Sabtu (28/9) petang.
Lima di antaranya ditemukan telah meninggal dunia, sementara satu korban lagi yakni Aidil Akbar Walsya (Akuntansi BP 2011) sampai malam tadi masih dilakukan upaya pencarian.
Ahad (29/9) pagi, ditemukan tiga korban meninggal dunia, yakni Risky Tega (D III Ekonomi BP 2010), Deni Linardo (Agro Teknologi Pertanian BP 2010), Veglan Rizki (Ekonomi BP 2012).
Sebelumnya, Sabtu (28/9) malam, dua korban tewas ditemukan, yakni Elin Florita (Teknologi Pertanian BP 2012) dan Artika Caspela (Psikologi BP 2011).
Sementara korban selamat adalah Ivo Nurdio Putra dan Meta Rama Rita. Kemarin pencarian dihentikan hingga pukul 18.30 WIB, karena cuaca buruk. ”Akan kami lanjutkan besok pagi (hari ini, red),” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Damkar Kota Padang, Budhi Erwanto di Batubusuk, Ahad (29/9).
Pencarian akan diperlebar mengarah ke laut dan Muaro Ulakkarang, ”Peluang untuk menemukan korban lebih besar di arah laut dan Muaro Ulakkarang, karena aliran air cukup deras karena hujan. Diperkirakan telah hanyut ke arah laut. Namun pencarian di Batubusuk dan Gunung Nago, tetap kita lanjutkan. Kami sangat terbantu dengan partisipasi masyarakat,” tambah Budhi didampingi Kasi Observasi Badan SAR Padang, Juanda.
Pencarian melibatkan 500 personel dari BPBD Damkar Padang, Badan SAR Nasional Kota Padang, TNI, kepolisian, Mapala dari berbagai kampus dan masyarakat. Pencarian dilakukan dengan perahu karet menyisir aliran Sungai Batubusuk, Gunung Nago, Kuranji dan Muaro Ulakkarang.
Sebelumnya, enam orang anggota Mapala Unand, Sabtu (28/09) pukul 18.00 WIB terseret air bah di Sungai Padang Janiah, Batu Busuk.
Enam orang ini merupakan bagian dari 8 orang anggota Mapala Unand yang sedang melakukan kegiatan survei jalur pendidikan dasar Mapala Unand di daerah tersebut. Dua lainnya selamat dari terjangan air bah karena masih berada di tepi sungai saat air datang.
Ivo, anggota Mapala yang selamat menuturkan, peristiwa itu terjadi saat mereka menyeberangi Sungai Padang Janiah, usai melakukan survei, Sabtu (28/9) petang.
Saat menyeberang, air bah datang tiba tiba, enam orang yang berada sekitar 1 meter dari tepi sungai, tersapu ketika hendak menyeberang.
“Padahal kami sudah menunggu di sisi sungai lebih dari satu jam untuk beristirahat sebelum menyeberang, saat air dilihat bisa diseberangi, maka kami memutuskan untuk menyeberang, naas, baru satu meter menyeberang, air bah datang dan membawa 6 orang anggota Mapala Unand,” jelas Ivo.
Ivo menjelaskan, secara tiba-tiba, gemuruh air yang amat deras mengaung. Tidak lama berselang, air datang dan menyapu korban ke arah bendungan Patamuan. “Saya tarik Meta, dan berlari ke tepi,” ujarnya.
Air yang menghantam datang bergulung sambil menyeret batu besar. Tidak hanya itu, ada beberapa material kayu bekas longsor. “Lebar sungai sekitar 8 meter. Teman-teman sudah di tengah, berjarak sekitar empat meter lagi sudah sampai di seberang,” ulas Ivo didampingi Meta. Paman Aidil, Reka sangat berharap Aidil ditemukan.
”Tolong kami,” kata Reka di posko pencarian korban, Batu Busuak, Ahad (29/9) siang. Sambil meneteskan air mata, Reka mengatakan pihak keluarga sebetulnya sudah mengikhlaskan. Namun keluarga tetap berharap bisa mengetahui jasad korban.
Sama halnya jasad Elin dan Artika, jasad Risky Tega juga ditemukan di Batu Busuak, tidak jauh dari lokasi hanyut. Sementara jasad Deni Linardo dan Veglan Rizki ditemukan di Muaro Aia Tawa.
”Kita berdoa, semoga Aidil bisa ditemukan,” kata Aldian. Di lokasi Muaro Air Tawar, yang merupakan salah satu posko utama pencarian korban juga sudah disiagakan satu unit perahu karet, jaket pelampung, dan dua unit ambulan. (ade)