Pasar Muaralabuh Terancam Hanyut

Nasional | Kamis, 30 Agustus 2012 - 08:29 WIB

PADANG (RP) - Ancaman banjir mengintai kawasan pasar terbesar di Solok Selatan, Pasar Muaralabuh.

Pasalnya, pengaman tebing sungai yang berjarak 100 meter dari pasar,  sudah tiga hari terakhir rubuh. Bila hujan turun dengan intensitas tinggi, aliran Batang Suliti siap menghantam kawasan tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pantauan RPG, beton pengaman tebing sungai ambruk se­panjang 25 meter. Lokasinya, persis di belakang los ayam.

Akibatnya, abrasi mulai mengikis tebing yang jebol itu, dan bibir sungai hilang. Bila abrasi makin merajalela, tidak tertutup kemungkinan air sungai akan terus menerjang kawasan pasar.

Sekadar diketahui, bangunan pengaman tebing itu, merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) pusat, pada anggaran 2011. Akan tetapi, sayangnya masa pemeliharaan telah berakhir pada Juli 2012.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BP­BD) Solok Selatan, Hamudis usai melakukan monitoring ke lokasi, mengungkapkan bahwa peristiwa jebolnya pengaman tebing sungai itu ditengarai karena maraknya aktivitas tambang galian C.

Meski telah diingatkan berulangkali oleh pihak nagari, kecamatan, maupun Pemkab, namun kegiatan mengeruk pasir dari bibir sungai masih tak terbendung.

Diduga, penambang mengambil pasir pada bagian dasar (di bawah pondasi) beton pengaman tebing, secara berlebihan. Sehingga dinding beton tersebut rubuh.

Dugaan ini semakin diperkuat dengan arah rubuhnya, yang terempas ke tengah sungai. Akibat kejadian itu, kerugian dikalkulasikan mencapai Rp350 juta.

‘’Kejadiannya Minggu malam. Senin paginya, kita diberi tahu oleh pemerintah nagari setempat. Kita khawatir, kalau Batang Suliti meluap, dengan mudah kawasan pasar akan terendam banjir lagi,” ujar Hamudis usai melakukan pemantauan di kawasan sungai yang terletak di Kampungpalak, Nagari Pasir Talang Selatan Kecamatan Sungaipagu.

Tidak tanggung-tanggung, aktivitas tambang galian C itu menggunakan peralatan berupa dompeng, untuk menyedot pasir. Tepat di bawah runtuhan itu, terlihat mesin dompeng milik penambang juga ikut tertimbun.  

Hasil pantauan tim BPBD Solsel bersama bupati, terlihat di sepanjang aliran Batang Suliti di Kampungpalak hingga ke Sigintir, tambang galian C cukup ramai.

Pemkab Solok Selatan prihatin, kalau keadaan tersebut terus berlanjut. Sisi lain, Pemkab mengaku cukup mahfum dengan kondisi ekonomi sebagian masyarakat yang bergantung pada sungai tersebut.

Akan tetapi, diharapkan dalam beraktivitas, jangan sampai mengundang bencana.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengimbau kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama menjaga bangunan milik pemerintah, yang diperuntukkan semata-mata demi kemaslahatan masyarakat banyak.

Jangan hanya demi kepentingan dan keuntungan sesaat, tapi dampaknya jauh lebih besar merugikan.

Seiring dengan hampir kelarnya peraturan daerah  retribusi, di­harapkan aktivitas tambang galian C akan menjadi tertib. Lebih jauh Hamudis menegaskan, pihaknya sedang mempersiapkan surat ke Kapolres Solok Selatan, untuk melakukan penertiban, bila ada tindakan melawan hukum.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook